SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Gerd Adalah Sakit Yang Memeras Energi

Bismillahirrahmanirrahiim...

Sahabat Niniek SS yang belum sembuh...

Bagaimana kabarnya ? Ramadhan yang kita cintai telah berlalu..Apakah kalian bisa puasa ? Tentu ada yang bisa dan ada yang tak bisa puasa ya ? Bersyukurlah kalian yang tahun ini sudah bisa merasakan nikmatnya puasa, setelah bertahun tahun yang lalu lewat terus karena kalian masih sakit.

Saya sangat bersyukur, mendengar laporan kalian dari mana-mana, bahwa tahun ini kalian sudah bisa berpuasa Ramadhan lagi. Meskipun hanya bisa untuk beberapa hari. Ada yang bisa hingga 20 hari lalu maagnya kambuh. Ada yang lagi mencoba puasa 1 minggu, lambungnya tak kuat lagi untuk melanjutkan. Bahkan ada yang baru puasa 2 hari benar-benar tak kuat untuk puasa lagi.

Tak apa. Tapi ini sudah luaar biasa ! Bisa berpuasa kembali ! Berarti kalian telah mengalami kemajuan kesembuhan. Karena biasanya, yang maag kronis, boro-boro untuk puasa sehari full, jika sudah lapar lalu terlambat 3 menit saja menunggu siapnya makanan lambung sudah tak karuan rasanya. Mana yang perih kaya diiris – iris. Mana yang lalu lemas gemetaran, keringat dingin keluar, rasanya benar-benar kaya mau pingsan.

Mata saya bisa berkaca-kaca, bahkan air bening lalu mengaliri pipi saya, setiap kali membaca WA dari kalian, atau kalian telp langsung, atau sms :”Bund, alhamdulillah saya sudah bisa puasa Bunda. Alhamdulillah sudah berjalan 7 hari. Siang seharian sih tak apa-apa sama sekali Bund. Tapi masya Allah Bund...begitu minum tegukan pertama saat berbuka, rasanya tak karuan Bund, kaya mau pingsan..Padahal saya sudah turuti anjuran Bunda untuk minum air madu yang hangat kuku sedikit demi sedikit, teguk demi teguk...eh ternyata masih tak karuan juga ya Bund rasa tubuh ketika berbuka ?..”

Lalu lanjut kalian :”Saya langsung tiduran Bund karena tak kuat menahan rasa tubuh yang lemas, gemetar tak karuan. Namun subhanallah, rasa tak karuan itu hanya sebentar banget, tak ada 5 menit. Saya lalu bangun, makan agar-agar yang saya buat dengan sedikit gula. Satu atau dua potong..lalu buru-buru sholat maghrib perlahan-lahan...Setelah itu saya baru makan nasi lembek 1 centong tak penuh, dengan potongan besar labu siam yang direbus, serta 1 butir telur ayam kampung yang direbus setengah matang seperti nasehat Bunda..

Alhamdulillah, hari pertama saya bisa puasa dengan selamat. Dan hari-hari berikutnya, alhamdulillah saya terus berusaha untuk puasa lagi, dan puasa lagi, meski jika berbuka harus berjuang menahan rasa lemas dan perih uluhati...Hanya sayang, saya belum bisa ikut sholat taraweh berjamaah di masjid Bund, karena sholatnya cepat sekali, jantung saya masih sering berdebar kencang, sehingga saya sering panik, tak bisa konsentrasi.Ya sudahlah saya taraweh sendiri dirumah, pelan pelan Bund he he..”. Kalian seperti anak kecil melaporkan kegiatan kalian puasa Ramadhan. Subhanallah. Allah Hu Akbar.

Jika sedang seperti ini, sepertinya saya melihat wajah Allah tersenyum, menyaksikan rasa syukur saya, dan kebahagiaan yang membuncah dihati teman-teman maag yang sudah bisa berpuasa Ramadhan lagi. Tiada kebahagiaan yang lebih besar, daripada melihat kenyataan bahwa perjuangan kita menggapai sebuah kebaikan diridhoi oleh Allah SWT.

GERD Adalah Sakit Yang Memeras Energi...

Benar kan ? Siapa bilang sakit maag kronis atau Gerd adalah sakit yang sepele ? 

Itu mah benar, kalau lagi awal-awalnya. Itu loh, pas mual dan pusing doang. Pas pusing dan kaya masuk angin. Pas malas makan. Gak ada nafsu makan. Nah itu sih belom ada apa-apanya Broo !

Ini nih penderitaan yang sebenarnya, bikin pusing tujuh keliling. Menghabiskan uang. Menghabiskan energi dan perhatian. Menghabiskan waktu untuk berupaya mencari kesembuhan.

-    Menghabiskan energi untuk merasakan rasa sakit

Awalnya sih hanya perut perih jika telat makan...Nanti setelah makan, beres sudah problemnya. Tenang lagi perutnya. Eh lama-lama kok timbul begah, nyesek diuluhati, sering sendawa? Nah ini nih, awal penderitaan.

Kalau sudah begini biasanya akan menjadi langganan dokter, bolak-balik ke dokter, hingga berbulan-bulan tak kunjung sembuh juga. Bahkan sekarang jantung sering berdebar kencang. Malam susah tidur. Nafas sesak.

Kemarin-kemarin masih bisa ngantor atau masuk kerja. Hari ini badan kok mulai gak enak betul. Badan kalau dipegang biasa saja, tapi dada dan perut rasanya panas seperti terbakar.  Terkadang badan dipegang hanya anget, tapi tubuh menggigil kedinginan hingga perlu diselimutin..

Mulai deh makan ini salah, makan itu salah. Minum ini lambung perih, minum itu perut kembung. Hingga takut mau makan atau minum apa saja ! Bagaimana dong kalau sudah begini ?

Awalnya, masih bisa berangkat ngantor, tapi tengah hari terpaksa ijin pulang karena tak kuat lagi. Badan lemas, gemetar, keluar keringat dingin seperti mau pingsan, mata berkunang-kunang, Ya Allah kenapa ini ?

Sudah berobat kemana-mana. Ke berbagai dokter, tapi tak juga ada perkembangan. Bahkan sudah 3 x dirawat inap, dokter hanya mengatakan :”Asam lambung bapak tinggi, gak apa-apa pak, nanti minum obat juga sembuh. Hindari makan pedas dan berminyak ya ?”
Hanya itu yang dikatakan dokter, tak ada embel-embel lain.

Sekarang tak bisa masuk kantor lagi. Bahkan sudah berulang kali tak bisa ngantor. Boro-boro ngantor. Bangun dari tempat tidur saja rasanya berat sekali. Menahan lambung sakit, badan sempoyongan untuk berdiri. Kepala sangat berat dan kliyengan gak ketulungan !

Energi untuk merasakan sakit, jika sudah parah sangat terkuras..

Bayangkan dari ujung kaki hingga ubun-ubun kesakitan semua. Meskipun munculnya tidak bareng-bareng, bergantian, namun bertubi-tubi. Belum selesai kita mencerna ini keluhan apa, sudah muncul keluhan lain yang berbeda tempat dan rasanya..

Itulah makanya, kita sering menjadi buruk sangka, “Apakah saya kena guna-guna orang ? Lalu siapa ? Mengapa ?”. Pikiran kita jadi muter-muter tak berujung pangkal. Sangat membuat tubuh kian dropp. Dan keluhanpun makin banyak yang muncul.

-    Menghabiskan energi untuk memikirkan kesembuhan

Berbagai upaya kesembuhan sudah dilakukan. Dokter sudah ganti berpindah pindah. Shinsei sudah. Berbagai herbal canggih sudah. Rukyah sudah. Apapun nasehat orang sudah dijalani. Untuk minum ini minum itu, membuat ramuan ini membuat ramuan itu. Namun bukannya sembuh, malah rasanya sekarang muncul keluhan-keluhan lain yang sebelumnya tak pernah ada !

Lelah rasanya memikirkan upaya untuk kesembuhan. 

“Ya Allah...kemana lagi hamba harus berikhtiyar ? Berikanlah petunjuk kepada hamba. Ampunilah dosa hamba yang menyebabkan Engkau berikan sakit ini Ya Allah...” Begitulah saban-saban kita merintih kepada Allah SWT...

Namun sejatinya kalian tak benar-benar berupaya untuk memohon petunjuk. Kalian sangat tahu, bahwa mungkin kalian punya dosa kepada orangtua atau mertua, kepada suami atau isteri kalian, kepada anak-anak kalian, mungkin juga kepada adik atau kakak kalian, bahkan mungkin juga dosa kepada tetangga dan sanak famili kalian.

Tetapi kalian menutup hati kalian sendiri. “Ah untuk apa saya meminta maaf kepada mereka semua. Toh hal ini tak ada hubungannya dengan sakit yang saya alami. Dan jelas tak akan banyak menolong untuk kesembuhan saya. Lebih baik saya mencari uang untuk membeli obat yang paling bagus untuk sakit saya”. Begitulah mungkin cara berpikir kalian.

Jika kalian berpikir seperti itu sungguh sangat keliru..Mungkin suatu kali kalian pernah membentak ibu kalian, sehingga membuat luka dihati ibu kalian membekas dalam dan sangat sulit dihilangkan. Setiap beliau ingat kalian, yang teringat adalah luka hatinya ketika kalian bentak dulu kala, dan kalian sama sekali menganggap itu bukan suatu kesalahan besar, bukan suatu dosa kepada orang tua, dan kalian menganggap remeh hal itu, boro-boro meminta maaf kepada beliau, ibu kalian. Menyadari bahwa itu dosapun tidak !

Kesedihan yang menghunjam hati ibu kalian atas bentakan kalian dulu, setiap kali naik kelangit. Dan tanpa ibu kalian bermaksud mengadukannya kepada Allah, malaekat yang setiap saat nganglang jagad ( menutari alam semesta ) mendengar rintihan hati ibu kalian, dan menyampaikannya kepada Allah SWT. Apakah kalian tahu ?

Lalu, mungkin suatu saat pernah, adik kalian mau pinjam uang untuk bayar daftar ulang anaknya yang sekolah di SMA. Ini sangat darurat. Ia sudah mencari kemana-mana namun nihil hasilnya..Waktu sudah sangat mepet, sedangkan dirumahnya sama sekali tak ada barang berharga yang bisa dijualnya..Tiba-tiba ia ingat kepada kalian, kakaknya yang sangat berada. Tak mungkin rasanya kalian tak punya uang sekedar membantu pinjaman untuk daftar ulang anaknya yang hanya 2 juta.

Namun betapa kecewanya adik kalian, ketika dengan entengnya kalian berkilah :”Aku ada uang, tapi maaf aku juga ada keperluan lain yang harus aku tutup segera, cari yang lain saja ya dik ?”...Padahal, sejatinya, saat itu, kalian baru saja mendapat keuntungan penjualan tanah kalian berapa puluh juta rupiah...

Adik kalian menangis, sedih, hingga mengeluh..: “Ya Allah,  Ampunilah dosa hamba yang menyebabkan saya mengalami kesulitan ini. Tolonglah anak hamba Ya Allah..untuk keperluan daftar ulang..hamba yakin Engkau akan menolong hamba dengan cara yang Engkau Kehendaki..aamiin”..

Benar juga, Rupanya Allah tak tega untuk membiarkan hambanya yang saleh itu bersedih. Tak berapa lama sesudah adik kalian pulang dari rumah kalian dengan tangan hampa, datanglah teman lamanya yang kini telah sukses. Allah mengutus hambaNya yang lain untuk menolong adik kalian. Lama sekali mereka tak pernah bertemu. Ia bertanya kepada adik kalian :”Hai, ada apa, kok wajahmu mendung amat ?”...”Aah nggak apa-apa kok, aku lagi bingung aja, besuk pagi Andi anakku harus daftar ulang, eh sudah usaha kemana-mana belum ada juga” jawab adik kalian kepada temannya.

“Halah..sudah tak usah bingung, alhamdulillah, ini aku ada rejeki untuk sekedar membantu anakmu” kata teman adik kalian..sambil mengulurkan amplop yang berisi uang. “Sisanya biar untuk belanja isterimu, tak seberapa kok..”.

Adik kalian matanya berkaca-kaca, mulutnya bahkan tak mampu mengucapkan terima kasih kepada temannya. Tapi temannya sangat faham, air mata yang menggenang di pelupuk matanya lebih dari sekedar ucapan terima kasih kepadanya.

Saat itu adik kalian, ingat kepada kalian, dan terbersit dalam hatinya :”Ya Allah, mengapa kakak saya tidak mempunyai hati seperti temanku ini ?”...

Tahukah kalian, bahwa ketika hatinya menyebut asma Allah dengan kesedihan yang luar biasa, doa itu akan naik kelangit, dan disampaikan oleh para malaekat yang mengetahuinya. Dan kebakhilan kalian akan menjadi catatan buruk bagi kalian, yang akan berdampak dalam kehidupan kalian dimasa-masa yang akan datang.

Kini, harta kalian sudah menyusut secara perlahan, makin lama makin habis untuk berobat. Namun sakit kalian belum sembuh-sembuh juga. Siapakah sebenarnya yang bersalah dalam hal ini ? bukankah kalian sendiri ? Ketika kalian berlimpah dengan harta yang diberikan oleh Allah, kalian lupa, bahwa didalam harta kalian ada sebagian hak orang lain yang harus kalian keluarkan, termasuk hak adik kalian yang Allah titipkan kepada kalian. Adik kalian yang sedang sulit hidupnya. Namun mata hati kalian buta, dan telinga hati kalian tuli, sehingga kalian tak merasakan penderitaan orang-orang lain disekitar kalian, termasuk adik kalian. 

Kepada adik sendiri saja sikap kalian bakhil, apalagi kepada yang lain yang bukan sanak saudara kalian. Astaghfirullahaladziim...

Betapa besar energi yang terkuras untuk kalian memikirkan upaya kesembuhan ini. Oleh karena itu bertaubatlah. Bukan sekedar membuang uang untuk membeli obat !

-    Menghabiskan energi untuk mencari biaya pengobatan

Bagi yang mampu, biaya pengobatan tak menjadi masalah. Meskipun begitu, untuk pengobatan maag kronis dan GERD tetap membutuhkan biaya besar. Karena sangat sulitnya sembuh, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk berobat. Tentu memerlukan biaya banyak yang tak terhitung. Bahkan bisa menghabiskan rumah, mobil, deposito serta harta berharga yang dimiliki namun belum kunjung sembuh juga.

Bagaimana dengan kalian yang tak mampu ? 

Penghasilan kalian hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Itupun pas-pasan, terkadang sering kurang ? Tentu ketambahan dengan sakit kalian yang belum sembuh juga kalian makin bingung memikirkan biayanya untuk berobat.

Kalian sudah berupaya dengan minum air kunyit. Yang mudah didapat dan murah harganya. Minum daun lidah buaya yang kebetulan tinggal ambil di pekarangan sebelah rumah sudah. Minum madu yang beli di warung Bi Inah sudah. Namun sepertinya penyakit ini masih krasan ngendon ditubuh. Bahkan kian hari bertambah parah rasanya. Energi kalian sudah terkuras untuk memikirkan biaya beli obat untuk kesembuhan kalian. Tapi belum juga kalian sembuh. Lalu apalagi yang harus dilakukan ?

Kalian semua lupa. Bahwa ada Allah Yang Maha Kaya. Yang Maha Dahsyat. Yang Maha Pengasih. Yang Maha Penyayang. Yang Maha Pengampun. Terutama Yang Maha Menyembuhkan !

Yang kalian pikirkan hanya obat dan obat saja. Kalian benar-benar lupa, bahwa Yang Maha Menyembuhkan adalah Allah SWT. saja. Tanpa RidhoNya, mana mungkin kalian akan sembuh, meskipun segala daya upaya sudah kalian lakukan terus menerus..hingga kalian lelah.

Kembalilah kalian untuk mengingat Allah, agar kalian lekas sembuh. Dan tak perlu putus asa, bahwa sakit kalian tak akan sembuh. Sebab yang menyembuhkan bukanlah dokter, obat, atau apapun. Yang menyembuhkan adalah Allah SWT. semata !

-    Menghabiskan energi untuk memikirkan perawatan

Jika kalian sakit tak sembuh-sembuh, apalagi gerd yang sudah kemana-mana, sudah tentu kalian tak bisa merawat diri sendiri. Kalian tentu butuh bantuan orang lain. Entah untuk memasak makanan. Entah mengantar kerumah sakit untuk periksa. Entah membelikan obat ke apotik. Entah untuk mengurus pekerjaan rumah. Dan berbagai kebutuhan yang tak mungkin bisa kalian lakukan sendiri. Hal ini tentu menguras energi kalian untuk memikirkannya. Untuk itu kalian harus pandai-pandai mengatur semuanya. 

Nah, tapi bagaimana dong, orang sakit maag kronis dan Gerd kan tak boleh mikir berat ? Benar. Makanya kalian harus percaya kepada suami atau isteri kalian, untuk menghandle atau menangani masalah ini, bukan kalian yang mikir sendiri. Oke ?

Agar semua pekerjaan beres, tidak membuat kesal orang lain, maka kalian harus menghormati serta menghargai kepada orang yang kalian mintai pertolongan. Jangan mentang-mentang kalian bisa memberikan uang, maka kalian bisa bersikap semau gue. Karena uang bukanlah segalanya. Tidak semuanya bisa kalian beli dengan uang. Sikap menghormati dan menghargai orang lain ini sangat penting kita lakukan ketika kita sedang sakit, karena kita sangat membutuhkan bantuan orang lain.

Karena jika sikap kita kasar, arogan, sombong dan mentang-mentang, maka mereka tak akan mau lagi membantu kita dengan senang hati.

-    Menghabiskan energi untuk mendengarkan cemoohan dan gunjingan orang.

Ketika kita sakit lama tak sembuh-sembuh. Tentu banyak timbul suara-suara minir dari segala penjuru. Terutama dari orang-orang yang terdekat dengan kita. Dari keluarga sendiri terkadang mereka melontarkan kata-kata yang tak enak didengar telinga :”Sakit kok tak sembuh-sembuh. Mbok berobat yang bener”  atau “Sakit lagi, sakit lagi kapan sehatnya sih ?”, “Lha wong kamu nih makan tak pernah bener. Semua dipantang, gimana mau sehat ?”, “Bangun, kerja, jangan malas, orang kok kerjanya malas2an, kapan dapet duit ? makan doyan kok kerja malas”. Dan masih banyak lagi lontaran kata-kata yang tak enak didengar telinga.

Belum lagi suara dikantor :”Enak pak, situ sakit, semua kerjaan saya yang ngerjain !”. “Mundur dini aja pak, daripada di PHK”, “Pak, mbok datang ke orang pintar, sakit kok lama gak ada sembuhnya, siapa tahu ada orang yang jahil ?”, “Pak, rehat dirumah aja dulu pak, daripada kerja gak fokus” Dan berbagai suara-suara minir ditelinga.

Kita harus sabar menerima perlakuan seperti itu dari orang-orang disekitar kita yang memang mereka tak tahu apa yang sejatinya kita rasakan.  Jangan sakit hati yah ?

-    Menghabiskan energi untuk memikirkan dampak yang ditimbulkan

Dampak yang ditimbulkan oleh sakit maag kronis dan GERD parah yang kita derita, sungguh sangat kompleksnya. Dari masalah ekonomi jelas menyebabkan tekornya ekonomi karena banyak anggaran tak terduga untuk berobat. Dari soal pekerjaan, bisa menyebabkan kena PHK. Dari soal hubungan keluarga menjadi kurang harmonis bahkan bisa berdampak pada perceraian karena pasangann kita sudah jenuh mengurus kita yang sakit tak sembuh-sembuh.

Dampak sosial menjadikan kita tak bisa melakukan kegiatan kemasyarakatan seperti biasa, sehingga menimbulkan kita terkucil karena disangkanya kita sekarang tak peduli lagi dengan kegiatan sosial. Dampak terhadap pendidikan juga berimbas. Terutama bagi putra putri kita yang menjadi terhambat  biayanya karena sakit kita. Pengawasan terhadap keberlangsungan pendidikan putra putri kitapun menjadi banyak gangguan karena sakit kita.

Pokoknya sakit yang satu ini, maag kronis atau asam lambung ( GERD ), bisa menjadikan kehidupan kita terbengkelai, kacau balau, terpuruk, dan sangat menguras energi kita.

Oleh karena itu, sebelum terjadi, waspadai gejala maag, dan jangan disepelekan. Karena kalau sampai terjadi, bisa melumpuhkan kehidupan kita. Lebih baik menjaga daripada mengobati.

Demikian, semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Alhamdulillahirrabil’alamiin.

Purworejo, 27 Juni 2017

Salam Cepat Sembuh
Niniek SS
Labels: Akibat Sakit Maag, Interospeksi, Keluhan, Kiat-Kiat Sembuh, Kisahku

Thanks for reading Gerd Adalah Sakit Yang Memeras Energi. Please share...!

2 comments on Gerd Adalah Sakit Yang Memeras Energi

  1. Selamat malam Bu, saya sebulan ini sakit Gerd
    Sekarang sedang rutin berobat ke dokter spesialis dalam .
    Dimanakah saya bisa beli buku karya ibu untuk mempelajari semua tentang Gerd.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sudrajat 93

      Selamat pagi Mas Drajat, Maaf ibu baru bisa balas, karena pekerjaan yang tak bisa dielakkan. Untuk pemesanan buku, Mas Drajat bisa WA/SMS ke nomor 085.228.401.939 kirimkan : Nama + Alamat lengkap + Nomor Hp. Tuliskan "Pesan Buku". Harga 100.000 + Ongkir. Terima kasih.

      Salam,

      Hapus

Back To Top