SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Bagaimana Mengatasi Pikiran-pikiran Yang Negatif Bagian 1

Bismillahirrahmanirrahiim...

Bagaimana Mengatasi Pikiran Pikiran Yang Negatif ?

Sulit sekali yaa ? Untuk mengatasi pikiran pikiran yang negatif ? Baiklah marilah kita melihat dulu apa yang menyebabkan dalam pikiran kita timbul pikiran-pikiran negatif yang sulit sekali dihilangkan. Apalagi pada penderita sakit maag kronis yang lama tak sembuh-sembuh. Atau yang telah berkembang menjadi GERD yang luaaaar biasa penderitaannya jika sudah parah.

Pikiran negatif hanya ada dalam diri orang yang imannya masih kurang kepada Allah SWT. Kurangnya iman, karena adanya dosa yang masih ada didalam diri yang bersangkutan yang belum ditaubati. Belum dimohonkan ampunan kepada Allah SWT. Jika orang itu benar-benar sudah beriman kepada Allah SWT. dalam dirinya akan ada rasa takut kepada Allah SWT. sehingga ia tidak berani berpikir buruk apapun tentang sesuatu, sekaligus yakin bahwa dalam kondisi apapun, Allah “PASTI” akan menolongnya.

Munculnya rasa was-was, buruk sangka atau suudzon, karena ia tidak yakin akan adanya perlindungan serta pertolongan dari Allah SWT. Ia baru sebatas mempercayai dirinya sendiri, tidak pernah percaya kepada orang lain. Oleh karena itu akan mudah menjadi berburuk sangka kepada siapapun !

Biasanya pikiran orang sakit maag atau gerd sering dihantui dengan hal-hal negatif yang teramat sulit dihilangkan.

Seperti halnya :
  • Sakitku kok sulit sekali sembuh ya, apa dosaku ?
Setiap orang pasti mempunyai dosa, siapapun adanya. Pantaskah seseorang bertanya seperti itu kepada dirinya sendiri ? Ini adalah pikiran yang negatif. Seolah-olah ia adalah manusia yang tak berdosa. Seharusnya beginilah caranya bertanya :”Ya Allah dosa yang manakah yang membuat Engkau berikan sakit yang seperti ini kepadaku ? Berilah hamba petunjuk dan ampunanMu Ya Allah. Semoga dengan sakit yang Engkau berikan ini, Engkau ampuni semua dosa-dosa kami Ya Allah”.
  • Sakitku kok seperti ini amat ya ? Apa aku ini dibikin orang ?
Mengapa kita berburuk sangka kepada orang lain, yang mana berburuk sangka itu adalah dosa. Dan ini adalah pikiran yang negatif. Sakit adalah kasih sayang Allah. Karena kita berdosa, diberinya kita sakit, sebuah kesempatan yang diberikan oleh Allah agar kita bertaubat, memohon ampunan dengan mendekat kepadaNya. Jadi tak perlu kita berburuk sangka kepada siapapun. Berburuk sangka akan membebani pikiran kita dan menjauhkan dari keberkahan, sehingga bukannya sembuh sakit kita malah bisa bertambah parah !
  • Sakitku kok begini amat, apakah begitu murkanya Allah padaku sehingga aku diberiNya sakit yang sulit disembuhkan ?
Ini adalah juga pikiran yang negatif. Seolah-olah Allah adalah figur yang pendendam. Membalas perbuatan buruk dari manusia dengan sakit yang tak sembuh sembuh. Sakit memang karena kita telah jatuh kedalam dosa, atau sering melakukan dosa. Nah karena saking sayangNya Allah kepada kita yang berdosa ini, maka diberinya kita sakit, agar kita bertaubat. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini adalah sebuah kesempatan emas bagi kita, Allah akan berkenan memberikan pengampunan meskipun dengan melalui sakit terlebih dahulu. Namun jika kita ikhlas menjalaninya, bukan terus mengeluh dan mengeluh. Ini justru akan memperburuk sakit kita ! Bayangkan jika Allah sungguh-sungguh menutup pintu taubat untuk kita. Apakah itu yang kita inginkan ? Tidak bukan ?
  • Sakitku kok aneh banget rasanya, apakah ini penyakit model baru ? Dirumah rasanya seperti mau mati tapi diperiksa dokter hasilnya semuanya normal ?
Ini pikiran yang meskipun tidak negatif namun cukup membebani otak kita sehingga terpaksa berpikir untuk hal-hal yang diluar kapasitas otak kita untuk berpikir. Lebih baik kita serahkan semua hal yang kita tidak tahu kepada Allah SWT, agar kita selalu mendapat petunjuk, dan selalu  berada dalam bimbinganNya.
  • Aku sakit seperti ini, tak bisa menjalankan kuwajibanku sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai istri, jangan-jangan suamiku akan menceraikanku ? Dia akan mencari wanita yang sehat yang bisa membahagiakannya, tidak seperti aku sekarang ini yang dirundung sakit tak sembuh-sembuh ?
Ini adalah pikiran negatif. Suudzon kepada suami. Suudzon kepada takdir Allah. Padahal itu belum tentu terjadi. Jikapun toh itu terjadi, kita harus yakin. Bahwa itu adalah kehendakNya, dan kita harus ikhlas menjalani takdir apapun yang Allah tentukan bagi kita. Takdir baik maupun takdir buruk. Karena PASTI didalamnya ada keindahan hikmah bagi kita. Ada kehendak baik dari Allah bagi kita.

Salah besar jika kita berkeadaan terpuruk lalu mengeluh, menggerutu, memaki-maki keadaan. Padahal dalam keterpurukan kita ada keindahan yang akan Allah berikan untuk kita, jika kita sabar dan ikhlas menjalaninya. Terpuruk disini bukan berarti dalam keadaan maksiat. Namun keadaan dimana kita menjadi menderita, susah, sedih, sulit, berat dan lain sebagainya yang untuk bangkit kita benar-benar tak mampu, tak berdaya serta mengalami jalan buntu !
Bukankah jika kita sakit maag atau gerd yang bertahun-tahun tak sembuh-sembuh kita akan mengalaminya seperti ini ? Kondisi kita terpuruk segala-galanya ? Lahir, batin, jasmani, ruhani, moril dan materiel ? Tubuh kita tak berdaya. Mental kita down. Ekonomi kita terpuruk. Kehormatan kita terkikis. Sehingga seringkali kita hilang kepercayaan terhadap diri sendiri. Jadi rendah diri. Jadi putus asa atau hilang harapan ?

Ini semua adalah pikiran-pikiran negatif yang yang akan mendatangkan aura-aura negatif kedalam diri kita, akan mendatangkan energi-energi negatif yang menyerap enzyme-enzyme yang bermanfaat dalam tubuh kita.

Kondisi kita yang sakit lama tak sembuh-sembuh, dimana sudah banyak kehilangan enzyme, jika terus berpikiran buruk atau negatif, maka kita akan tekor enzyme didalam tubuh kita dan akibatnya sakit kita akan makin bertambah parah, makin lemah, dan benar-benar makin tak bisa apa-apa. Bisanya hanya tergolek sepanjang hari di tempat tidur, dan menjadi beban keluarga kita.

Itukah yang kita inginkan teman ? Tidak bukan ? Maka, ayolah bangkit dari sakit kalian, dengan berlatih berpikiran positif. Hilangkan segala pikiran yang tak perlu. Pikiran yang negatif dari diri kalian. Dekatkan diri kalian kepada Maha Mega Energi adalah Allah SWT. Dimana energinya tak terhingga. Dengan mensucikan diri kalian, taubatan nasuha, menghilangkan segala pikiran-pikiran negatif, dan menggantinya dengan pikiran-pikiran positif, pikiran-pikiran luhur dan mulia, insya Allah energi positif kalian akan mengaliri tubuh kalian, mengusir semua energi penyakit dari diri kalian. Dan insya Allah kalian akan segera sembuh seperti saya.

Ini bukan saja nasehat untuk kalian yang belum sembuh. Namun juga nasehat bagi diriku sendiri, yang masih dikelilingi oleh berbagai kondisi yang memungkinkan diriku terjerumus dalam pemikiran-pemikiran negatif, sehingga akan menjadikan diriku jatuh sakit lagi seperti dulu.

Kuserahkan diriku dalam perlindunganNya selalu. Dalam penyertaanNya. Dan dalam RidhoNya. Benteng yang takkan tergoyahkan oleh apapun. Insya Allah.
  • Sekarang suamiku sering pulang malam, katanya sih lembur, tapi siapa tahu ia selingkuh diluar sana ? 
Ini juga pikiran negatif yang merugikan diri kita. Jika benar. Kita harus ikhlas. Pasti sebelum kita jatuh sakit, ada perilaku kita yang tidak menyenangkan suami, yang sering membuat suami kecewa dan sakit hati. Yang membuat suami tega meninggalkan kita disaat kita sakit. Disaat kita butuh perhatian, butuh kasih sayang dan pendampingannya.

Kalau ketika kita masih sehat, kita adalah isteri yang baik, isteri yang setia, isteri yang tunduk dan taat kepada suami. Isteri yang hormat dan berbakti kepada suami, maka ketika kita sakit, meskipun tergolek bertahun-tahun ditempat tidur menyusahkan suami, tak bisa ngapa-ngapain, insya Allah suami kita tak bakal meninggalkan kita, karena beliau begitu menyayangi kita, mengasihi kita dan cintanya begitu mendalam kepada kita karena Allah SWT. Tentu suami kita ingat atas segala kebaikan yang pernah kita lakukan kepada suami kita ketika kita masih sehat dulu. Dan merasa tak pantas meninggalkan kita disaat kita sakit. Iya Kan ?

Lalu jika kita berpikir suami kita selingkuh diluaran ketika kita sedang sakit terpuruk, bagaimana jika hal ini tidak benar ? Bahwa diluar saat malam tiba suami belum pulang, ternyata ia sedang berkerja keras banting tulang menyelesaikan lemburannya, demi mendapatkan tambahan uang agar bisa mengobatkan isterinya dengan pengobatan yang lebih baik, agar isterinya lekas sembuh ? Jika demikian bukankah betapa besar dosa kita ? Menciderai kepercayaan kita kepada suami, dan menghalangi barokah yang semestinya hendak Allah turunkan kepada kita.

Sebenarnya, setiap saat malaikat Allah berseliweran disekeliling kita hendak membagikan segala keberkahan dan kebaikan dari Allah, namun tanpa kita sadari, sering terhambat atau terhalangi oleh pikiran dan kelakuan kita sendiri. Oleh karena itu singkirkan jauh-jauh buruk sangka ! supaya tidak menjadi bumerang bagi diri kita sendiri.
  • Mertuaku sudah mulai bosan melihatku yang sakit tak sembuh-sembuh ini, jangan-jangan mereka sudah merencanakan untuk mencari isteri yang baru bagi suamiku, apalagi pernikahanku yang sudah lama belum juga dikaruniai anak ?
Nah ini dia. Isteri yang kurang kerjaan. Sehingga berburuk sangka. Mertua yang begitu baik dan penuh perhatian masih dicurigai mau bersekongkol dengan suaminya untuk mencari isteri baru bagi anaknya yang lebih sehat dan mampu memberikan cucu baginya. Ya Allah...

Padahal, mertua berdua sering berunding dengan suaminya tanpa dirinya adalah membicarakan upaya-upaya bagaimana agar kita menantunya cepat sembuh, dan sehat seperti sediakala. Tak ada sama sekali pikiran buruk apapun terhadap kita menantunya.

Kita dikaruniai suami yang saleh. Imam keluarga yang baik dan bertanggungjawab. Meskipun kita sakit dan belum bisa memberikan keturunan kepada suami kita, suami tetap setia, tetap merawat sakit kita dengan baik. Lha kok kita malah berburuk sangka kepada mertua ? Dimana dong otak sehat kita ?
Semestinya kita bersyukur kepada Allah SWT. Diberi suami yang baik. Yang Sholeh. Yang setia dan penuh pengertian, penuh perhatian serta kasih sayang. Semestinya kita bersyukur kepada Allah dan mendoakan mertua kita, yang telah berhasil mendidik suami kita menjadi suami sholeh dan membahagiakan kita. Bukan malah berburuk sangka. Ya Allah betapa buruknya perangai diri kita. Dan itu yang wajib kita telaah dari diri kita, mengapa kita sakit tak sembuh-sembuh. Sudah baikkah diri kita ? Sudah sucikah batin kita ?

Demikian dulu bagaimana menghindari pikiran yang negatif, semoga bermanfaat. Silahkan ikuti selanjutnya pada bagian ke -2 nya DISINI yaa ? jika ada yang tak berkenan. Mungkin tulisan saya menyinggung kalian, maafkanlah. Hanya niat suci yang mendasari tulisan ini, semata adalah membantu agar bagaimana kalian cepat sembuh.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Purworejo, 17 Agustus 2016

Yang senang menggali,
Niniek SS
Labels: EDISI SPESIAL, Interospeksi, KIAT SUKSES, Kiat-Kiat Sembuh

Thanks for reading Bagaimana Mengatasi Pikiran-pikiran Yang Negatif Bagian 1. Please share...!

0 Komentar untuk "Bagaimana Mengatasi Pikiran-pikiran Yang Negatif Bagian 1"

Back To Top