SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Penanganan Maag Bagi Anak-Anak


Bismillahirrahmanirrahiim...

Sahabat NiniekSS yang sedang menyimak blog ini...

Terima kasih kuucapkan kepada kalian semua yang dengan setianya mengunjungi blogku ini, dan menelusuri setiap artikel yang kutulis. Semoga Allah SWT. memberikan manfaat yang kalian cari, serta memberikan hikmah-hikmah yang lain bagi kehidupan kalian.

Maag telah menggejala dilingkungan usia anak dan remaja

Berbahagialah kalian yang mempunyai keluarga yang sehat dan sejahtera. Sehat jasmani dan rohaninya.  Keluarga yang bahagia. Anak-anak yang  sehat. Lancar ngajinya. Lancar sekolahnya. Di lingkungan tak ada masalah. Semuanya adalah karunia Allah SWT. yang tak ternilai. Kalian wajib sangat bersyukur !

Sekarang ini. Ternyata, dimana-mana banyak anak-anak usia sekolah yang bermasalah dengan lambungnya. Bukan saja mengena pada usia remaja dan mahasiswa. Namun usia anak-anak sekolah lanjutan ataspun bahkan anak-anak SMP dan SD-pun banyak yang telah terkena sakit maag.

Kurangnya Perhatian Orang Tua

Banyak ibu-ibu jaman sekarang yang maunya semuanya serba praktis. Anak-anak, pagi-pagi tak dibuatkan sarapan. Hanya dibekalinya dengan uang, biarlah nanti sarapan di kantin sekolah.

Ternyata, pelajaran pagi teramat padat. Dimana materinya menguras energi. Jam 09.15 pagi bel istirahat pertama telah berbunyi. Mata pelajaran kedua nanti matematika dimana ada PR. Belum sempat dikerjakan semalam. Takut dimarahi sama guru, maka saat istirahat yang sedianya mau sarapan, urung sudah. Waktunya untuk mengerjakan PR. Nyontek lagi karena tak sempat mikir !
Apa akibatnya ? Sampai istirahat kedua, mereka berlari-lari kekantin mencari sarapan. Semua makanan sudah habis diserbu yang duluan datang. Mau tak mau, daripada tak makan apa-apa, mie instanpun jadilah ! Karena yang tersisa dikantin hanyalah mie instan !

Perut yang kosong sejak semalam, lalu siang hari makan mie instan ! Inilah yang sering menjadi biangkeladi penyebab terjadinya maag ataupun asam lambung. Sekali dua kali mungkin belum berakibat, karena lambung anak-anak masih baik. Tapi kejadian seperti ini yang sering berulangkali, akhirnya lambung jebol juga.

Orang tua tidak tahu. Dikiranya makan pagi anaknya di sekolah aman-aman saja tak bermasalah. Anak-anak juga menganggap ini bukan sesuatu yang akan menjadi masalah besar dikemudian hari. Maka makan mie ketika perut kosong ini tak pernah dilaporkannya kepada ibunya. Bagi ibu yang kurang perhatian terhadap masalah sarapan pagi bagi anaknya, jarang yang ketika anaknya pulang sekolah lalu menanyainya. “Tadi sarapan apa di sekolah?”.

Saya banyak mendapat laporan dari ibu-ibu penderita maag, bahwa anaknyapun juga terkena maag. “Apakah boleh ikut minum morinda?” Begitulah yang mereka tanyakan.

Gejala Maag Bagi Anak-Anak

Sama saja gejala yang terjadi pada orang-orang dewasa. Gejala yang paling awal adalah hilangnya nafsu makan. Sesudah itu diikuti dengan mual-mual dan perut mulai sakit. Ada yang lalu muntah dan juga diare. Ada yang hanya muntah saja. Mereka juga kebanyakan merasakan pusing kepala.

Anak-anak ini mulai merasakan badan yang tak nyaman sehingga tak bisa masuk sekolah. Mereka masih malas diperiksakan ke dokter kalau tidak dipaksa. Dokter kebanyakan mengatakan :”Ooh ini maag Bu. Gak apa-apa. Jangan makan yang pedas, asam dan minyak-minyak dulu”
Tapi dokter jarang yang menganjurkan :”Sebaiknya makan bubur dulu atau makan nasi lembek. Jangan makan nasi keras dulu untuk beberapa minggu”. Ini yang menjadikan fatal akibatnya.

Munculnya setiap gejala maag, karena disebabkan telah terjadi iriitasi atau peradangan pada lambung. Sehingga suhu anak menjadi tinggi atau panas. Kecuali obat-obatan, dan menghindari makanan pedas, asam dan minyak, maka faktor makan lembekpun justru sangat diperlukan, agar kerja lambung menjadi ringan. Jika tidak makan nasi kasar, maka lambung tidak tergores-gores ketika menggiling makanan. Namun jika konsumsi nasi keras, maka nasi keras ini akan menggores dinding lambung yang sedang iritasi, sehingga sangat menghambat kesembuhan ! Ini yang perlu mendapat perhatian bagi kita semua.

Jika mulai bisa masuk sekolah. Maka mau tidak mau, anak harus dibawakan bekal makan nasi dan makanan atau kue-kue dari rumah agar tidak jajan sembarangan di sekolah. Jika hal ini tak dilakukan, maka hampir bisa ditebak, maag anak akan kambuh-dan kambuh setiap kali, sehingga akan mengganggu aktifitas belajarnya.

Dan repotnya lagi, anak “sulit sekali” untuk disuruh banyak istirahat. Padahal untuk sembuh dari sakit maag, sangat dibutuhkan banyak istirahat agar lambungnya tenang.

Juga banyaknya tugas ekstrakulikuler pada setiap jenjang sekolah, mengakibatkan anak tak ada waktu luang sama sekali pada siang maupun malam harinya untuk istirahat. Hal ini juga yang memicu anak-anak jaman sekarang mudah terkena sakit maag. Stress karena kegiatan sekolah. Makan yang tak teratur. Dan makanan yang dikonsumsi makanan yang tak aman bagi lambung.

Anak-anak mahasiswapun banyak yang masih menyepelekan lambung. Kalau sudah harus mengerjakan tugas...Ya Allah...makan pagi jadi makan siang dan makan siang jadi makan malam. Perut sudah terasa lapar, warung makan agak jauh, hujan lagi. “Malas ah mau keluar”. Lebih berat ngantuknya daripada keluar cari makan, dingin-dingin kehujanan.

Ini nih. Awal mula terjadinya maag. Jika sudah kena maag, tak ngerti bagaimana ngurusnya. Berkembanglah jadi GERD ( Asam lambung yang naik ). Kalau sudah begini, benar-benar KO-lah. Gak bisa ngapa-ngapain. Lalu bagaimana dengan nasib kuliahnya ? Kalau bisa cuti ya cuti. Kalau tidak, terpaksalah DO ! Siapa yang rugi kalau sudah begini ? Bukankah kita sendiri ? Karena masa depan kita, berada ditangan kita sendirilah. Dalam tanda kutip “Dengan Ridho Allah tentunya !”.

Dulu, jika orang tua memberi nasehat :”Jaga makan dan istirahat ya nak, jangan lupa, itu penting !” Eh tak pernah digubris ! Apaan kayak anak kecil aja, makan aja diinget-ingetin ! Tidur harus pake jadwal kayak dirumah ha ha..

Nah sekarang kalau sudah terkapar kena GERD ? Salah siapa ? Salah kita sendiri kan ? Padahal kalau sudah kena maag parah atau GERD, jika sudah sembuhpun, stamina takkan bisa pulih seperti sebelumnya. Karena lambung pernah luka atau iritasi, sehingga masih tetap riskan untuk makan sembarangan. Paling tidak harus tetap "waspada sepanjang masa". Apa setiap orang bisa seperti saya ? Menahan diri dari makanan agar tidak kambuh ?

Lagian, untuk sembuh dari maag/GERD harus mengikuti aturan yang ketat, menurut bu NiniekSS. Makan harus sesuai buku, yang lembut dan rebus-rebusan. Aktifitas harus diatur agar tidak kecapean. Pikiran benar-benar tak boleh stress atau tertekan. Jika sudah stadium menengah sebaiknya menghindari naik motor, menghindari angkat yang berat-berat, ataupun naik turun tangga !

Nah bagaimana dong kan kuliah harus naik motor ? Kampusnya ada dilantai atas dimana setiap hari harus naik turun tangga ? Inilah "dilematika" sakit maag/GERD semua-semuanya serba gak boleh jika ingin sembuh. Nah bagaimana mau sembuh, tiap hari harus angkat galon aqua atau tabung gas ? Lha wong dirumah buka warung aqua dan gas ? Susah banget kan kalau sudah kena maag/gerd ? Lalu bagaimana dong solusinya ?

Ya ini soal pilihan. Pilih sembuh atau pilih kuliah. Karena kalau dua-duanya diambil tak mungkin !

Maka bagi kalian yang masih kuliah, harus benar-benar diperhatikan ya masalah ini ? Karena masa depan kalian masih panjang, mudah-mudahan kita semua diberi umur panjang dan juga yang manfaat ya teman ? 

Ada mahasiswi teman kuliah putri saya Addin, yang sudah kena maag kronis. Setiap kali mau makan minta ditemani oleh putri saya. Karena Addin cukup tahu apa-apa yang boleh dimakan dan apa makanan yang tak aman bagi maag. Setiap kali saya selalu menyampaikan tentang pengalaman sakit maag kepada putri saya Addin. Apalagi sejak kecil hingga sepanjang masa remajanya, Addin menyaksikan secara langsung bagaimana penderitaan saya, ibunya, ketika sakit dulu. Jadi ia cukup tahu tentang sakit maag dan GERD.

Jika mereka makan berdua, Addin dan temannya itu, maka Addin akan melihat lebih dahulu menu apa yang cocok untuk temannya ini. Karena seringnya ditemani, maka temannya ini mulai sedikit banyak mengetahui makanan-makanan yang aman dan tak aman bagi maag. Alhamdulillah lambungnya tak sering kambuh. Sebelumnya sering pingsan sehingga tak bisa masuk kuliah.

Pernah suatu kali mereka makan berdua. Temannya ini memilih menu dengan ayam goreng. Addin bilang :”Hai..kamu jangan menyentuh ayam goreng dulu yaa sebelum maagmu sembuh..oke ?” Kali lain, temannya penasaran. “Apa iya sih benar kata Addin sakit maag tak boleh makan ayam goreng?”. Nah ketika makan tak bersama Addin, ia beli nasi dengan lauk ayam goreng. Dimakannya meski dengan sedikit ragu. “Apanya yang menyebabkan ayam goreng tak boleh dimakan oleh orang sakit maag”

Saat makan memang tidak terasa apa-apa. Iapun mengerjakan tugas hingga malam. Nah ketika mau tidur, kenapa ya lambung rasa melilit, sakit, makin lama makin suaakit tak tertahan. Mau kemana ia bingung. Mau kerumah sakit malam-malam pas limit uangnya. Dan tak enak mau bangunkan teman kost. Mau telp Addin ya percuma Addin tak bisa naik motor untuk antarkan kerumah sakit atau dokter terdekat..

Akhirnya ia kesakitan luar biasa hingga pagi hanya dengan minum air putih hangat sesuai nasehat Addin. Paginya hingga beberapa hari lamanya ada sekitar satu minggu, ia tak bisa masuk kuliah karena lambungnya kambuh luar biasa. Sejak itu ia benar-benar kapok untuk menyentuh ayam goreng betapapun inginnya. “Benar sekali kata Addin, bahwa ayam goreng bisa membawa malapetaka untuk maag”

Saya memang sudah bisa dikatakan sembuh sesembuh-sembuhnya. Namun saya tetap jaga pola makan, pola istirahat dan pola pikir saya. Saya trauma terhadap penderitaan ketika saya masih sakit dulu, astaghfirullahaladziim...Jadi lebih baik tetap jaga diri walau saya makan apa-apa sudah bebas ! Hingga saat ini meskipun saya sudah tak sakit makan ayam goreng, saya tetap makan ayam goreng bagian dalamnya, hanya sedikit, saya kunyah hingga lembut, itupun ampasnya tak saya telan !

Saya tak mau menyia-nyiakan sisa hidup saya untuk mengumbar nafsu makan saya, yang mungkin akan bisa berakibat kambuh lagi maag dan GERD saya. Apalah enaknya makanan enak dibanding dengan penderitaan jika kambuh lagi ?

Umur saya tinggal berapa lama lagi wallohua’lam...Hanya Allah yang Maha tahu. Sekarang ini, hidup saya dari detik ke detik betapa berharganya. Insya Allah harus saya pergunakan sebaik-baiknya untuk ibadah. Untuk menggantikan waktu 18 tahun yang telah hilang karena sakit, sehingga ibadah hanya sebisanya saja melihat kondisi badan.

Ya Allah, alangkah sedihnya dulu. Mau ambil air wudhlu kedinginan. Terpaksa tayammum sehingga ketika sholat dengan tiduran karena tak kuat dengan berdiri atau duduk, ada rasa malu dan takut yang sangat dalam kepada Allah SWT, ada keraguan yang mendalam apakah sholatku yang demikian sampai dan diterima oleh Allah SWT ? Wallohua’lam. Lillahita’ala saja.

Sahabat NiniekSS dimanapun kalian berada...

Itulah gambaran betapa berharganya sehat. Jadi jagalah dengan baik sebelum kalian jatuh sakit. Apalagi sakit maag atau GERD ! Sebab sakit yang satu ini tak mudah diobati seperti penyakit yang lain-lain. Bisa seminggu, sebulan, 5 tahun bahkan ada yang terlama saya jumpai adalah sudah menderita 25 tahun. Tak bisa kalian bayangkan bukan penderitaannya ?

Kita tentu tak ingin usia kita habis dimakan sakit maag atau GERD. Oleh karena itu jagalah lambung kalian dengan sebaik-baiknya. Dengan menjaga ibadah dengan baik. Menjaga makanan yang baik untuk lambung. Menjaga istirahat yang cukup, meskipun masih merasa kuat untuk bekerja dan bekerja. Menjaga pikiran agar santai dan berpikir positif.

Tinggalkan pikiran yang negatif ! Itu sudah kuno ! Orang primitif saja bisa menjaga kesucian hati dan pikiran masak kita orang modern mau hidup sembarangan dengan berpikiran yang neko-neko ? Iya nggak ?

Jadilah manusia yang "tahu diri" kepada Tuhannya. Rendah hati. Tidak sombong. Tidak merasa bisa. Menerima dengan bersyukur segala takdirNya. Sabar. Dan selalu bersyukur serta tak putus berharap akan rahmat Allah. Carilah kesalahan pada diri sendiri bukan pada orang lain. Ini adalah nasehat juga bagi diri saya. Agar senantiasa terjaga ruhani saya. Mudah-mudahan dengan ikhtiyar lelaku prihatin ini, kita mendapatkan RidhoNya selalu, dan diterima hidup kita sebagai hidup yang Ridho Di HadapanNya. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Pesan saya bagi para ibu..

Untuk apa karir kita melejit diluaran. Prestasi kita gemilang dalam karir ? Duit kita banyak sebagai kompensasi dari lembaga dimana kita bekerja, jika keluarga kita terlantar ? Kita mampu memberi uang banyak pada anak-anak kita, namun kita "tak mampu" memberikan perhatian serta kasih sayang yang cukup bagi suami kita dan anak-anak kita ?

Kita tak pernah punya waktu untuk membuatkan teh hangat bagi suami kita. Tak pernah sempat membuatkan sarapan apalagi jajanan bagi anak-anak kita ? Tak sempat menanyakan kepada suami bagaimana suasana kerja hari ini. Apalagi monitor kegiatan pendidikan anak-anak kita. Setidaknya menanyakan ada PR atau tidak ? Sudah dikerjakan atau belum ? Hari ini bagaimana kabar di sekolah ? Di kampus ? Adakah masalah yang perlu dibantu pemecahannya ?

Seolah-olah waktu kita sangat sempitnya untuk kantor dimana kita bekerja. Tubuh kitapun sudah sangat lelah untuk melayani suami dan keluarga. Pikiran juga sudah jenuh dengan pekerjaan kantor sehingga masa bodoh dengan apa yang ada didalam rumah. Toh semua sudah beres dikerjakan oleh pembantu rumah tangga ?

Lalu, dimanakah prestasi kita sebagai ibu ? Cukupkah hanya dengan melahirkan, membesarkan dan memberinya uang bagi anak-anak kita ? Bagaimanakah akan terbentuk rasa kasih sayang, perhatian, serta penghormatan anak kepada ibu jika ia hanya mendapatkan uang, uang dan uang belaka ? Sementara perhatian yang ia butuhkan bukan ia terima dari ibunya namun dari pembantu rumah tangganya ?

Seringkali banyak ibu yang mengeluh : Anakku bengal sekali kalau dinasehati. Anakku selalu ngeyel kalau dibilangin. Suka nurut maunya sendiri. Karena apa ? Karena sejak kecil kita tidak pernah sungguh-sungguh memberikan perhatian serta kasih sayang yang dibutuhkannya. Sehingga dalam dirinyapun tidak tumbuh cinta kasih kepada ibu yang melahirkannya. Bahkan kalau curhat lebih dekat kepada pembantu kita.

Oleh karena itu, bagi kalian yang wanita karier, sesibuk apapun pekerjaan dikantor kalian, hendaklah jangan lalaikan kuwajiban kalian sebagai isteri dan sebagai ibu bagi anak-anak kalian. Sebab ini amanah hidup "yang utama" harus dilaksanakan. Supaya kita tidak berdosa dihadapan Allah SWT. Supaya ridhoNya senantiasa turun dalam kehidupan kita. Aamiin.

Kita juga harus memperhatikan menu makan bagi keluarga kita agar dikemudian hari tidak terkena sakit maag. Sebab jika sudah terkena sakit maag, dan tak sembuh-sembuh, sama saja menjadi malapetaka bagi masa depan putra-putri kita yang kemudian terganjal karena sakitnya yang tak sembuh-sembuh.

Perhatikan menu makannya. Perhatikan saat makannya. Perhatikan istirahatnya. Dekatilah jika kelihatan murung, sedih atau stress. Mungkin ada pemikiran yang sulit dipecahkan yang membutuhkan bantuan kita ibunya.

Sebab makan yang tak teratur. Pikiran yang stress dan kecapean bisa menjadi pemicu maag dan gerd. 

Yuk kita jaga anak-anak kita dengan baik. Kita asuh dengan asah dan asih. Bukan sekedar dengan uang dan uang belaka. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah, taat kepada Allah SWT. dan Rosulullah SAW., berbakti dan menghormati kedua orang tua, serta menyayangi sesama serta alam semesta. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin

Purworejo 20 Januari 2018
Salam Rindu Allah,
NiniekSS.

Memaknai Hidup Dengan Mengagendakan Kebaikan


Bismillahirrahmanirrahiim..

Bukankah kita setiap saat seharusnya bersyukur kepada Allah SWT ? Masih diberikan kesempatan untuk hidup ? Sehingga bisa melakukan segala aktifitas kita masing-masing ? Aktifitas dalam segala bentuknya untuk kelangsungan hidup kita. Beribadah. Bekerja. Bersilaturahmi dengan sesama. Berinteraksi dengan alam semesta. Mengaplikasikan cita-cita kedalam bentuk nyata. Mengapresiasikan seni dalam kehidupan. Mengaktualisasikan pemikiran-pemikiran dalam kebudayaan agar peradaban semakin maju sesuai kebutuhan jaman.

Kita tak boleh hidup egois. Yang hanya untuk kepentingan diri sendiri saja. Asal kebutuhan diri tercukupi. Asal keluarga bisa bahagia. Asal bisa memenuhi segala keinginan diri. Cukuplah sudah. Tanpa peduli untuk memikirkan apapun dan siapapun yang ada disekitar kita. Sebodo amat ! Toh itu bukan tanggungjawab kita, bukan urusan kita ! Begitulah seringkali kita berfikir ! Saya sendiri dulu juga seperti itu kok ! Sepertinya tak ada dosa, hanya memikirkan diri sendiri semata !

Ternyata ada sebuah “rahasia besar keberuntungan” ketika kita ikut membantu atau tenggangrasa (toleransi) terhadap kepentingan orang lain.
Misalkan. Suatu hari ketika kita sedang berjalan kaki dijalanan yang ramai oleh lalu lintas, tiba-tiba ada helm jatuh didepan kita. Apakah kita akan masa bodoh tidak mengambilkan helm itu lalu kita berikan kepada pemiliknya ? Yang kerepotan untuk memutar balik motornya karena lalu lalang kendaraan begitu padatnya saat itu ? Tidak bukan ?

Tentu kita dengan ringan tangan dan ikhlas akan segera mengambilkan helm itu dan kita berikan kepada pemiliknya yang sudah berada jauh didepan kita. Pemilik motor itu tentu sangat berterima kasih kepada kita yang telah berbaik hati mengambilkan helmnya yang jatuh.

Kita pikir hal ini soal sepele ? Yang tak akan berdampak kepada kita dimasa depan ? Tidak kawan. Kebaikan kecil yang kita lakukan, “pasti” dicatat oleh malaekat, dan akan “dibalas” oleh Allah dengan balasan yang lebih baik, pada saat yang”tepat”. Bahwa balasan Allah akan jauh lebih baik dari kebaikan yang kita lakukan dan bahkan berlipat ! Inilah yang kita sering kurang sadari.

Dan menurut saya, bahwa setiap kebaikan selalu akan lebih memperpeka nurani kita. Dengan nurani yang peka, kita akan lebih mudah merasakan kelembutan dan kasih sayang Allah SWT.  Dengan nurani yang peka kita juga akan lebih sensitif terhadap berita-berita yang turun dari langit..Allah marah, ataupun berkenan atas apa yang akan kita lakukan, insya Allah kita akan dapat menangkapnya.

Jika nurani kita tidak peka, mustahil kita mampu merasakan ketenangan jiwa, mustahil kita bisa menangkap kasih sayang Allah yang Maha Lembut. Karena batin kita juga tak memiliki kelembutan.

Orang yang tak memiliki kelembutan hati, yang tak mampu menangkap kelembutan kasih sayang Allah, biasanya akan sedikit-sedikit mengumpat, mengeluh, serta memaki kepada nasibnya yang dianggap sial. Juga selalu akan jauh dari rasa bersyukur. Nuraninya sudah bebal oleh sentuhan-sentuhan kebaikan dan kelembutan !

Ia merasa, sudah sholat 5 waktu, sudah puasa ramadhan, sudah ke masjid, sudah juga membaca Qur’an, namun mengapa sakit masih tak sembuh-sembuh ? Hutang juga kian menumpuk. Serta kesulitan-kesulitan masih saja mendera ? Dimanakah yang  salah ? Siapakah yang salah ? Apakah Allah ? Apakah diri kita ? Ataukah orang lain ?

Tentu tak mungkin Allah. Karena Maha Suci Allah dari segala ketidak baikan. Dan tak mungkin orang lain, yang tentu tak mampu membuat takdir kita bukan ? Tentu diri kita sendirilah yang salah, sehingga membuat takdir kita menjadi kurang beruntung !

Bagaimanakah dengan segala kebaikan yang menurut kita sudah kita lalukan dengan baik ? Benarkah demikian sesungguhnya ? Benarkah segala kebaikan yang kita lakukan demi niat hanya karena Allah ?

Benarkah kita sholat karena Allah ? Bukan karena sekedar untuk menggugurkan wajib ? Benarkah kita ke masjid karena takut kepada Allah ? Bukan karena takut digunjing sebagai muslim yang tidak taat karena tak pernah datang ke masjid ?

Benarkah kita puasa Ramadhan karena Allah ? Tapi mengapa saat berbuka puasa tak ada lauknya kita masih bersungut-sungut ? Marah kepada isteri yang tak jelas juntrungnya ? Tidak sayangkah puasa kita hanya mendapat lapar dan dahaga ? Tidak mendapatkan keberkahan yang lainnya ?

Lalu dengan niat apakah ketika kita membaca Al Qur’an. Tapi tak tahu maknanya apalagi menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita membaca Al Qur’an karena Allah ? Bukan karena ingin dipuji karena rajin mengaji dan membaca Al Qur’an ?

Kita mungkin sudah melakukan banyak kebaikan. Tapi masih dengan niat bukan karena Allah. Tapi masih dengan niat untuk mendapat pujian. Inilah perbuatan baik yang sering tak berbuah. Buahnya ya hanya dipuji orang. Bukan dipuji oleh Allah SWT.

Semua perbuatan baik yang bukan karena Allah, menurut saya hanyalah sebuah kesia-siaan. Oleh karena itu marilah kita luruskan niat kita dalam melakukan segala sesuatu. Adalah hanya karena Allah belaka !

Sholat adalah “kesempatan emas” untuk meraih selamat dan sukses dunia akherat

Betapa tidak ? Allah berikan sholat sebagai kesempatan manusia menghadap kepada Allah SWT. ketika masih hidup didunia.  Allah berikan itu sebagai cara dan waktu untuk manusia bisa berinteraksi denganNya. Apakah ini bukan kesempatan emas bagi kita sekalian ?

Didalam sholat kita diajarkan bagaimana menjadi manusia yang sesungguhnya. Manusia yang bisa merasakan dosa-dosanya. Yang diberikan kesempatan untuk bertaubat nasuha.  Diajarkan bagaimana kita mengakui sangat rendah dan betapa kecilnya di Hadapan Sang pencipta, ketika kita menundukkan wajah dan bersujud kepadaNya. Diajarkan bagaimana kita bersyukur atas segala nikmatNya, serta bergantung harap hanya kepada pertolonganNya dalam tahiyat. Dan diajarkannya kepada kita untuk bersilaturahmi kepada sesama dalam salam di akhir sholat.

Dan jika sholat kita diterimaNya, bukankah kita sebenarnya telah menjadi manusia yang kaffah ? Karena kita diterimaNya dalam “kesempatan emas” yang telah diberikanNya kepada kita. Jika Allah berkenan, Allah Ridho, bukankah itu “segalanya” bagi kita manusia muslim ? Bukankah itu suatu karunia yang “sungguh luar biasa” bagi kita ? prestasi yang menurut saya sungguh tak ternilai jika seluruh sholat-sholat kita diterima oleh Allah SWT. Bukankah hanya itu tujuan kita hidup dan mati kita ? Illahi anta maksudi wa ridhoka matlubi ? Hanya Allahlah tujuan kita, dan hanya RidhoNyalah yang kita harapkan ? Apalagi ?

Namun kita tak pernah ada yang tahu. Sholat kita yang manakah yang berkenan di Hadapan Allah SWT. Sholat kita yang manakah yang DiterimaNya ? Oleh karena itu, setiap saat kita harus selalu memperbaiki lahir batin kita, akhlak kita, agar dalam “puncak peribadahan” kita, saat kita sholat, berkenan dan diterima oleh Allah SWT. Sebab sesungguhnya sholat adalah kristalisasi dari nilai kehidupan kita sehari-hari.

Jika keseharian kita buruk, mana mungkin sholat kita bisa bagus. Jika keseharian kita sabar, nrimo, rendah hati, lemah lembut, penyayang, tentu kita juga akan seperti itu pula,di Hadapan Allah ketika sholat. “rendah hati dan lemah lembut”.

Memaknai Hidup Dengan Mengagendakan Kebaikan.

Kata Cak Nun dalam salah satu tausiah beliau di pengajian maiyahnya : Terus berusahalah untuk berbuat kebaikan, untuk menabung kesucian, karena jika kita suci maka akan lebih mudah untuk menghadap Yang Maha Suci, adalah Allah SWT.

Bagaimana kita akan diterima oleh Sang Maha Suci, jika lahir batin kita masih diselimuti atau berlepotan dengan ketidak sucian seperti : keangkuhan, kesombongan, angkara murka, keserakahan, kerakusan, ketidak jujuran, dan sejenisnya ?

Bagaimana batin kita akan menjadi batin yang suci dan tenang, jika wadag masih dipenuhi dengan nafsu jasad yang serakah untuk menguasai alam sekitar ? Pagi, siang,sore, malam, seluruh hari-harinya hanya untuk bekerja banting tulang mencari penghasilan, mencari popularitas, mencari kekuasaan, sehingga lupa segala-galanya.

Lupa Allah, lupa anak lupa isteri, lupa kuwajiban kemasyarakatan, tak peduli tetangga meninggal, sanak saudara dirumah sakit. Yang diingat bagaimana caranya agar hartanya selalu bertambah setiap saat. Bagaimana agar kekuasaannya terus meluas. Bagaimana agar jabatannya terus melejit ! Untuk apa hakekatnya semuanya itu ? Untuk kebahagiaan ? Sedang kebahagiaan sesungguhnya tak pernah dinikmatinya. Jarang terjadi komunikasi dengan keluarga ? Jarang berbagi dengan sanak keluarga dan para tetangga, apalagi dengan fakir miskin dan anak-anak yatim. Kebanggaannya hanya menjadi milik dirinya sendiri saja. Sedang seutama-utamanya manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi orang lainnya.

Tahu-tahu laah kok rambutnya telah ubanan ? Laah kok giginya mulai pada tanggal ? Laah kok wajahnya sudah mulai keriput ? Dan tahu-tahu, dirinya jatuh sakit yang seluruh harta kekayaannya tak mampu menolongnya...Inilah gambaran banyak orang saat ini. Yang terlena dengan dunianya, lupa akan akheratnya, ketika sadar sudah terlambat, dirinya sudah tak mampu lagi melakukan kebaikan yang ingin dilakukannya.

Agendakan kebaikan setiap hari

Hidup saya, alangkah mengasyikkan. Karena setiap pagi selalu menyongsong kebahagiaan. Terakhir sebelum tidur saya selalu memikirkan kebaikan apa yang akan saya lakukan untuk besuk pagi ? Jika belum menemukannya, maka sampai jam berapapun mata saya belum mampu terpejam. Maka kemudian saya akan bangun lagi, mengambil air wudhlu, sholat istikharoh 2 reka’at lalu berdoa memohon pertolongan Allah untuk menunjukkan kebaikan apa yang sebaiknya besuk pagi saya lakukan ? Alhamdulillah, selalu saja kemudian ada petunjuk datang sebelum saya tidur.

Tak perlu memikirkan kebaikan besar, karena yang kecilpun sangat berarti

Apapun yang kita lakukan, jika itu sebuah kebaikan, akan sangat berarti. Kita seringkali sungkan untuk bersedekah yang nilainya hanya sedikit. Padahal memang itulah yang kita mampu. Misal kita ada 5.000 perak nih. Dan di kampung yang berbatasan dengan komplek perumahan yang kita tinggali, ada ibu janda dengan beberapa anak yatim yang masih kecil-kecil. Belikan uang itu dengan jajanan yang pantas lalu kita berikan kepada mereka. Tak perlu malu. Mungkin hanya dapet 5 kue pukis. Tak mengapa. Itu akan sangat berarti untuk keluarga mereka, karena kue pukis itu mungkin takkan terbeli dengan keuangan mereka yang tak mampu.

Lain kali mungkin bisa dibelikan gula pasir 1 kg dengan tehnya, atau lain kali lagi belikan tempe mentah dan tahu masing-masing 1 bungkus. Allah menilai bukan dari banyak sedikitnya apa yang kita berikan, tapi dari tingkat keikhlasan kita.

Jika kita sudah terbiasa berbuat baik atau sedekah yang kecil-kecil, maka lama kelamaan kita akan tak berat untuk bersedekah atau berbuat baik dengan nilai yang besar-besar. Bahkan akhirnya kita akan menjadi orang yang hati dan pikirannya tak tergantung lagi pada kebendaan. Sedekah motor. Sedekah uang satu juta hingga jutaan bukan sesuatu lagi bagi kita.

Kita akan terbiasa mengisi amplop takziah di kampung-kampung dengan selembar dua lembar ratusan ribu bahkan lima ratus ribu rupiah tanpa merasa berat. Tanpa perlu ahli musibah tahu bahwa kita memberikan uang duka sedikit lebih..Marilah kita belajar melakukan apapun karena Allah semata. Bukan karena sesuatu yang lain apapun ! Karena yang mampu memberikan balasan yang lebih baik dan berlipat hanyalah Allah semata jua. Iya kan ?

Tak perlu takut miskin dengan bersedekah. Karena semua akan “DIBALAS” oleh Allah pada saatnya yang tepat. Dan dengan balasan yang lebih baik dan berlipat. Jadi jangan khawatir.

Saya bangkit dari segala keterpurukan saya, karena saya belajar terus bersedekah. Awalnya ragu. Awalnya sedikit. Lama-lama percaya. Lama-lama berani bersedekah agak banyak. Awalnya belum ikhlas. Apa iya sih ? Eh lama lama bertambah ikhlas. Bertambah yakin. Dan bertambah besar. Bahkan orang sampai geleng-geleng kepala menerimanya. Subhanallah !!! Bersedekah dan berbuat baikpun kita harus belajar. Dan itu memerlukan waktu yang panjang ! Bukan sehari dua hari, bahkan bertahun tahun !

Jika kita belum pernah bersedekah, apakah kita akan mampu jika tiba-tiba harus bersedekah 10.000.000 rupiah untuk tetangga kita yang terjerat hutang renteneer ? Ini sedekah lho ! Bukan pinjaman ? Mampukah kita ? Mampukah kita, datang ke takziah tetangga yang punya anak yatim dengan memasukkan amplop yang berisi 500.000 kedalam baskom tanpa memberitahu si ahli musibah bahwa kita tadi telah memberinya uang 500.000 kedalam baskom dengan amplop yang tak bertuliskan nama ? Mampukah kita ?

Saya yakin jarang kita yang mampu melakukannya. Karena tak pernah latihan sebelumnya. Oleh karena itu. Tantangan bagi kita untuk terus dan terus belajar, menjadi orang yang ikhlas karena Allah. Melakukan segala hal hanya niat karena Allah. Bukan karena sesuatu apapun !

Dan jika kita bersedekah karena Allah. Maka Allah tak tanggung-tanggung dalam membalas apa yang kita sedekahkan.

Dan jika kalian sakit, sebaiknya jangan sampai kalian minta disedekahi. Menawar harga obat, tepung kerut ataupun madu. Sebaliknya, justru kalian harus banyak bersedekah agar kalian mendapat Ridho dan Ampunan dari Allah SWT. Aamiin.

Sahabat NiniekSS yang kusayangi semuanya...

Sakit ini, bagi kita adalah pembelajaran untuk banyak hal. Ambil dan cari hikmahnya terus menerus. Hingga kalian menemukannya. Hingga kalian menemukan kebahagiaan. Jika kalian berusaha dengan sungguh-sungguh, insyaa Allah akan kalian dapatkan.  Bukan sekedar kesembuhan, namun lebih dari itu. Sesuatu yang tak pernah kalian duga-duga dan nyana-nyana sebelumnya. Dan itu akan membuat kalian sangat takjub kepada kebesaran Allah SWT. yang telah memberi kita semua hidup dan memenuhi segala hajat hidup kita.

Saya do’akan, semoga kalian mampu menangkap hidayah Rahmat, Keberkahan dan Kasih Sayang dari Allah SWT. dan menikmatinya dengan penuh syukur. Sehingga yang ada hanya kedamaian...kedamaian...ketenteraman jiwa dan keharuan senantiasa...

Aamiin Ya Rabbal’alamiin..

Tak lupa salam serta sholawat yang senantiasa kita haturkan bagi Baginda Rasulullah SAW. Junjungan kita kaum beriman, yang syafaatnya senantiasa kita nantikan sekarang dan kelak di yaumul qiyamah. Aamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin..

Purworejo, 5 Januari 2018
Salam Bahagia
NiniekSS


Back To Top