SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Mengapa Tak Boleh Makan Kekenyangan ?

Bismillahirrahmanirrahiim… 

Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam, Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin. 

Pembaca Blog Yang Setia, dimanapun kalian berada…

Mengapa Kita Tak Boleh Makan Kekenyangan ? 

Salah satu Hadits Nabi Muhammad SAW. mengatakan bahwa Umat Muslim sebaiknya "makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang". Ini sebetulnya mengandung makna yang dalam sekali baik bagi kesehatan jasmani, kesehatan ruhani maupun kesehatan jiwa. Marilah kita tela’ah bersama. 

Lapar secara ilmiah kesehatan, adalah merupakan sinyal bahwa saat itu tubuh sudah membutuhkan nutrisi untuk kebutuhan keberlangsungan kehidupannya. Jika belum lapar sudah makan, maka akan terjadi penumpukan bahan makanan yang ada didalam lambung sehingga akan memperberat kerja lambung.

Bagi orang sehat saja, jika makan kekenyangan tentu merasa perut tak nyaman, apalagi bagi orang sakit maag, atau yang lambungnya lagi bermasalah, tentu akan menimbulkan rasa pada lambung yang sungguh tidak enak, begah, mbeseseg bahkan bertambah sakitnya.

Makan kekenyangan termasuk mengumbar hawa nafsu. Tubuh sebetulnya sudah cukup akan kebutuhan makanannya, namun kita masih mengumbar nafsu keinginan untuk terus makan. Ini termasuk perbuatan yang tak sabar. Sehingga mengakibatkan ruhani tak menjadi dewasa-dewasa. Bebal dan tidak sensitif terhadap sinyal-sinyal kehidupan yang diberikan oleh alam.

Soal sinyal kehidupan, Eyang mau cerita sedikit nih. Boleh ya menyebut diri Eyang mulai sekarang ? Masalahnya usia Eyang sudah hampir 60, dan mungkin dengan menyebut diri dengan Eyang, Eyang akan lebih mawas diri dan lebih sabar dalam hidup heheeh..

Suatu hari Eyang dan Kakung pergi mengunjungi tetangga komplek yang sedang sakit. Ia sudah seperti saudara. Menderita komplikasi, maag akut, batu empedu dan ginjal kurang berfungsi. Sudah berkali-kali keluar masuk RS.

Masya Allah, ketika Eyang berjumpa dirumahnya, wajah, badan dan tampilannya sudah sangat lain seperti bukan dirinya. Padahal ketika beberapa hari dirawat di RS dan Eyang sempat menengoknya, belum seperti ini. Ada hawa tidak nyaman melingkupi dirinya, sehingga menegakkan bulu roma Eyang. Ia sudah enggan bicara, walau masih bisa berjalan dari kamarnya keruang tamu, dengan ditopang oleh tongkat penyangga badan.

Perasaan Eyang menjadi tanggap. Sepertinya tetangga ini ingin mengatakan bahwa dirinya sudah lelah menjalani hidup yang tak kunjung sembuh dari sakitnya. Ya Allah..Tetapi sepatah dua patah kata ia masih mau berbicara dengan Eyang, sempat menceritakan keluhan yang dirasakannya pada akhir-akhir ini, dan meminta maaf jika ada kesalahannya selama ini pada Eyang.

Sebaliknya, Eyangpun menghiburnya, memberinya semangat untuk terus berpengharapan sembuh. Jangan putus asa dan menyerah pada penyakit. Ia mengangguk-angguk. Tapi dari sorot matanya kelihatan sekali bahwa ia memang sudah lelah menjalani sakitnya.

Hanya beberapa lama Eyang menengoknya, takut mengganggunya sehingga tak bisa beristirahat karena kedatangan Eyang dan Kakung. Eyangpun dan Kakung segera berpamitan, dengan kegelisahan yang amat. Hawa yang tak nyaman dalam diri tetangga yang sakit tadi, serta sinar mata kelelahan yang tertangkap oleh Eyang merupakan sinyal alam yang biasa Eyang tangkap, bahwa dirinya sepertinya memang tidak lama lagi akan segera kembali menghadap Sang Khalik

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un….Benar juga, hanya beberapa hari dari Eyang dan Kakung menengok kerumahnya, rupanya ia benar-benar telah menghadapNya. Semoga arwahnya diterima oleh Allah SWT. Amiin.

Dan ketika Eyang dan Kakung takziah kerumahnya, Eyang menangkap sosok gaibnya datang kepada Eyang dan berpesan :”Bu Nien tolong kalau ada waktu disambangi anak-anak ya ?”. Eyang mengangguk dan bergumam dalam hati :”Insya Allah”…Lalu, setelah Eyang mengatakan demikian sosok gaibnya menghilang dengan senyuman yang mengembang.
Dari pengalaman ini, Eyang ingin memberikan contoh tentang “sinyal alam” yang sering diberikan kepada manusia tentang sesuatu yang akan terjadi. Bukan mendahului kehendak Allah.

Dulu, sehari sebelum gempa besar melanda Yogya, ada 2 fenomena alam yang sempat Eyang tangkap. Dibawah tanah ada semacam gerakan naga raksasa yang sedang berjalan dari arah timur sebelah selatan kearah barat. Eyang benar-benar bisa merasakan dengan wadag Eyang. Tapi aneh, baik Kakung dan putri Eyang serta para tetangga tak ada satupun yang merasakannya !

Itu yang pertama, lalu yang keduanya, Eyang melihat awan putih besar yang menggumpal memanjang seperti jejak pesawat jet berada di langit dari arah selatan timur memanjang kearah barat. Kalau ini bisa dilihat dengan mata telanjang siapapun. Awalnya tebal, makin lama makin tipis dan hilang ditelan angin.

Nah, orang yang banyak makan, atau makan sering kekenyangan, kecuali kesehatan lambungnya akan terganggu, juga akan kehilangan kepekaan terhadap sinyal-sinyal yang diberikan oleh alam.

Makanya orang Jawa jaman dulu, sakti-sakti he he, karena sering tirakat, sering puasa, prihatin. Prihatin itu tidak hanya berbentuk puasa dan melakukan tirakat. Paling tidak mengurang-ngurangi, meskipun ada.

Meskipun ada banyak makanan, ya makan secukupnya, tidak berlebihan, bahkan kalau bisa makan ketika lapar dan sebelum kenyang berhentilah.

Ini adalah falsafah, ambillah segala sesuatu hanya apa yang kau butuhkan saja, secukupnya. Eyang latihan seperti ini sudah sejak kelas 5 SD. Sehingga ibu-ibu komplek sering heran, ketika dalam pertemuan ibu-ibu terhampar banyak makanan, kalau sudah mengambil satu macam, tak bakalan Eyang mengambil yang lainnya. Sehingga seringkali, ibu-ibu pada mengambilkan beberapa snack yang lain memasukkannya kedalam kerdus snack milik Eyang, keruan saja Eyang jadi membawa banyak snack kerumah karena dipaksa oleh ibu-ibu. Sampai dirumahpun, Kakung suami Eyang juga hanya mengambil sepotong saja, sudah cukup. Sama falsafahnya seperti Eyang. Klop !

Orang sehat yang makan hanya sedikit atau secukupnya, kecuali lambungnya akan sehat, insya Allah akan diberikan “kepekaan” lebih daripada orang yang makan banyak. Amati saja !

Nah hubungannya pada orang sakit maag sering merasa lapar dengan jangan makan kekenyangan adalah erat sekali sobat !

Orang sakit maag akan sering merasa lapar. Karuan saja, karena semua makanan yang masuk tidak dapat dicerna dengan sempurna, sehingga nutrisi yang bisa terserappun tidak maksimal. Karena tak bisa dicerna dengan sempurna oleh lambung, tentu dalam lambung masih banyak sisa-sisa makanan, tapi selalu merasa lapar, ya karena nutrisi yang dibutuhkan tidak memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga walaupun baru makan, tentu sebentar-sebentar merasa lapar.
Kondisi seperti ini pada orang sakit maag, dimana dilambungnya selalu penuh sisa makanan yang tak dapat dicerna, jika ketika lapar makan kekenyangan, maka lambung akan semakin penuh. Ketika lambung penuh, tentu kerja lambung akan semakin berat.
 
Jika lambung terlalu berat kerjanya, maka ia akan lapor kepada system tubuh :”Hai system tubuh, aku tak kuat menggiling lagi nih, pekerjaanku terlalu berat, makanan yang ada dalam diriku terlalu banyak, terlalu penuh, tolong dong !”

Maka system lambungpun akan segera merespon laporan serta keluhan dari lambung :”Baik Mbung, segera akan saya naikkan derajat asam lambungmu yaa?”. Lambungpun tersenyum mendengar jawaban dari system tubuh. Maka tak lama kemudian, derajad keasaman lambungpun segera dtingkatkan oleh system tubuh agar memperingan kerja lambung menggiling makanan yang terlalu penuh dalam lambung.

Nah, kondisi seperti inilah yang cukup berbahaya bagi penderita maag serta GERD. MENGAPA ? Lambung penuh, derajad keasaman lambung tinggi, lambung luka ! Bisa dibayangkan ! Lambung yang luka, akan semakin perih, akan semakin sakit, belum lagi jika asam lambung yang derajadnya tinggi ini terdesak keluar lambung dan mengenai daerah yang sebelumnya sudah terkena GERD ? Sehingga sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi ?

Perut sakit bukan buatan, jantung berdebar mengerikan, nafas sesak tersengal, keringat dingin keluar mencemaskan, mual, mau muntah tak bisa, kepala kliyengan berdenyut-denyut. Kepala muter, telinga berdenging atau sakit, leher terasa ada yang mengganjal, seperti tercekik, pandangan mata kabur ! Ya seperti itulah.

Luka lama belum sembuh, sudah terkena asam lambung luapan baru dengan derajad keasaman yang mungkin jauh lebih tinggi ! Oleh karena itu berhati-hatilah terhadap makan kekenyangan ini, karena bisa menjadi malapetakan besar bagi yang maag kronis dan GERD !
Makan kekenyangan juga pertanda orang yang egois, yang hanya menurutkan kepentingan perutnya sendiri saja. Ia tidak takut akan Allah, dan tak punya toleransi terhadap keadaan sesama yang menderita diluar sana. Apalagi yang sampai makan kekenyangan. Yang untuk dimakan saja tak ada ! Bayangkan jika ia masih anak-anak.

Eyang punya cerita nih. Sekedar fenomena agar kalian semua bisa mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kalian semua. Sama sekali tak maksud Eyang untuk riya'  

Eyang punya teman yang suaminya tukang becak. Anaknya ada lima. Yang paling besar di SMA, yang paling kecil baru TK. Beberapa hari yang lalu, teman Eyang ini  sms :”Bu, mbok tolong saya diberi kerjaan bu, sudah 2 hari ini kami tak bisa nanak nasi, barangkali ibu ada pakaian yang belum dicuci saya cucikan. Kerjaan apa sajalah bu, untuk saya atau suami juga boleh”.

Membaca smsnya, hati saya terkesiap. Masya Allah…ampuni dosa saya Ya Allah sampai ada teman yang kelaparan tidak tahu ? Tapi kerjaan apa ya ? Kalau suruh mencuci baju-baju saya, jelas saya tak akan tega, karena profesinya teman saya itu bukanlah buruh  tukang cuci baju.

Oh saya ada idée bagus. Saya punya belumbang kecil disamping rumah yang sudah tak berfungsi karena kalau dipiara ikan apa saja kok selalu raib semuanya. Diberi bibit gurami 100 ekor yang harga 5.000 an per ekornya juga beberapa hari kemudan selalu raib. Semuanya ! Tak tanggung-tanggung. Akhir-akhir ini. Kalau diambil orang tak mungkinlah, karena rumah jarang kosong dan penjagaan komplek itu tinggi kewaspadaannya. Dan kalau dimakan ular, ular macam apa yang bisa makan bibit gurami yang sudah agak besar 100 ekor dalam semalam ? He he bikin penasaran Eyang aja sampai sekarang.

Nah sudah beberapa lama Eyang ingin menutup belumbang kecil ini, tapi belum sempat mencari tukang untuk mengurugnya. Eyang langsung sms aja sama teman tersebut :”Gimana kalau saya minta tolong suaminya untuk mengurugkan belumbang yang ada disamping rumah, tapi sekarang lagi puasa, gimana dong?”. Sebenarnya Eyang tak tega untuk mempekerjakan orang pada bulan Ramadhan. Tapi kemarin ada bapak-bapak yang sudah rasanan sama Kakung :”Pak, belumbang ini kalau sudah tak berfungsi mbok ditutup saja daripada untuk sarang nyamuk, sekarang lagi musim demam berdarah. Atas dasar pertimbangan itulah Eyang ingin segera menutup belumbang itu. Pucuk dicinta ulam tiba.

Mulailah suami teman yang tukang becak ini bekerja mengurug tanah kedalam bekas belumbang itu. Selama tiga hari. Berhubung tukang becak ini puasa dan tak mau berbuka puasa, maka setiap pulang sore harinya, selalu Eyang bawain makanan untuk berbuka puasa, bukan hanya untuk ia seorang, namun untuk sekeluarga.

Ada sayur beberapa macam, Eyang belikan nila goreng yang besar-besar setelapak tangan, ada kue-kue yang lumayan enak untuk ukuran Eyang. Lalu zakat Eyang sekeluarga Eyang berikan kepada keluarga tukang becak ini. Masih Eyang tambah dengan sembako sekomplitnya, ada beras, teh, syrup, minyak goreng, gula, mi, kue kering.

Mata pak becak itu kelihatan berkaca-kaca menerima uang pemberian Eyang dan lain-lainnya. Eyangpun tak mampu menahan air mata dihadapan tukang becak tersebut. Kami berdua sama-sama menangis. Ketika mengucapkan terima kasih kepada Eyang, suaranya tercekat ditenggorokan :”Alhamdulillaah…Matur nuwun saget njih bu Nien…” katanya. “Alhamdulillaah…terima kasih sekali ya Bu nien…”

Dia menangis karena bersyukur atas rejeki yang tak disangka-sangkanya. Eyang merasa sangat haru karena diberi kesempatan oleh Allah SWT.untuk menggembirakan sesama yang sedang kesulitan, Ramadhan tak bisa makan.

Tak berapa lama setelah tukang becak suami teman itu pulang, ada sms masuk :”Ibu, Ya Allah, Alhamdulillah, terima kasih banyak atas pemberiannya ya Bu, sore ini anak-anak senang banget, bisa berbuka dengan makanan yang enak-enak. Ada sayur, ada lauk, ada kue, ada syrup. Bahkan masih cukup untuk makan sahur, ibu le memberl sangat banyak. Semoga ibu diberi panjang umur, sehat, dilimpahkan rejekinya oleh Allah SWT, sukses usahanya sehingga bisa meluber kepada kami ya Bu?”

Jika terjadi seperti ini, saya melihat seolah wajah Rasulullah SAW. tersenyum, menyaksikan keteladanannya meninggalkan jejak. Subhanallah.

Hari gini, di bulan Ramadhan, masih ada diantara kita yang tak bisa makan, sadarkah kita ? Maka bersyukurlah…bersyukurlah dan senantiasa bersyukurlah dalam keadaan apapun sahabat-sahabatku ! jangan hanya selalu mengeluh…mengeluh dan mengeluh !

Jadi jelas ya, makan kekenyangan akan lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Oleh karena itu jaga kehidupan kita lahir batin dengan makan secukupnya saja, jangan sampai kekenyangan. Tidak baik bagi jasmani, ruhani, dan jiwa kita. Terlebih bagi kita yang sakit maag kronis dan GERD. Makan kekenyangan akan membuat malapetaka kambuhnya maag kronis dan GERD, dan menghambat kesembuhan sakit maag dan gerd kita.

Demikian semoga “MENGAPA KITA TAK BOLEH MAKAN KEKENYANGAN ?” bermanfaat bagi kita sekalian. Jika ada kurang lebihnya mohon dimaafkan.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Salam Penulis,
Niniek SS
Labels: Pengetahuan Baru, Renungan, Tips

Thanks for reading Mengapa Tak Boleh Makan Kekenyangan ?. Please share...!

0 Komentar untuk "Mengapa Tak Boleh Makan Kekenyangan ?"

Back To Top