SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Bagaimana Mengalahkan Diri Sendiri ?

Bismillahirrahmanirrahiim...

Sahabat Niniek SS yang sedang berjuang memperoleh kemenangan...

Bagaimana sih mengalahkan diri sendiri ?

Waduh keren amat topiknya kali ini ? Memangnya ada apa dengan topik ini ? Wooi sangat menarik untuk dibahas teman !  Meskipun Bu Niniek SS bukan seorang ustadzah, sebagai manusia yang ingin selalu meningkatkan diri menjadi manusia yang selalu lebih baik dari hari kemarin, tentu saya akan terus berupaya menggali-dan menggali apa-apa dari nilai kehidupan yang layak untuk diperbaiki. Iya kan ?

Banyak orang yang bangga dengan segala yang ia punyai. Popularitas. Kedudukan atau status sosial. Harta dan pangkat. Derajat dan nama baik..

Semuanya itu adalah hiasan dunia..yang boleh diharapkan namun tidak wajib untuk digapai. Itu menurut saya. Bagaimana menurut kalian ?

Dari yang tertulis semua, yang paling penting adalah nama baik. Nama baik akan selalu mengikuti kita, jika dalam hidup kita juga selalu berusaha berbuat baik..selalu berusaha untuk menghindari hal-hal yang buruk, yang jahat, yang nista dan maksiat !

Namun pada makom atau tingkatan ruhani tertentu seseorang, yang derajatnya sudah dekat sekali dengan Allah SWT, bahkan nama baikpun menjadi tak perlu lagi. Sebab yang diperlukannya, yang dibutuhkannya, yang diharap-harapkannya, semata hanyalah Ridho Allah saja. Lain tidak !

Yang diharapkannya hanyalah diakuinya oleh Allah dirinya sebagai hambaNya. Hamba yang patuh dan taat yang selalu menyenangkan, melegakan hati TuanNya sehingga TuanNya selalu Ridho kepadanya senantiasa.

Inilah hal yang selalu diimpi-impikan oleh seorang pencari jalan. Ia sudah tak membutuhkan atribut atau sebutan apapun di dunia. Ia sudah tak perduli lagi apakah ketika ia memberi sesuatu kepada seseorang akan mendapat ucapan terima kasih atau tidak. Ia sudah tak menggubris lagi ketika ia difitnah atau dihina atau dicemooh oleh orang lain. Karena itu semua menjadi tak penting lagi baginya.

Ia hanya akan sangat bersedih jika dirinya menjadi musabab terjadinya kekacauan pada kehidupan orang lain, menjadi musabab ruginya orang lain, menjadi musabab timbulnya kesusahan pada orang lain. Karena semua itu akan menghalangi jalannya mencapai kesempurnaan. Menghalangi turunnya ke- Ridhoan Allah SWT. kepada dirinya. 

Yang ia takuti bukan sekedar Firman2Nya yang nyata sudah tertulis didalam Al Qur’an. Namun hukum-hukum Allah yang tak tertulis yang justru lebih banyak terhampar didalam kehidupan.

Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah mengabdi seutuhnya kepada Yang Menciptakan dirinya, ialah Allah SWT. Mengabdi tanpa pamrih apapun kecuali RidhoNya..Mengabdi dengan penuh kecintaan dan kesetiaan melebihi apapun di dunia ini..

Sahabat Niniek SS yang saya kasihi semuanya...

Cinta kepada Allah sungguh membahagiakan. Karena takkan ada penghianatan. Tak ada ceritanya Allah menghianati manusia. Allah selalu setia akan janjiNya. Allah akan selalu menjaga hubungan baik kepada manusia, yang juga mau selalu menjaga serta menjalin silaturahmi kepadaNya. Allah adalah sosok yang tak mau merugikan manusia. Allah adalah sosok yang tak mau berhutang kepada manusia. Tatkala ada manusia yang mau berbuat baik atas perintahNya, maka Allahpun akan segera memberikan balasan yang sangat layak kepada manusia itu “pada saat yang tepat baginya”...

Karena Allah adalah pemilik segala, “Maha Kaya”, maka Allah mampu membahagiaakan kita yang terpilih menjadi KekasihNya dengan segala yang Allah punya, dengan apa yang DikehendakiNya untuk kekasihNya.

Seberapapun besarnya cinta isteri kepada suami, atau sebaliknya, masih bisa mengalami kekecewaan karena sifat manusia yang tak sempurna. Karena suatu godaan bisa saja suami atau isteri mengkhianati pasangan hidupnya, yang akhirnya melalaikan tanggungjawab kepada keluarganya. Saat seperti ini setan akan bersorak kegirangan atas kemenangannya. Ia mendapatkan anggota baru bagi sebuah kemaksiatan atas hasutannya.

Sahabat Niniek SS yang sedang berjuang meraih kemenangan...

Kemenangan atas apa, yang dimaksud disini ? Adalah kemenangan untuk mengalahkan diri sendiri.

Puasa Ramadhan adalah wahana mulia untuk seseorang melatih diri, bagaimana ia bisa mengalahkan dirinya sendiri untuk kembali menjadi fitrah sebagaimana azalinya ia diciptakan, menjadi suci kembali sebagaimana saat ia dilahirkan ke dunia.

Lalu hikmah apa yang bisa dipetik dari puasa Ramadhan ? Luar biasa banyak, hingga tak bisa dihitung !

-     Saatnya untuk belajar taat kepada Allah SWT.

Pada bulan puasa Ramadhan, yang biasanya sholatnya molor-molor, maka malu diri ini untuk sholat ntar lu ntar lu, entar dulu entar dulu..

Yang biasanya tak pernah sholat berjama’ah di masjid, maka di bulan Ramadhan ini sungkan kalau disamperin tetangga untuk jum’atan di masjid, tak berangkat. Atau disamperin untuk jama’ah sholat isya dan tarawih, tak berangkat. Akan kentara sekali keimanan seseorang pada bulan Ramadhan ini. Malu rasanya hati ini, di bulan Ramadhan tak mengikuti kegiatan bulan Ramadhan. “Orang Islam macam mana aku ini ?” tentu ada keengganan dalam hati ketika kita mau semau gue beribadah di bulan Ramadhan. Iya kan ?

Meskipun hanya berjalan 1 bulan, namun kebiasaan mengikuti tetangga untuk sholat berjama’ah di masjid dan taraweh setiap malam di masjid, akan membuahkan pengaruh positif dalam diri kita. Kita bisa karena biasa.

Kita bisa segala sesuatu, tentu awalnya dari belajar. Dari tak tahu apa-apa menjadi bisa menguasai sesuatu. Itu semua melalui proses belajar. Anak bisa berjalan juga awalnya dari belajar. Anak bisa makan sendiri juga awalnya dari belajar dan diajari. Demikian juga untuk bisa terbiasa beribadah dengan taat juga harus dimulai dengan belajar.

Untuk mengenal Allahpun juga harus belajar. Apalagi dimana dimensi Allah Maha Suci, Maha Lembut dan Maha Tinggi !!! Maka belajar untuk mengenalNyapun harus extra sungguh - sungguh !

Belajar dengan membiasakan diri melakukan segala hal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan sholat. Dengan membaca Al Qur’an. Dengan mendekatkan diri kepada kesucian serta menjauhkan diri dari kemaksiatan. Dimana semuanya harus dilakukan dengan menjaga kerendahan hati, ketulusan jiwa serta kesucian jiwa.

Dan yang paling akhir adalah dengan “MEPES DIRI”, mepes howo nepsu ( menahan diri, menahan hawa nafsu), meskipun tak ada seseorang yang memerintahkan, atau yang mengharuskan.
Yang memerintahkan ya dirinya sendiri. 

Jika seseorang sudah berlatih mendekatkan diri kepada Allah, dirinya akan terjaga selalu. Sayang rasanya kalau jasadnya maupun ruhaninya “ternoda” dengan perbuatan-perbuatan serta pikiran-pikiran yang kotor tak bermutu ! Ia akan selalu berusaha menjaga dirinya tetap baik, tetap suci, tak ternodai. Teramat sulit yaa ? Namun kalau bisa, betapa subhanallah hebatnya...Hebat perjuangan yang ia lakukan !

Dan untuk membiasakan diri kepada kebaikan itu, pada awalnya memang harus dipaksakan. Dengan latihan yang ketat. Dengan belajar yang sungguh2. Sehingga akan menjadi kebiasaan.

Sholatpun demikian. Awalnya ogah-ogahan sholat di awal waktu.  Maka, untuk kita bisa sholat pada awal waktu, harus memaksakan diri. Kita harus bisa “menang terhadap kemauan diri yang semau gue”. Paksa ! Paksa ! Paksa !..Maka insya Allah lama-lama kita akan bisa karena terbiasa. Sholat pada awal waktu !

Biar untuk awalnya wudhlu kita masih buruk. Masih standar. Masih amburadul. Tak mengapa. Asal kita mau belajar untuk memperbaiki diri dalam segala hal, terutama dalam ibadah kita, insya Allah kita akan bisa menjadi manusia yang kaffah, yang seutuhnya, yang suci, lalu kelak akan kembali kepangkuanNya dengan “husnul khotimah”. Suatu akhir hidup yang baik, yang mulia. Mau nggak ?

-    Saatnya belajar menahan diri dari lapar dan haus

Menahan diri dari lapar dan haus adalah salah satu hikmah puasa yang paling sederhana. Lambung yang ibarat mesin tiap hari harus menggiling makanan terus menerus, maka pada saat puasa, ia diberi istirahat, agar tidak lekas rusak...

Ketika puasa, kita bisa merasakan betapa tidak enaknya perut lapar tak boleh makan. Kita jadi teringat saudara-saudara kita yang kekurangan makan, mereka lapar, tapi tak ada yang dimakan. Kita alhamdulillah, meskipun lapar, sorenya sudah tersedia makanan kesukaan yang untuk berbuka. Disinilah Allah mengajarkan kita untuk berempati ( turut merasakan ), bertoleransi kepada sesama kita yang kekurangan.

-    Saatnya belajar menahan kantuk

Mungkin saja setiap hari kita kerjanya banyak tidur. Nah pada bulan Ramadhan ini kita diajar untuk sedikit prihatin dengan mengurangi tidur siang dan tidur malam. Siang untuk beraktifitas seperti biasa, malam untuk memperbanyak ibadah. Entah dengan tadarus Qur’an atau memperbanyak berdzikir. Sayang sekali kan, jika bulan yang penuh bertabur berkah, rahmat serta ampunan dari Allah SWT. ini kita sia-siakan tidak kita jalani dengan sebaik-baiknya ?

-    Saatnya belajar menahan nafsu serakah

Nafsu serakah adalah nafsu yang menjerumuskan diri. Jika kita sudah punya motor satu, masih bagus, masih kurang, lalu beli motor lagi yang lebih bagus dan lebih mahal. Meskipun kita beli dengan kocek-kocek kita sendiri, tahukah kita, ada tetangga yang tak bisa beli motor, ketika melihat keadaan kita yang bermotor dua, ia menganggap Allah tak adil, memberi lebih kepada orang lain namun kepadanya memberi kekurangan.

Kita memang tak mempunyai unsur kesengajaan untuk pamer kepada tetangga. Namun jika sesuatu yang kita lakukan menjadi penyebab seseorang mengata-ngatai Allah, tentu ini akan mendatangkan dosa pada diri kita.  Demikian jika kehidupan kita glamour dengan segala harta benda. Hati-hati ya teman. Ini juga nasehat bagi diri saya sendiri kok !

Memakai baju yang berlebihan mewahnya. Memakai perhiasan yang bikin iri tetangga. Membeli mobil yang bikin seseorang mengata-ngatai Allah. Mempunyai harta berlebih yang membuat seseorang iri dan putus asa karena tak mampu memilikinya. Tanpa sengaja, itu bisa menjadi penyebab dosa dalam diri kita. Oleh karena itu, agar kita selamat dari dosa. Berusahalah hidup sederhana. Aman. Dan akan tenang kehidupan kita. Oke ?

-    Saatnya belajar toleransi kepada sesama.

Dengan menjalankan ibadah puasa Ramadhan kita diajak belajar toleransi kepada sesama. Sholat berjama’ah, taraweh bersama di masjid, maka pada saat ini, meskipun hanya sejenak kedudukan kita adalah sama satu dengan yang lain, tak ada perbedaan status ataupun derajat dan pangkat masing-masing. Yang ada adalah kebersamaan para hamba yang sedang berusaha menggapai Ridho TuhanNya.

-    Saatnya belajar untuk bersabar

Apakah menjalani puasa itu mudah ? mungkin jika sekedar belajar menahan dahaga dan lapar,anak kecilpun bisa. Namun yang sulit adalah menahan sabar. 

Bersabar untuk menahan haus dan lapar. Bersabar untuk tidak menggunjing. Bersabar untuk tidak berfoya-foya. Bersabar untuk tidak kelepak kelepek tidur melulu. Bersabar menahan amarah atau emosi. 

Ini sangat berat bagi yang hari-harinya selalu dihiasi dengan marah melulu. Dikit-dikit marah, dikit-dikit emosi. Apalagi untuk menahan tidak ngerumpi. Waah berat banget tuh bagi ibu-ibu sumber gossip, rasanya sebentar tak ngegosip aja seperti ada sesuatu yang hilang atau kurang. Astaghfirullahaladhziim...

Oh iya, lupa..juga bersabar menahan untuk tidak korupsi..Sebenarnya saat ini melihat kesempatan emas untuk korupsi. Tapi masih malu diri untuk korupsi di bulan Ramadhan. Masih baguslah punya sedikit rasa malu, daripada sudah kehilangan malu sepenuhnya.

Hai bapak-bapak, yang demen ngorup harta yang bukan hak kalian. Jangan hanya di bulan Ramadhan saja kalian berhenti korupsi. Teruslah meninggalkan korupsi ini untuk seterusnya..Jangan hanya di bulan Ramadhan ini saja kalian punya malu.

Yuk dilanjut tinggalkan korupsi untuk selama-lamanya ! Karena harta haram itu akan menyengsarakan kalian di dunia maupun diakherat. Saat ini dan saat yang akan datang. Jika tidak percaya, silahkan tinggal tunggu waktu saja kalian menuai buah perbuatan kalian.

Tidak ke diri kalian ya ke anak kalian. Tidak ke anak kalian pasti akan jatuh ke cucu kalian menuai kesengsaraan serta kesulitan dikemudian hari..Karena perbuatan buruk selalu akan diikuti dengan nasib yang buruk pula, cepat ataupun lambat ! Apakah kalian tega untuk menyengsarakan anak cucu kalian dikemudian hari ? Tidak kan ?

- Saatnya belajar bertaubat

Jika kita sekalian merasa banyak dosa. Saya dan juga kalian semua. Ramadhan adalah saat yang sangat bagus untuk bertaubat atas semua dosa-dosa dan kekhilafan kita hari-hari dan masa lalu kita. Bertaubat tak cukup dengan mengucapkan “Astaghfirullahaladziim” dihadapan Allah saja.

Afdholnya, agar taubatan nasuha kita diterima, kita harus mengetahui dengan jelas, dosa apa yang telah kita lakukan. Jika berzina, ya mohon ampunlah kepada Allah SWT atas dosa zina yang pernah kita lakukan. 

Jika dosa kita adalah menghilangkan rejeki orang, ya mohon ampunlah atas dosa yang pernah kita lakukan yaitu menghilangkan rejeki orang.

Apapun dosa yang pernah kita lakukan, kenalilah, sesalilah, dan segera kita taubati.

-    Saatnya belajar memperbaiki diri

Kita ini manusia yang tak sempurna, untuk itu kita harus selalu berupaya untuk memperbaiki diri, dalam segala hal..Agar kehidupan kita disegala sisi menjadi lebih baik. Derajat ruhani kita juga agar selalu naik makomnya, menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Meskipun betapa susahnya.

Makin tinggi makom ruhani seseorang, makin merasa kita itu betapa kecilnya, bukan siapa-siapa, dan tak punya sesuatupun di dunia ini yang patut untuk dibanggakan. Karena lahaula wala quwwata ila billah. 
Tanpa pertolongan Allah, kita ini tak mampu apa-apa. Iya kan ? Oleh karena itu berusahalah terus mendekat kepada Tuhan, agar kita memperoleh pencahayaan dalam kehidupan.

-    Saatnya belajar mensucikan diri

Agar bisa mati husnul khotimah, dalam akhir hidup yang baik, yang penuh kemuliaan, kita haruslah selalu berusaha untuk menggapai kesucian. Baik suci jasad kita dengan melazimkan tak batal wudhlu, dan mensucikan ruhani kita dengan selalu berbuat yang baik-baik, berpikir yang baik-baik, berkata-kata juga yang baik-baik..

Apalah artinya, punya pangkat dan kedudukan yang tinggi dalam hidup. Rumah mewah, harta berlimpah, namun selalu tak terpuji perilakunya. Menyakitkan kata-katanya. Sok mau menang sendiri. Selalu menghina orang. Kata-katanya tak bisa dipegang. Tak bisa memegang amanah. Yang dibanggakannya selalu harta dunianya, sama sekali tak pernah melakukan perbuatan yang penuh kemuliaan.

Inikah yang dinamakan kemenangan ? Ha ha ha..Semua itu daki yang tak kan dibawa mati, namun akan dipertanggungjawabkan semuanya di liang kubur..Hati-hati ya jumawa dengan harta kita..

Kemenangan yang sesungguhnya adalah dimana kita merasa bahwa kekuatan kita hanyalah bersandar kepada pertolongan Allah saja. Kemenangan yang sesungguhnya adalah jika kita sudah mampu mengalahkan ego kita sendiri. Dimana hati, pikiran serta jiwa kita sudah tak bertumpu kepada dunia yang fana ini, namun kepada kelanggengan bersama dengan AsmaNya.

Marilah kita gunakan sisa Ramadhan yang masih 10 hari ini dengan sebaik-baiknya untuk meraih kemenangan itu. Menjadi manusia yang kaffah, yang seutuhnya menuju pengabdian yang mutlak kepada Allah SWT, meraih RidhoNya, meraih kesucian serta kemuliaan diri. Dengan mencerai hati, pikiran serta jiwa kita dari glamournya dunia ini.

Bismillah, semoga ibadah Ramadhan kita yang mungkin masih jauh dari kesempurnaan ini disempurnakan oleh Allah SWT. dan diterima di SisiNya. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Purworejo, 16 Juni 2017

Salam Ramadhan
Niniek SS
Labels: EDISI SPESIAL, Hal-hal penting untuk diketahui, Interospeksi, Renungan

Thanks for reading Bagaimana Mengalahkan Diri Sendiri ?. Please share...!

2 comments on Bagaimana Mengalahkan Diri Sendiri ?

  1. Salam Ramadhan bunda..semoga kita meraih kemenangan..Aamiin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rosmiati Puspita

      Salam Ramadhan kembali mbak Ros, semoga Ramadhan ini kita bisa kembali menjadi manusia yang fitri, yang kaffah. Aamiin. Dan semoga lekas sembuh yaa ?

      Salam,

      Hapus

Back To Top