SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Hikmah Dibalik Sakit Maag Dan GERD

Bismillahirrahmanirrahiim...

Puji syukur yang tak habis-habisnya kepada Allah SWT. Yang setiap saat mengkaruniakan berbagai-bagai nikmat yang tak bisa kita hitung kepada kita. Baik kita yang banyak dosanya maupun kita yang sedikit dosanya. Jika Allah adalah sosok yang pendendam, sosok yang tidak Maha Kasih Sayang, tentu saja kita dalam sekejap saja tak bisa bertahan hidup. Karena setiap helaan nafas, kita butuh pertolongan dan pemberian berbagai macam hal dari Allah untuk berlangsungnya kehidupan kita ini. Bahkan nafaspun adalah karunia dari Allah SWT. Iya to ?

Dan kitapun harus berterima kasih kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW. Yang menjadi penyampai risalah Allah SWT. Apapun yang dikehendaki oleh Allah SWT. atas manusia, hukum dan keteladananNya, telah Nabi SAW. sampaikan kepada manusia, terutama kepada kita Umat yang mengikuti jejak beliau. Sehingga kita menjadi tahu apa-apa yang harus dilakukan agar kita manusia, hidup benar. Benar tauhidnya, benar ibadahnya, benar hidupnya, sehingga ketika kembali kepadaNya dalam husnul khatimah, kembali dalam akhir hidup yang baik, yang menjadikan keridhoan Allah SWT. Kembali kepada asal kehidupan, fitroh.

Hikmah Dibalik Sakit Maag Dan GERD

Ketika kita sakit, biasanya kita tak bisa berpikir bening lagi karena merasakan keluhan sakitnya. Apalagi jika kena maag kronis dan gerd, dimana keluhan yang dirasakan sangat banyak, bertubi-tubi silih berganti. Kita hanya mampu berpikir dari sisi yang negatif saja kan ?

Pernahkah terbersit pertanyaan-pertanyaan seperti ini dalam benak kita ?   Misalnya :

-    Ya Allah mengapa Engkau jadikan saya sakit ?

Tentu kita akan bertanya-tanya mengapa kita sakit dan mengapa orang lain kok selalu sehat-sehat saja, padahal kondisi orang lain jauh lebih susah hidupnya, jauh lebih kekurangan ekonomi, jauh lebih banyak anaknya dimana kebutuhannya juga lebih banyak, namun mengapa enjoy selalu hari-harinya sekeluarga ? Tidak seperti dirinya. Apa yang kurang. Rumah bagus. Mobil cukup mahal. Uang tak pernah kekurangan. Anak hanya 2 dan sudah selesai sarjana bahkan sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan. Isteri juga setia. Kurang apalagi ? Tapi Allah memberinya sakit yang tak sembuh-sembuh !

-    Ya Allah mengapa sakit saya tak sembuh-sembuh ?

Temannya sakit satu dua hari sudah sembuh. Tak perlu surat cuti dokter. Sedangkan dirinya ? Bolak balik sakit. Bolak balik ke dokter. Bahkan bolak balik juga masuk rumah sakit. Rasanya sampai tak enak banget dengan teman-teman serta pimpinan dikantor. Karena sering ijin dan cuti kantor karena sakit. Dan sekian lamanya belum sembuh juga. “Sakit apakah gerangan saya ? Kata dokter hanya asam lambung tinggi ? Namun mengapa seolah segala obat tak mempan juga untuk dirinya ?” “Dan juga aneh banget keluhan yang dirasakannya. Silih berganti bertubi-tubi dan tak jelas banget jenis keluhan yang sering muncul. Seperti penyakit siluman saja sensasinya”

-    Ya Allah dosa yang manakah dari diriku yang membuat saya Engkau beri sakit ini ? Sakit yang seperti ini ? Sakit yang tak sembuh-sembuh sepanjang waktu ? 

Pikiran berkecamuk sepanjang waktu namun tak pernah memperoleh jawabannya. Sebenarnya sakit apa dirinya. Masak kalau asam lambung, sampai begini amat sakitnya. Sampai oleng jika jalan ? Sakitnya dari uluhati hingga tembus kebelakang punggung ? Tak bisa kena air. Jika kena air tubuh selalu menggigil ? Sering demam. Rasa badan panas, namun jika dipegang kulitnya normal-normal saja ? Dan masih banyak lagi keluhan yang lain ?

Dokter tak ada satupun yang mau menjelaskan secara detail tentang asam lambung. Mungkin karena tak ada waktu. Atau mungkin pelit memberikan layanan lebih. Entahlah. Baru faham setelah membaca blognya bu Niniek ini. Entahlah Bu Niniek dapat ilmu darimana. Meskipun Bu Niniek bukan dokter, namun apa yang ditulisnya di blog ini semua masuk akal, dan walaupun mungkin tak ada ilmiah-ilmiahnya sebagaimana yang dipaparkan dalam ilmu kedokteran. Ini menurut kata Bu Niniek sendiri dalam salah satu tulisannya.

Dirinya toh tak perlu tahu ilmu kedokteran. Yang ia perlukan adalah kesembuhan. Itu yang sedang dibutuhkannya saat ini. Dan atas ijin Allah banyak kesaksian yang setelah membaca blognya Bu Niniek ini, yang sebelumnya bingung tentang apa yang dialaminya kemudian menjadi faham. Oh begini toh sakit maag itu ? Oh begini toh GERD itu ? Sehingga paling tidak siapapun yang membaca blog ini menjadi tahu langkah-langkah apa yang harus diambilnya agar sakit maag atau asam lambungnya segera sembuh. Tak perlu berlama-lama. Dan tak perlu menyalahkan Allah kenapa sakitnya tak sembuh-sembuh !

-    Ya Allah, dimanakah Engkau letakkan obat untuk sakitku ini ?

Saking putus asanya merasakan sakit yang tak sembuh-sembuh kita sering bertanya-tanya seperti ini bukan ? Tak usah bertanya kepada siapapun tentang dimana keberadaan obatnya. Bertanyalah kepada diri sendiri. Gali terus. Gali terus pencarian obat itu dalam diri sendiri. Maka lama-lama PASTI akan ketemu ! Karena Allah bukanlah sosok yang tega. Allah adalah Dzat yang sangat menghargai ketekunan atau istikhomah. Dzat yang sangat menghargai kesabaran dan kerja keras. Dzat yang penuh perhatian dan kasih sayang. Kita semua harus yakin itu !

Berikhtiyar terus mengupayakan kesembuhan. Terus.Terus dan Terus ! Dengan obat yang satu tidak sembuh, terus mencari obat yang lain. Jika uang sudah habis untuk berobat, tak perlu mengeluh. Terus memperbanyak dzikir dan doa. Memperbanyak interospeksi dan mawas diri mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Menyembuhkan. Karena hanya doa dan kepasrahan yang tersisa. Ya lakukan dengan sekuat tenaga. Dengan rendah hati. Dengan sepenuh tawakkal. Insya Allah kesembuhan  akan segera datang !

-    Ya Allah kapankah Engkau berikan waktu bagi kesembuhanku ? 

Jika kita semua sudah berikhtiyar dengan maksimal, silahkan ajukan pertanyaan itu kepada Allah. Tapi jangan harap Allah akan menjawab doa kita, jika kita sakit, belum berikhtiyar, belum mohon ampunan, dan belum mencari obatnya kok sudah bertanya kepada Allah seperti itu ! Mubadhir teman !

Banyak Hikmah Dibalik Sakit Maag Dan GERD

-    Belajar bersabar

Ketika kita diberi sakit maag ini, kita mau tidak mau, suka tak suka, diajari untuk belajar bersabar dalam segala hal. Belajar bersabar menahan sakit. Belajar bersabar kepada orang lain. Sudah lapar, perut sakit, keringat dingin bercucuran, namun belum ada makanan yang aman dihadapan kita. Siapa yang harus disalahkan. Iya kan ? Apakah kita akan menyalahkan keadaan ini ? Oh justru kita akan salah besar. Karena segala keadaan adalah takdir kita. Dan takdir ini adalah wewenang Allah. Beranikah kita menyalahkan Allah yang telah memberikan takdir ini kepada kita ? Sudah lapar tak ada makanan yang “aman” untuk disantap ? Sebab orang maag atau GERD kan tidak bisa makan sembarang makanan ? Salah makan sedikit saja, kitalah yang akan menanggung akibatnya ! Dari hal-hal kecil seperti inilah kita diajari untuk belajar bersabar.

-    Belajar bersyukur

Bersyukur, bahwa sakit kita jauh lebih ringan dibanding teman-teman yang parah, sehingga kita masih bisa beraktifitas. Banyak kok teman kita diluar sana yang benar-benar harus bedrest ditempat tidur. Bukan karena malas, tapi karena memang benar-benar sudah tak bisa untuk bangun !

Bersyukur bahwa kita masih bisa berobat. Banyak kok teman kita yang sakitnya benar-benar sudah cukup parah, namun suami tak perhatian sehingga jika isterinya berobat, malah dimarahi, dikata-katai hanya menghabiskan uang melulu. Apalagi tak sembuh-sembuh. Boro-boro diantar ke dokter dan diberi perhatian yang lebih. Atau diupayakan agar isterinya cepet sembuh ?

Bersyukur, bahwa kita hanya diganjar sakit yang hanya seperti ini. Mengingat dosa kita yang berjibun sebesar gunung dan sebanyak butiran pasir dilautan, dan pekat bagai jelaga ! Apapun kondisi yang Allah berikan kepada kita, dan bagaimanapun bentuknya. Kita ini wajibnya adalah bersyukur ! bersyukur ! dan bersyukur !!!

-    Belajar mengenali kebesaran Allah

Dengan sakit ini kita diajari oleh Allah untuk mengenal kebesaranNya !  Kenali tentang nafas kita. Kita akan mengenal betapa Allah Maha Pemurah. Kita tak perlu bayar nafas..Kenali kerja jantung, maka kita Akan mengenal bahwa Allah itu Maha Professional ! Merancang jantung yang memompa darah tanpa berhenti kecuali kita mati.  Kenali kerjasama antara satu organ dengan organ yang lain, kita akan mengenali bahwa Allah menginginkan kita manusia hendaklah bekerjasama dengan orang lain dalam hal kebaikan. Sebab satu organ buruk maka seluruh organ akan menghasilkan kinerja yang buruk pula. Karena satu sama lain saling berkaitan dalam masing-masing system kerjanya.

Banyak hal dari sakit kita dimana kita diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk belajar menjadi cerdas akalnya, dan peka ruhaninya. Tentu saja jika kita mau menggali dan mencernanya. Tapi banyak juga yang dengan sakit, semua hikmah lewat begitu saja, karena kita tak mau menangkap hidayah yang Allah berikan didalamnya.

-    Belajar tekun

Ingin sembuh tak mau tekun berobat ? Ya tak sembuh-sembuh ! Baru minum obat beberapa kali, apalagi yang herbal seperti morinda, baru sehari dua hari minum, dan baru merasakan sedikit tak nyaman dari reaksinya, lalu sudah menyerah tak mau melanjutkan. Lha kapan sembuhnya ? Karena morinda, jika baru minum botol pertama, itu baru membersihkan ( detoksifikasi ) tubuh dari segala macam residu atau racun yang ada. Baru pada botol kedua, mulai terjadi regenerasi sel, pembentukan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Jadi betapa ketekunan itu sangat diperlukan untuk meraih kesembuhan. Apalagi untuk kesembuhan sakit maag dan GERD, karena keluhan yang serba kompleks ! Tak segampang pengobatannya sebagaimana penyakit-penyajkit yang lainnnya.

-    Belajar mengenal bahwa hidup butuh orang lain

Kita sangat terasa membutuhkan orang lain adalah ketika sakit, Apalagi sakit yang lama tak sembuh-sembuh seperti maag dan Gerd ini ?
Butuh dibantu menyiapkan makanan yang “aman”. Butuh diantar pergi berobat karena tak berani pergi sendirian. Butuh dibantu beli obat ke apotik. Butuh dibantu mengantar anak ke sekolah, karena dirinya yang biasanya mengantar anak-anak sekolah, semenjak sakit jadi tak bisa mengantar.  Butuh dibantu menyelesaikan segala pekerjaannya, yang selama sakit ini tak bisa dikerjakannya. Pokoknya, ketika kita sakit, banyak sekali butuh dibantu orang lain. Iya kan ?

-    Belajar rendah hati

Lha bagaimana tak rendah hati. Kita banyak membutuhkan bantuan orang lain. Kalau kita sombong, kita ketus, kita tak ramah, siapa yang akan mau membantu kita ? Sekalipun kita banyak uangnya ?

-    Belajar memahami bahwa uang bukanlah segalanya

Jika kita tak mampu menjaga sikap kita kepada orang-orang yang sering membantu kita dikala kita sakit, maka kita akan kesulitan, karena uang tak akan banyak membantu kita. Mereka, orang-orang yang sering membantu kita juga punya hati, punya perasaan serta harga diri. Mereka juga tak mau diperlakukan seenak kita, mentang-mentang kita banyak uang. Uang adalah bukan segalanya.

-    Belajar menghargai isteri

Banyak suami yang tak menghargai isteri. Mentang-mentang ia sudah memberi isteri segalanya. Rumah yang mewah, mobil yang bagus, perabotan rumah tangga yang komplit. Sehingga isterinya ia anggap hanya sebagai penjaga rumah saja. Yang tak punya hak untuk bicara, untuk mengusulkan segala hal demi kebaikan rumah tangganya, untuk mengarahkan anak-anaknya.

Banyak suami yang menjadi ororiter dalam rumahtangganya karena kedudukannya yang tinggi di kantor. Atau karena hartanya yang berjibun !

Nah ketika dirinya jatuh sakit, tergeletak tak bisa ngapa-ngapain ditempat tidur, penyakitnya sudah diobatkan kemana-mana, hingga ke Singapore sekalipun, namun tak sembuh-sembuh juga, maka ia menjadi sadar. Apalagi ketika hartanya mulai habis. Bahwa ternyata ia dulu banyak berdosa kepada isterinya. Sering memaki-makinya hingga isterinya menangis. Sering tak mempercayai isterinya, sehingga isterinya menjadi kesal namun tak berdaya.

Kini, disaat ia terpuruk karena sakitnya yang tak sembuh-sembuh, hanyalah isterinya seorang yang setia merawatnya dengan penuh kasih sayang sabar dan telaten. Semua harta yang dimilikinya tak banyak menolongnya. Kini ia tersungkur di Hadapan Allah SWT. Memohon ampunan atas segala dosanya. Dan minta maaf kepada isterinya atas perilaku serta sikapnya yang buruk selama ini kepada isterinya. Ia lega sudah. Setelah mohon ampunan kepada Allah serta meminta maaf atas segala kesalahannya selama ini kepada isterinya. Ia pasrahkan seluruh hidupnya, sakitnya kepada Allah SWT. Karena harta yang dimilikinya hingga habis tak mampu menolongnya dari sakit gerd yang teramat menyiksanya sepanjang waktu.

-    Belajar menghargai suami

Sebaliknya banyak pula isteri yang tak menghargai suaminya. Apalagi jika ia yang lebih mampu mencukupi kebutuhan ekonomi rumahtangganya. Karena lebih banyak penghasilannya dibanding penghasilan suaminya yang tak seberapa.  Isteri yang seperti ini biasanya dengan entengnya suka menyuruh-nyuruh suaminya untuk pekerjaan apa saja. Sama sekali tak ada takutnya kepada Allah SWT. Sama sekali tak menghormati dan menghargai suaminya, meskipun ia tahu bahwa Allah memerintahkan seorang  isteri wajib tunduk dan patuh kepada suaminya.

Semua perkataan suami tak pernah digubrisnya. Pendapatnyalah sendiri yang harus menang. Apalah suaminya yang tak bisa mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Dirinyalah yang banting tulang untuk keluarganya selama ini. Usaha catteringnya yang berkembang pesat hingga bisa membeli rumah, mobil dan perabotan rumah tangga, tak disadarinya bahwa itu atas ijin dari Allah SWT.

Ia pikir itu semua karena kerja kerasnya, karena kepintarannya mengelola usahanya. Karena kenalannya banyak. Ia sama sekali tak mengerti, bahwa usahanya maju pesat karena Allah ridho dengan suaminya yang selalu menjaga sholatnya dan tak pernah meninggalkan dzikirnya kepada Allah SWT.
Kini tiba-tiba dirinya jatuh sakit. Dokter hanya mengatakan sakit maag. Tapi mengapa sudah berlalu 2 tahun tak juga kunjung sembuh. Usaha dagang catteringnya bangkrut karena ia tak bisa mengelolanya lagi. Semua miliknya lepas satu persatu untuk berobat. Namun belum sembuh juga. Yang tersisa tinggallah rumah yang dihuninya ini. Mustikah harus dijual juga untuk berobat ?
Ia sudah tak tahan lagi melewati penderitaan yang menderanya ini dari hari ke hari. Ia terharu. Suaminya selalu merawatnya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Selalu membesarkan hatinya. “Sabar ya mi, umi insya Allah akan sembuh, jangan putus asa. Mohon ampunlah kepada Allah. Tentu saja banyak dosa serta kekhilafan kita sehingga Allah memberikan ujian ini” begitulah kata suami sambil memegang dan mengelus tangannya setiap kali. Dirinya tak mampu menahan air matanya demi mendengar kata-kata suaminya yang sangat menyentuh hati itu.

Memang benar apa yang dikatakan oleh suaminya. Bahwa selama ini ia sombong. Tak ngerti bersyukur kepada Allah. Tak pernah menghormati dan menghargai suaminya. Apalagi tunduk. Pantas saja Allah memberikan sakit ini. Agar dirinya sadar akan kedudukannya sebagai isteri. Sebagai makhluk Allah yang harus tunduk kepada hukum dan ketentuannya. Dan masih banyak lagi hikmah yang ia peroleh dari sakit ini.

Ada kesegaran baru yang mengaliri kisi-kisi hatinya. Adalah kesadaran tentang hidup. Kini, meskipun belum sembuh, ia bisa ikhlas menerima sakitnya, dan bisa menerima keluhan-keluhan dengan sabar dan pengharapan akan sembuh. Tentunya setelah Allah mengampuni dosa-dosanya. Iapun lalu meminta maaf kepada suaminya atas segala kekhilafannya selama ini. 

Meskipun suaminya sudah memberikan maaf sebelum isterinya meminta, namun ketika isterinya meminta maaf kepadanya, ada keharuan serta kesyukuran yang begitu menghunjam direlung hatinya. Doanya kepada Allah selama ini telah dikabulkanNya, agar isterinnya menjadi hamba yang sholehah. Dan ini adalah sebuah awal dari sikap salih. Matanya berkaca-kaca ketika isterinya meminta maaf dengan ketulusan kepadanya. Karena ia merasakannya. Isterinya benar-benar bersungguh-sungguh meminta maaf.

-    Belajar menghargai orang lain siapapun adanya

Sakit maag yang lama tak sembuh-sembuh, mengajari kepada kita, bahwa kita harus menghargai orang lain siapapun adanya. Karena kita membutuhkan bantuan serta pertolongan mereka. Tanpa bantuan serta pertolongan orang lain, maka kita benar-benar payah. Banyak urusan kita yang akan terbengkelai.

Dalam hal makan saja. Jika ketika sedang sakit, tak ada yang mau membantu menyiapkan makanan untuk kita, apa jadinya ? Padahal soal nasi saja harus dimasak spesial. Harus lembek ! Demikian juga untuk sayurnya sangat terbatas bahan dan jenisnya. Sayur bening. Yang tawar tak pake cabe dan tomat atau bumbu-bumbu penyedap rasa.  Apakah diluar ada sayur bening yang seperti ini ? Gak ada kan ? jikapun ada misalnya, lalu siapakah yang akan membelinya ? Tentu kita akan meminta tolong orang lain bukan ? Karena kita tak bisa pergi sendiri ? Belum lagi kepentingan-kepentingan kita yang lain ? Tentu kita harus meminta tolong orang lain. Untuk itulah betapa kita perlu untuk menghargai orang lain.

-    Belajar hemat

Dulu, waktu kita belum sakit, harta masih banyak, kita beli apa saja bisa. Terkadang tanpa pertimbangan apakah yang kita beli itu perlu atau tidak. Asal pengin, beli ! Tapi setelah kita sakit, harta ludes untuk berobat. Itupun belum kunjung sembuh. Nah. Mau tidak mau kita diajari untuk menjadi hemat. Sebab kalau tidak, maka uang yang ada tak cukup untuk segala kebutuhan.

-    Belajar berhati-hati dalam berbicara dan bersikap

Sebelum sakit, kita seenaknya sendiri dalam bersikap dan berbicara. Sekarang, ketika sakit lama tak sembuh-sembuh. Bisanya hanya tergolek dipembaringan ? Kita benar-benar diajari untuk berhati-hati dalam berbicara dan bersikap kepada orang lain. Paling tidak kepada orang-orang yang merawat kita. Sebab kalau tidak, kita akan sengsara sendiri. Tak ada yang mau membantu dan menolong lagi.

-    Belajar menghargai waktu

Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga dalam hidup. Namun kita sering tak menghargainya. Kita sering membuang-buang waktu untuk sesuatu yang kurang manfaat. Sekarang Allah memberikan pelajaran kepada kita, betapa tersiksanya menjalani waktu dalam kesakitan. Betapa terasa lamanya waktu berjalan, seolah-olah tak bergerak. Dari pagi ke sore. Dari sore ke malam dan ke pagi lagi, dilalui dalam kesakitan yang belum ketemu obatnya.

Sepertinya kita mau memberikan apa saja harta yang kita miliki asal bisa sembuh. Dulu kita kikir ! Pelit ! Sekarang setelah didera sakit yang tak terperi, kita tak pernah eman-eman kehilangan harta kita asal sembuh. Iya kan ?

-    Belajar beribadah dengan baik

Dulu ketika masih sehat, kita melakukan ibadah dengan seenaknya. Jauh dari khusyuk. Jauh dari rasa kesyukuran kepada Allah SWT. Sekarang setelah didera gerd atau asam lambung yang parah, betapa berharganya kesehatan. Betapa berharganya waktu. Ingin mencari saat yang bisa beribadah dengan baik, dengan sempurna betapa susahnya ketika sedang sakit.

Mana yang kedinginan kena air untuk berwudhlu. Mana yang oleng. Mana yang jantung berdebar. Mana yang lambung perih bagai diiris-iris.

Disaat seperti inilah, kita diajar oleh Allah SWT. betapa berharganya waktu dan kesehatan. Semua keterlenaan ibadah kita dimasa lalu baru terasa ketika kita didera sakit gerd ini. Mau wudhlu dengan baik saja susahnya bukan main menahan dingin. Mau sholat dengan sempurna saja tak pernah bisa tegak berdiri. Astaghfirullahaladhziim.

Itulah antara lain hikmah dibalik sakit maag dan gerd. Semoga kita semua bisa memetik hikmah dari sakit kita. Dan kedepan menjadi orang yang lebih baik. Lebih takut akan Allah SWT. Dan lebih bisa mensyukuri nikmat. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin..

Purworejo, 20 Agustus 2017

Salam Tauhid,
Niniek SS

Berilah Perhatian Kepada Penderita Maag Dan GERD

Bismillahirrahmanirrahiim...

Marilah kita panjatkan selalu puja dan puji syukur ke Hadllirat Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan nikmat dan karuniaNya yang tak pernah bisa kita hitung banyaknya, bahkan terkadang tak mampu kita sadari karena saking banyaknya. Atau karena kita terlalu disibukkan oleh perkara-perkara dunia, sehingga kita lalai menyadari nikmat-nikmatNya serta lengah tak mensyukuriNya.

Serta marilah senantiasa kita haturkan shalawat serta salam Allah, kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, beserta ahli keluarganya yang sangat dicintainya serta para sahabatnya yang salih demikian juga semoga terlimpah untuk kita semua yang berkhidmad kepada Beliau yang agung ini.

Para Pembaca Blog di seluruh dunia yang saya hormati..

Berilah Perhatian Kepada Penderita Maag Dan Gerd.

Tentu kalian terdampar di blog ini, mungkin karena kalian sendiri yang sedang sakit maag tak sembuh-sembuh lalu sedang mencari solusi ? Atau ada anggota keluarga kalian yang sedang sakit maag dan gerd. Entah itu suami, atau isteri kalian. Orang tua kalian. Anak kalian. Atau sanak famili kalian yang sakit. Dan kalian sedang berupaya mencari cara untuk membantu kesembuhannya !

Beruntunglah kalian yang menemukan blog ini, bagaikan mutiara yang tak terperi bagi pemahaman sakit maag dan liku-liku penyakit asam lambung. Karena kemudian, kalian yang semula buta akan penderitaan kalian, lalu menjadi tahu dan faham sefaham-fahamnya akan sakit yang sedang kalian alami. Sehingga kalian bisa memilih dari berbagai alternatif pengobatan serta tips-tips yang saya tawarkan untuk mendukung kesembuhan kalian.

Baik itu berupa ilmu “Apa sih penyakit maag dan asam lambung itu ?”, atau “Apa sih yang harus dilakukan jika mengalami keluhan ini dan keluhan itu ?”, atau “Sebaiknya pengobatan yang bagaimana yang harus kulakukan untuk kondisiku ini ?”, atau “Benarkah Buku Bu Niniek SS + terapi minum air mentah yang higienis + minum morinda merupakan pengobatan yang paling efektif untuk mengobati maag kronis dan gerd atau asam lambung ?”....

Kalian tinggal memilih, jurus-jurus jitu kesembuhan maag kronis dan gerd di blog ini. Sesuaikanlah dengan kondisi sakit kalian serta keuangan kalian. Bu Niniek bukanlah robot yang kaku. Yang memaksakan jika kalian ingin sembuh, harus begini harus begitu. Karena rahasia kesembuhan itu bukanlah itu semua.  

Rahasia kesembuhan terletak pada “Ridho Allah SWT” semata

Ini dan itu hanyalah syariat, atau sebagai lantaran menggapai Ridho kesembuhan saja. Oleh karena itu, berkali-kali saya berpesan, “janganlah kalian menuhankan obat atau orang yang mengobati” supaya dosa-dosa kalian tidak semakin besar dan kalian akan makin jauh dari kesembuhan !!!

Soal bagaimana kalian harus bersikap sudah sering saya bahas dalam artikel-artikel sebelumnya. Agar lekas sembuh. Yaitu interospeksi diri. Bertaubat dengan sungguh-sungguh. Memohon ampun atas segala dosa kita kepada Allah SWT. Meminta maaf atas setiap kesalahan dan kekhilafan kita kepada sesama manusia dan alam semesta raya. Memohon petunjuk kepada Allah SWT. Sang Penyembuh, agar diberikan obat yang “manjur” sehingga lekas sembuh. Tidak berlarut-larut sakit kita. 

Lalu apakah masih ada yang lain ?  Faktor yang mendukung kesembuhan kita ? Sangat ada ! Yaitu dukungan keluarga serta orang-orang disekeliling kita yang setiap hari kontak berinteraksi dengan kita.

Berilah Perhatian Kepada Penderita Maag Dan Gerd

Itulah judul yang perlu kalian ketahui dan fahami. Apa yang kalian butuhkan dari orang lain di sekitar kalian. Iya kan ?

Sakit maag dan gerd adalah penyakit yang gampang disebut, namun susaaah sekali sembuhnya ! Ibarat ikhtiyar dari ujung Sabang sampai ujung Merauke sudah dilakukan, namun belum juga ada bayang-bayang kesembuhan ? Lalu apanya yang salah ? Faktor terbesar adalah karena lingkungan kalian tidak mendukung kesembuhan kalian.

Wahai kalian yang mempunyai anggota keluarga yang sakit maag...Jika kalian ingin mereka cepat terbebas dari sakit maag atau gerdnya, perhatikanlah hal-hal dibawah ini :

-    Doakanlah agar mereka cepat sembuh
-    Perhatikanlah pengobatannya
-    Perhatikanlah makanannya
-    Perhatikanlah istirahatnya
-    Perhatikanlah pikirannya
-    Perhatikanlah perkembangannya
-    Perhatikanlah hati atau perasaannya

Pentingnya Faktor Doa

Jika kita mempunyai anggota keluarga yang sedang sakit, apakah itu orang tua, suami atau isteri kita, anak, adik, kakak, atau tetangga, kita hanya sibuk membantu merawatnya, namun lupa mendoakannya. Padahal ini adalah faktor yang paling utama dari kesembuhan. Kesembuhan adalah ada ditangan Allah SWT. Ada pada RidhoNya. Jika kita tak memohonkan, tak mendoakan, apalah artinya kerja keras yang telah kita upayakan untuk merawat mereka ?  Mungkin akan menjadi usaha yang tak sempurna, dan kecil hasilnya. Akan menghabiskan waktu, biaya dan tenaga !

Yang paling utama adalah doakan ! Doakan ! Doakan ! Dan doa yang paling mustajabah adalah memohonkan ampun atas dosa-dosa si sakit agar mendapatkan hidayah serta hikmah dari sakitnya..Karena seseorang sakit saya yakin dikarenakan dosa-dosanya kepada Allah SWT. Dan Allah berkehendak untuk mengurangi dosa-dosanya sehingga diberinya mereka sakit agar lebih mendekat kepadaNya.

Pentingnya Pengobatan yang tepat

Jika ada anggota keluarga kita yang sakit maag atau asam lambung, perlu segera dilakukan pengobatan yang tepat. Apa itu pengobatan yang tepat ? Ialah mengenali sakitnya dari gejala-gejalanya. Biasanya mual, pusing dan kehilangan nafsu makan. Jika seperti ini, tak perlu ke dokter dulu. Beri si sakit minum air hangat jeruk nipis ( potong jeruk nipis yang sudah bersih, seukuran 1 cm saja jangan lebih, beserta dengan kulitnya rendam dengan segelas air mendidih kira-kira airnya 200 cc ) minumkan pagi hari ketika perut kosong sebelum makan. JANGAN PAKE GULA !

Minum ketika hangat-hangat kuku, sedikit demi sedikit hingga habis. Nanti saatnya sarapan ya sarapan seperti biasa, namun usahakan dengan nasi lembek dan lauknya telur ayam kampung yang direbus setengah matang beri sedikit garam, dan sayurnya labu siam rebus yang dipotong besar-besar.

Apapun sakitnya, entah maag entah typus sebaiknya berikan nasi lembek dan hindari makanan yang kasar, pedas, asam, berminyak, merangsang, atau segala makanan yang mengandung bumbu penyedap. Jarak 1 jam sesudah makan berikan antibiotik alami, air parutan kunyit. Ambil kunyit kuning yang anakannya yang panjang besar, 1 rimpang, kupas, cuci, parut, beri 1/3 gelas air hangat diminumkan.

Dan agar istirahat yang baik, badrest di tempat tidur untuk 1 atau 2 hari. Jika sudah dirawat seperti ini belum ada perubahan, silahkan segera periksakan ke dokter.

Jika ke dokterpun tak sembuh-sembuh, silahkan segera hubungi saya ( Bu Niniek ) di nomor 085.228.401.939 mudah-mudahan saya bisa memberikan solusi alami yang tepat untuk kalian.

Pentingnya Faktor Makanan Yang Tepat

Kalian pikir sakit maag akan sembuh hanya dengan minum obat saja ? Tak semudah itu teman. Untuk cepat sembuh, diperlukan “berbagai perhatian” sebagaimana telah saya tuliskan diatas. Salah satunya adalah perhatian terhadap “Menu Makan”.

Untuk menu makan ini, lebih tepatnya silahkan pesan buku “Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis” yang sudah komplit kiat-kiat didalamnya. Daripada kalian tiap hari pusing memikirkannya. Silahkan untuk melihatnya “KLIK DISINI”

Kecuali kalian memesan buku ini, jika penderita sudah stadium menengah dimana untuk aktifitas apapun perut sudah sakit, bantulah mereka dengan menyediakan makanan yang sudah siap santap. Sudah matang. Jangan hanya memberitahukan sebaiknya makan ini dan itu. Itu juga sudah baik. Namun ingat, bahwa penderita maag atau gerd yang sudah tak bisa beraktifitas alangkah tersiksanya, mau makan saja harus belanja sendiri, masak sendiri, belum lagi nanti mencuci piringnya sendiri ? Padahal rasa badan sudah tak karuan. Bingung merasakannya !

Faktor Istirahat Yang Cukup

Penderita yang sudah stadium menengah, sebaiknya memang sudah tak melakukan aktifitas. Harus banyak beristirahat agar kondisi lambung tenang, maka cepat sembuh. Lha kalau masih naik motor, pergi ngantor, dirumah juga masih melakukan berbagai kegiatan rumah tangga...Ya tak sembuh-sembuhlah !

Orang sakit maag itu lambungnya biasanya luka, meradang, atau iritasi. Jika makannya sembarangan. Kegiatan yang dilakukanpun berat, sembarangan, tentu akan mempengarui otot lambung, sehingga tak sembuh-sembuh.

Jika masih aktif bekerja memang harus memilih. Antara tetap bekerja sambil menahan sakit dan akhirnya menjadi lebih parah toh akhirnya harus mengundurkan diri ? Atau sama-sama mengundurkan diri, namun lebih awal dan dengan hormat ( jangan sampai tunggu di PHK karena sakit ), agar bisa berobat dengan maksimal ? atau sungguh-sungguh ? Hidup memang harus memilih. Dan tiap-tiap pilihan selalu ada resikonya. Dan kita harus siap dengan resiko pilihan kita. Apapun itu !

Apalagi jika ingin sembuh dari sakit maag atau gerd. Harus cukup beristirahat..lha gimana gak istirahat ? Lha wong untuk ngapa-ngapain sakit ? Apa mau dipaksakan untuk bekerja ?

Jadi bagi kita yang sehat, berikanlah waktu untuk mereka beristirahat. Atau, ingatkanlah mereka untuk banyak beristirahat. Sebab banyak juga penderita yang tak mau beristirahat. Maunya enakan sedikit lalu terus bekerja dan bekerja. Atau memang mereka tak tahu bahwa istirahat sangatlah diperlukan bagi penderita maag apalagi gerd atau asam lambung.

Apalagi para suami nih. Ngertinya berangkat kerja, pulang rumah harus rapi, anak-anak sekolahnya beres, makanan harus selalu tersedia di meja. Mereka ( para suami ) tak peduli. Yang penting bekerja dan memberikan uang yang cukup kepada isteri. Dan tak peduli dengan segala macam tetek bengek urusan rumah tangga. Jika urusan rumah tak beres bisanya hanya marah-marah dan tak mau tahu. Juga sama sekali tak ada mengerti-mengertinya bahwa isterinya sedang sakit maag atau gerd, yang setiap harinya rasa badan tak karuan, tak pernah genah. 

Nah type suami seperti ini adalah suami yang super egois. Pastilah suami model seperti ini adalah suami yang masih jauh dari Allah, karena belum mengenal hukum2Nya apalagi melakukannya dan taat !

Jadi, siapapun engkau yang membaca artikel ini, tolong berikan perhatian kepada keluarga kalian yang sedang sakit. Berilah waktu untuk beristirahat yang cukup. Jangan bebani pekerjaan yang tak mampu dikerjakan, atau jangan bebani dengan pikiran yang tak mampu dipikirkannya.

Faktor ketenangan pikiran juga sangat berpengaruh

Kita pikir, makan teratur, minum obat yang tepat, istirahat yang cukup sudah cukup untuk membuat sembuh ? Belum cukup teman ! Jika pikiran masih sarat membebaninya sehingga tak bisa tidur, gelisah, stress ! Sakitnya sudah tentu tak sembuh-sembuh.

Bebaskanlah si sakit dari beban pikiran yang berat, agar lekas sembuh !

Karena hubungan lambung dan pikiran sangatlah erat. Jadi jika pikirannya tak dijaga, ya kapan sembuhnya ? Para suami yang isterinya banyak hutang, ya berilah kesempatan untuk tak memikirkan hutangnya dulu sementara ia masih sakit. Pikirkanlah hutang isteri agar ia lekas sembuh. Isteri yang banyak hutang, belajarlah berhemat, agar kalian tak membebani pikiran suami sehingga puyeng mikirin bayar hutang kalian. Jika kalian banyak hutang, maka pikiran kalian akan berat juga kan ? sehingga sakit kalian jauh dari kesembuhan.

Lebih baik mensyukuri apa yang ada. Dan tidak memimpikan yang tidak ada. Mampunya makan dengan lauk tempe ya syukurilah, jangan mampunya makan dengan lauk tempe kok mimpikan makan dengan lauk telor. Berarti rejekinya lagi lauk tempe. Jika tak disyukuri, bukannya impian telor yang didapat, bisa-bisa lain kali kalian hanya diberi rejeki makan dengan lauk kecap. Kalian nyadar tidak ? Inilah pengalaman saya dulu, maka bisa cerita disini.

Jika kita hidup sederhana. Apa adanya. Tidak mengada-ada. Insya Allah hidup kita akan tenang, bahagia, dan tidak dihantui kegelisahan tiap saat. Berhutanglah untuk sesuatu yang sangat darurat. Misal untuk pendidikan anak sekolah. Bukan untuk beli baju baru, tas baru, perhiasan baru, atau kebutuhan hidup yang sifatnya sekunder ( tidak utama ). Artinya kebutuhan sekunder itu jika tidak ada, atau tidak dibelipun tak apa-apa.

Membeli kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya sekunder, meskipun harganya tidak mahal, maka makin lama tetap akan menjadi banyak, akhirnya keuangan kalian tekor, sehingga untuk memenuhi kebutuhan yang utama tak mencukupi, akhirnya kalian berhutang. Sedikit demi sedikit hutang kalian banyak, makin lama makin menggunung dan akhirnya karena kepepet maka kalian akan terjerumus kepada pinjaman rentenir. Naudzubillahimindzaliik. Jangan sampai yah ?

Sekali lagi ini adalah pengalaman saya sendiri. Sehingga saya bisa bercerita disini. Agar kalian menjadi faham, betapa pentingnya hidup dalam kesederhanaan, mensyukuri nikmat, sehingga ke-Ridho-an Allah mudah turun karena kita selalu bersyukur. Karena kita selalu menghargai pemberian nikmat-nikmat dari Allah SWT, betapapun kecilnya. Oke ?

Perhatikan perkembangannya

Jika ingin keluarga kita yang sakit lekas sembuh, perhatikanlah perkembangannya. Baik dari pengobatan, makanan, perawatan yang dilakukan, adakah perkembangannya ? Ataukah semakin mundur ? Karena setiap tindakan yang dilakukan pasti akan berefek pada penderita. Entah efek baik atau efek buruk. Entah menambah laju kesembuhan atau malah menjadikan makin parah ? Itu harus kita amati dengan seksama.

Penyakit maag dan asam lambung adalah penyakit yang super komplek dan rumit. Baik penderitaannya maupun usaha kesembuhannya. Serba rumit dan njlimet !

Ketika kita memberikan obat harus kita pantau, demikian untuk masalah menu makanannya, aktifitasnya, dan segala yang dilakukannya. Agar jika terjadi kemunduran bisa segera banting stir mengubah polanya. Dan jika terjadi kemajuan maka bisa tetap dilanjutkan.

Misal, menu makan dengan yang rebus-rebus kok bisa menahan dari kambuhnya maag atau gerd, tapi kok berat badan jadi tambah menurun ya ? Nah ini kan jauh lebih baik ? Meskipun berat badan lebih turun, namun kan setiap hari berkurang keluhannya ? Nah tinggal kita atasi bagaimana caranya agar berat badan tidak terus turun ! Minum madu murni dan kuning telor ayam kampung setiap pagi.

Atau jika sudah memungkinkan, boleh makan menu yang digoreng asal tidak kasar, namun sedikit saja, tapi ingat, AMPAS JANGAN DITELAN YAA ?

Lalu, dengan makan alpokat serta buah naga setiap hari kok kesegaran tubuh makin nyata. Ya udah makan saja alpokat dan buah naga setiap hari.

Lalu jika untuk olah raga kok lambung malah jadi gak enak, begah dan keras ? Ya sudah besuk lagi tak usah olah raga, cukup jalan kaki mondar mandir di halaman rumah, atau di jalan kampung depan rumah saja jangan jauh-jauh.

Sudah tahu makan gorengan gerd jadi kambuh, kok tiap hari masih saja makan gorengan. Ya kapan sembuhnya ? Bu Niniek memang keras dalam aturan menu makan untuk kesembuhan. Tapi alhamdulillah yang mau ngikut alhamdulillah banyak kesembuhan kok !

Perhatikanlah hati dan perasaannya

Agar mereka cepat sembuh, maka kalian yang merawatnya harus menjaga hati dan perasaannya. Jangan berkata kasar dan menyakitinya ! Misal, ketika melayani makannya, ada kok yang ketika menyodorkan makan ke si sakit sambil ngomong :”Nih makan buburnya. Cepat ! Biar gak dingin ! Kalau dingin kan gak enak. Lagian maag kan gak boleh makan yang dingin-dingin ! Suruh makan aja kok susah. Kapan mau sembuhnya ?” Sambil mukanya ditekuk dan kata-katanya ketus.

Setiap penderita yang diperlakukan seperti itu pasti akan sedih hatinya, nelongso. Karena mau melakukannya sendiri bikin bubur tak bisa. Tapi ketika menerima bubur, harus menghadapi sikap yang kasar dan ketus. Rasanya bubur tak bisa tertelan di tenggorokan deh. Lagian kita yang merawat juga akan merugi to kalau begitu sikap kita ? Sudah capek gak jadi amal yang baik. Amal kita jadi cacat karena ada ketidak ikhlasan kita dalam melakukannya.

Layanilah mereka yang sedang sakit dengan sabar, ikhlas, ramah, sayang dan lemah lembut. Jika kita takut akan Allah. Jika kita menyayangi mereka yang sedang sakit. Agar mereka cepat sembuh. Jika kita melayani yang sakit dengan sabar dan ikhlas, seberat apapun yang kita lakukan akan terasa ringan, juga akan menjadi amal yang tercatat kebaikannya.

Oke, begitu dulu share saya kali ini, semoga bermanfaat bagi kalian semua. Semoga kita masih bisa bertemu dalam artikel mendatang yaa ?

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Purworejo, 10 Agustus 2016

Salam Persahabatan
Niniek SS

Sakit Maag Dan Liku-Likunya

Bismillahirrahmanirrahiim...

Puji syukur tak putus-putusnya ke Hadlirat Allah Yang Maha Sempurna, Yang Maha Tak Terhingga, Yang Maha Lembut, Yang Maha Mendengar, Yang Maha Menyaksikan, Yang Maha Setia, Yang Maha Tak Ingkar Janji, Yang Maha Memenuhi, dan Maha Meliputi Segala Sesuatu.

Yang nikmat-nikmatNya deras mengalir kepada hamba-hamba Yang DikehendakiNya. Juga PenyertaanNya. BimbinganNya. RidhoNya. NaunganNya. AmpunanNya. PetunjukNya. Rahmat dan Kasih SayangNya. Dan pemenuhan atas hajat hidup setiap makhlukNya. Subhanallah..Allah Hu Akbar...

Juga tak lupa shalawat serta salam Allah semoga senantiasa tercurah kepada Junjungan kita Umat Muslim, Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW

Penghulu surga. Penghulu orang-orang salih. Penghulu orang beriman. Penghulu Makrifatullah. Penghulu orang orang dermawan. Penghulu segala kebaikan. Penghulu kasih sayang. Penghulu cahaya dunia dan akherat. Penghulu kerukunan. Penghulu para cendekia dan kaum cerdik pandai. Penghulu para zuhud. Dan Penghulu segala sesuatu yang mendatangkan ke Ridhoan Allah SWT. Juga semoga terlimpah salam serta shalawat kepada para sahabat Rassul SAW, para ahli keluarganya yang sangat dicintainya serta kepada kita sekalian yang berkhidmat kepada Yang Mulia Nabi yang ummi. Subhanallah Allah Hu Akbar. Allahumma aamiin.

Sakit Maag Dan Liku-likunya

Banyak banget diantara kita yang awalnya menyepelekan sakit maag. Dikiranya sakit maag itu sakit yang sepele. Sakit yang asal makan teratur, gak makan pedes dan asem, gak begadang, pasti sembuh deh !

Eh tunggu punya tunggu, loh kok makin hari bukannya makin sembuh, tapi hari-hari selanjutnya malah semakin banyak keluhan bermunculan.

Perasaan sih dulu, awal-awalnya hanya masuk angin, mual, lalu males banget mau makan. Awal-awal dokter hanya memberi obat sejenis promaag. Tablet tebal yang berwarna hijau. Trus vitamin tambah nafsu makan. Sudah.
Eh ketika kambuh, bukan lagi tablet hijau yang diberikan. Kali ini diganti dengan milanta, konon kata dokter syrup yang baik untuk mengobati maag. Tambah antibiotik sama pil tambah darah. Semua sudah lupa namanya.
Lho besuk lagi bukan diberi mylanta, tapi diberikan omeprazol, antasida, obat penenang karena tak bisa tidur, dan beberapa vitamin untuk menambah stamina kata dokter.

Laaah...sampai bosan sudah minum obat ! Tapi penyakit ini masih demen banget ngendon di tubuh. Bosan banget dan sangat tersiksa rasanya. Hari-hari hanya diwarnai rasa sakit yang muncul silih berganti. Baik rasa dan waktunya.

Bayangkan ! Kalian pasti tahu. Karena mungkin sudah pernah mengalaminya ? Atau mungkin, bahkan saat ini sedang merasakannya ?

Lha wong hanya pusing saja, rasanya gak nyaman banget kan ? Juga mual. Sudah dimuntahkan, tak bisa. Tak ada yang keluar. Malah mulut yang tadinya tak berasa asem, setelah diusahakan muntah untuk mengurangi mual, eh malah mulut jadi asam banget rasanya. Rupanya cairan dalam lambung yang naik ke tenggorokan. Halah ! Untuk mengurangi rasa asem dimulut, minum air putih hangat. Lumayanlah, rasa asemnya sedikit hilang.

Lalu, tiba-tiba perut lapar banget nih. Pingin banget makan. Tapi gimana dong, sedang perut rasanya begah banget. Penuh ! kembung ! seperti ada gas padat yang memenuhi ruangan perut hingga tenggorokan. Tapi lapar tak bisa ditahan lagi. Ya terpaksalah makan. Meski hanya beberapa suap. Entah kenapa selesai makan perut sakit banget, melilit rasanya dan tambah penuh, seperti mau pecah.

Eh usut punya usut, ternyata sayur beningnya, bayam dan labu siam ( menurut anjuran bu Niniek ), diberi sedikit tomat dan bumbu masak sama isteri. Katanya kasihan, tiap hari suami kok makan sama sayur tawar, sayur bening yang hanya dibumbuin sesiung bawang merah, bawang putih, sedikit gula merah dan garam. Tanpa bumbu yang lain, apalagi bumpu penyedap.

Ya begitulah. Tapi ada lagi suami yang tak sabar. “Bosen Bu, tiap hari makan sama sayur beginian. Tawar, gak ada rasanya !” kata suami. Isterinya menjawab :”Kan bapak maagnya belum sembuh. Untuk cepat sembuh, kata bu Niniek, ya beginilah menunya. Sabar ya pak. Besuk kalau sudah sembuh ya tak masakin yang enak-enaklah !”

“Halah dikit-dikit Bu Niniek. Sampai kapan bapak harus makan beginian bu ?” balas suaminya. “Ya sampai bapak sembuh..Wong Bu Niniek yang sangat parah saja bisa sembuh kok, apalagi bapak, yang tidak separah bu Niniek. Iya kan pak ?” isterinya menjelaskan.

Banyak liku-liku yang terjadi pada keseharian keluarga dimana anggota keluarganya ada yang terkena sakit maag.

Masih alhamdulillah jika maagnya baru awal. Lha kalau sudah berkembang menjadi asam lambung atau gerd yang parah ? Lebih hebat lagi penderitaannya.  Separah-parahnya sakit maag, masih bisa ditahan jika kambuh. Namun jika sudah judulnya :”GERD” atau “ASAM LAMBUNG” dan sudah parah, astaghfirullahaladziim sakitnya.

Jika vertigo sudah menyerang, itu tuh kepala yang muter, rasanya bagaikan dunia mau kiamat. Untuk bergerak sedikit saja, atau untuk melekkan mata, muternya tambah hebat. Ya terpaksalah tak berani ngapa-ngapain. Jadi hanya tidur dan merem matanya ! sampai muternya hilang. Meskipun serangan vertigo ini tak berhari-hari, biasanya hanya hitungan jam, namun cukup membuat kecemasan yang luar biasa ! Iya kan ? ( Saya bertanya kepada kalian yang pernah mengalaminya ).

Lalu kalau migrennya lagi datang nih. Ya Allah...sebelah dari kepala ini seperti baru saja dihantam dengan benda tumpul. Pusingnya gak umum, pusiiiing banget, terkadang hingga saya muntah. Kalau sudah bisa muntah, pusing makin lama makin berkurang dan hilang pelan-pelan. Tapi waktu datang menyerang, rasanya kepala ini ingin saya benturkan di tembok karena saking sakitnya. Tapi saya tentu tak mau mendzalimi diri sendiri to ? Jadi ya ditahan saja sakitnya dengan terus membaca istighfar, agar memperoleh pengampunan dari Allah, dan siksaan migren ini segera berlalu.

Ayo liku-liku apalagi tentang sakit maag ? SEMBELIT ?

Sepertinya hari ini dan sebelumnya, menu makan saya sudah bener. Sudah makan sayur, sudah bikin juice alpokat, sudah menghindari makanan yang membuat sembelit. Lho kok saya sembelit ya ? Ketika sudah seperempat jam jongkok di closet bab tak mau juga keluar, saya mulai gelisah. Waduh saya sembelit nih. Pikir saya. Sedih banget rasanya. Sudah digiring dengan rasa, eh fases turunnya lamban banget. Padahal kaki sudah pegel dan mulai semutan tak berasa. Gimana dong ?

Mau tak mau, untuk menghindari pingsan di WC, terpaksalah agar fases bisa keluar dibantu dengan ujung jari kelingking kiri, mencungkili fases yang ternyata kerasnya bagai batu. Alangkah jijiknya. Tapi ya bagaimana lagi, apa harus minta tolong orang, gak mungkin kan ? Atau untuk mengeluarkan fases yang sembelit harus ke Rumah Sakit ? Waah nanti dubur disemprot dengan cairan sabun. Ya akhirnya fases bisa keluar. Tapi menunggu proses fases menjadi hancur oleh air sabun, usus nih rasanya pedih kaya disayat sayat. Belum pernah tahu ya kalian ? He he saya pernah lho ?

Jadi, ketika sakit maag atau gerd tak sembuh-sembuh, soal bab saja bisa menjadi persoalan yang besar ! Ha ha.. jangan disangka ya ?

Soal ‘TAK BISA TIDUR”

Jika kalian selalu bisa tidur pulas setiap malam, bersyukurlah kalian kepada Allah SWT. Yang telah memberi kenikmatan bisa tidur nyenyak kepada kalian setiap malam.

Saya ketika masih sakit dulu, sering berhari-hari hingga berminggu-minggu tak bisa tidur. Tersiksa sekali. Tubuh jadi lemas sekali. Dan mata menjadi pedas mengeluarkan air terus menerus.

Obat penenang dari dokter agar saya bisa tidur tak pernah mempan. Saya tersiksa sekali hari hari tak bisa tidur. Baik siang maupun malam. Saya terus memikirkan apa yang menjadi penyebabnya ? Sebab sebelumnya rasanya tak ada suatu pelanggaran yang saya lakukan. Lalu apa ?

Setelah lama berhari-hari tak bisa tidur. Pikiranpun melayang kemana-mana. Ada saja yang saya pikirkan. Terutama mencari penyebab saya tak bisa tidur ! Loh kok aneh. Setelah itu, semakin keras saya berpikir, bukannya saya jadi bisa tidur, tapi keluhan saya kok jadi bertambah. Kepala jadi sakit, puyeng, berat. “Apakah ini gejala awal saya mau gila? “ Pikir saya !

Akhirnya saya menemukan rahasia penyebabnya !

Ternyata benar. Bahwa erat sekali hubungan antara pikiran dan lambung. Semakin kenceng berpikir, maka semakin berat pula keluhan kambuhnya. Baik pada maag ataupun pada gerd. Tapi pikiran yang bagaimana pula ? Saya sortir lagi pikiran yang membuat lebih kambuh. Setelah lama mengamati dan eksperimen, saya menarik kesimpulan, bahwa ternyata pikiran-pikiran yang mempersoalkan hal yang belum terjadilah yang lebih membuat kambuh. Karena pikiran semacam ini biasanya lalu diikuti dengan kekhawatiran yang amat sangat terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi !

Sebelumnya saya selalu takut mati. Bukan ketakutan akan proses kematian itu sendiri yang saya takutkan, meskipun konon rasanya sangat-sangat sakit. Sehingga Rasulullah pernah memohon kepada Allah SWT. Agar sakitnya sakaratul maut yang paling sakit dari umatnya, Allah berikan kepada dirinya saja jangan diberikan kepada umatnya. Subahanallah. Betapa mulia hati Rasulullah SAW. Dan betapa besarnya cinta Beliau kepada kita para umatnya. Seharusnyalah kita umat Rasulullah SAW. Tahu membalas budi atas kebaikan beliau dengan menjalani hidup sesuai teladan Beliau. Patuh dan taat kepada Allah SWT.

Yang saya takutkan bukannya takut mati karena proses kematian itu sendiri. Namun bekal akherat saya yang belum cukup. Masih sangat minimnya. Itupun entahlah, apakah amalan amalan saya sudah menjadi amalan yang bakal diterima oleh Allah atau belum. Wallohua’lam...

Lalu waktu itu saya selalu dihantui pikiran. Jika tiba-tiba saya mati, siapakah yang akan mendampingi putri saya satu-satunya yang sedang tumbuh menjadi remaja ? Dan siapakah yang akan merawat suami saya yang selama ini tak bisa cari uang ?

Betapa sombongnya saya waktu itu. Sepertinya saya ini wanita super yang mampu mengatasi segala keadaan kehidupan rumah tangga saya. Dari soal cari duit. Ngurus rumah. Mendidik anak. Soal sosial kemasyarakatan. Dan segala tetek bengeknya. Astaghfirullahaladziim. Seolah rumah tangga tanpa penghasilan ketika saya sakit bisa berjalan dengan “selamat” itu karena kesabaran saya, karena kebaikan saya, karena kepintaran saya mengelola rumah tangga, karena saya ikhlas menerima takdir. Karena anggapan diri saya yang teramat besarnya peran saya bagi keluarga, sehingga saya benar-benar takut mati ! Apalah jadinya keluarga saya jika saya mati nanti ?

Ya Allah...Betapa sombongnya saya waktu itu. Betapa besar dosa saya kepada Allah, yang menganggap diri saya besar dan begitu berartinya bagi keluarga. Padahal, sejatinya...Allahlah yang Maha Besar. Yang memberikan kesabaran dan kekuatan kepada saya untuk bisa bertahan dalam sakit yang panjang sekalipun dalam kondisi keterpurukan ekonomi yang amat sangat.

Allahlah yang memberikan saya putri yang insya Allah salihah. Suami yang sangat penyabar meskipun tak bisa cari uang. Allahlah yang selalu memberikan kami sekeluarga rejeki yang selalu tak kami duga-duga sehingga kami tak pernah kelaparan. Putri kami bisa lanjut sekolah dari TK. hingga kini sudah hampir selesai kuliah. Dari mana dan oleh siapa datangnya semua keselamatan hidup dan iman kami ? Kalau bukan dari Allah SWT ?

Betapa sombongnya saya waktu itu yang menganggap jika saya mati, maka kehidupan keluarga saya kelak akan menjadi kacau balau. Akan terhenti segala aktifitasnya, karena saya sebagai penggeraknya sudah mati. Alangkah berdosanya hati saya, pikiran saya, jiwa saya, ruhani saya, yang sombong tak terkontrol ! Sakit ini memberikan beribu hikmah kehidupan kepada saya yang tak ternilai harganya. Tentu demikian juga bagi kalian semua, yang saat ini belum menerima kesembuhan.

Alhamdulillah kemudian Allah masih memberikan kepada saya kesadaran atas kesombongan saya. Dan alhamdulillah dengan caranya yang “AJAIB” diberikannya saya kesembuhan. Bahkan kesembuhan saya yang bisa bermanfaat bagi kalian semua dengan artikel-artikel yang saya tulis dalam blog ini. Itu semua adalah Kehendak Allah. Yang Maha Rahman dan Maha Rahiim kepada alam semesta raya dan seisinya.

Janganlah mengkhawatirkan segala hal yang belum terjadi. Karena itu rahasia Allah. Karena itu bagian dari rencana Allah bagi tiap-tiap manusia. Janganlah kita berusaha mengintipnya sekalipun. Kita akan banyak kehilangan energi, yang mustinya lebih baik kita pergunakan untuk menjalani hidup kita hari ini, bukan untuk mengkhawatirkan esok yang belum tentu hadir untuk kita jalani.

Pemikiran-pemikiran mubadhir inilah yang seringkali menjadikan kita sulit bahkan tak bisa tidur. Buktinya, setelah saya berusaha untuk mengelola pikiran saya dengan pemahaman ini, alhamdulillah, yang tadinya obat dokter saja tak mempan, akhirnya saya bisa mengobati sulit tidur saya atas bimbingan dan ijin dari Allah. Maha Besar Allah dengan kasih sayang serta rencanaNya untuk kita semua.

Sakit maag dan liku-likunya

Jika saya bahas semua liku-likunya disini, tentu akan menjadi artikel bersambung yang banyak sekali tak selesai-selesai.

Yang perlu kita sampaikan disini intinya saja. Jangan meremehkan soal sakit maag. Karena di kemudian hari bisa mendatangkan kesulitan yang panjang dalam kehidupan kita jika kita meremehkannya. Kehidupan masa depan kita bisa menjadi kacau balau. Masih beruntung jika kita mampu bersabar dalam menjalaninya. Dan mampu menarik setiap hikmah dari derita yang kita alami. Jika tidak ? Maka kecuali porak poranda kehidupan kita, maka kita bisa menjadi orang sangat merugi karena kehilangan iman ! Menuduh Allah tidak adil. Menuduh Allah tega kepada kita. Dan suudzon kepada Allah yang tidak baik sehingga kita terjerumus kedalam dosa yang mungkin tak terampunkan. Tentu kita semua tak mau bukan ? Menjadi orang yang merugi ? Sudah merugi dunianya masih pula merugi akheratnya. Naudzubillahimindzaliik...

Pesan saya, selalu berendah hatilah di Hadapan Allah. Jangan berburuk sangka kepada Allah karena setiap KehendakNya adalah baik bagi kita. 

Bersyukurlah dalam setiap keadaan. Memohon ampunlah atas setiap dosa yang kita sengaja ataupun tidak, yang kita tahu ataupun tidak, yang besar maupun yang kecil, dan dosa yang nyata maupun yang tersembunyi. Allah Maha Besar ampunanNya melebihi dunia dan akherat seisinya.

Semoga dengan sakit ini kita semua bisa mengambil hikmahnya. Dan semoga kalian yang belum sembuh, segera mendapatkan hidayah kesembuhan dari Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.

Demikianlah semoga Sakit Maag Dan Liku-likunya ini ada manfaatnya bagi kita semua. Saya berdoa dan berharap Insya Allah masih bisa berjumpa pada artikel yang akan datang. Aamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Purworejo 29 Juli 2017

Salam Tauhid,
Niniek SS
Back To Top