SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Menu Makanan Sakit Maag 1

TENTANG MENU MAKANAN :

P : Bolehkah orang sakit maag makan makanan yang pedas ?
 
J : Tergantung. Jika sedang terkena sebaiknya hindari makanan makanan yang pedas, asam dan merangsang. Tetapi jika sudah pada tahap mencapai kesembuhan, insya Allah tidak apa-apa, tetapi lomboknya sedikit saja. Misal untuk menyayur jika ingin ada rasa-rasa pedasnya sebaiknya memakai sepertiga buah cabai saja ( jika kecil boleh separuh, namun jika cabainya besar sebaiknya gunakan sepertiganya saja) , dan bukan cabai rawit , gunakan jenis cabai merah yang besar, bukan cabai hijau atau cabai keriting. Cabai hijau getahnya sangat tajam bagi lambung, sedang cabe rawit dan cabai keriting pedasnya sangat menyengat.

P : Mengapa orang sakit maag jika makan sayur-sayuran seperti kangkung, bayam, kubis, kembang kol ataupun brokoli lambung terasa sakit, penuh dan kembung?

J : Sayur-sayuran semacam memang sangat bagus dikonsumsi oleh orang-orang yang tak bermasalah lambungnya, apalagi brokoli sangat dianjurkan dikonsumsi oleh penderita kanker, karena mempunyai zat anti kanker. Namun jika dikonsumsi oleh orang-orang sakit maag, tidak dianjurkan karena semua sayuran tersebut seratnya cukup kasar, lambung yang sedang bermasalah biasanya mukosa dinding lambung mengalami iritasi, terkadang  luka sehingga akan merasa sakit jika terkena benda kasar yang masuk kedalam lambung. Juga jenis sayur-sayuran diatas didalam lambung akan membentuk gas yang bisa memicu meningkatnya asam lambung. Jika ingin mengkonsumsi sayur, jika maagnya sudah parah, sebaiknya diblender mentah-mentah, lalu dikukus sebentar baru dimakan. Namun akan menjadi lain jika kita mengunyahnya hingga 40 sampai 50 kali untuk sekali suapan, hal ini akan menetralisir timbulnya sakit pada lambung karena mengunyah dengan baik akan menghasilkan enzyme yang bermanfaat untuk mengusir bakteri jahat yang ada dalam lambung.

P : Apakah orang sakit maag boleh makan sayur bayam ?

J : Insya Allah boleh, tetapi sebaiknya bayam cabut yang ada akarnya, dan hanya dipetik ujung batangnya saja, tidak beserta dengan bagian yang lain karena bagian yang lain keras. Hindarkan sering makan bayam, karena kandungan zat besinya tinggi, tidak baik untuk lambung yang sedang bermasalah. Dan seyogyanya tidak memasak bayam potong karena kecuali kasar batangnya, juga kandungan zat besinya lebih tinggi dibanding dengan bayam cabut.

P : Saya jika makan dengan nasi kasar selalu sakit, mengapa ?

 
J : Lambung yang sedang bermasalah, biasanya mengalami penipisan lapisan mukosa pada dinding lambung. Jika kita makan nasi keras ( misal nasi kenduri ), tak lama kemudian biasanya akan langsung terasa sakit. Bagaimana tidak sakit, karena nasi kasar yang masuk kedalam lambung ketika diproses dalam lambung ia akan menimbulkan gesekan-gesekan yang melukai luka yang ada pada dinging lambung. Apalagi jika mengunyahnya hanya beberapa kali, sehingga belum menghasilkan enzyme yang bisa membunuh bakteri jahat dalam lambung yang menyebabkan rasa sakit.


P : Saya kok perut selalu sakit sehabis minum teh tubruk?

J : Bagi kebanyakan orang minum teh, terutama teh hangat dipagi hari merupakan kenikmatan tersendiri, badan menjadi hangat dan tubuh terasa segar. Jika kita minum teh tubruk perut lalu terasa sakit, ini patut dicurigai bahwa lambung kita mulai bermasalah. Teh, apalagi yang tubruk, mengandung zat yang merangsang lambung. Saya selalu minum teh celup sariwangi yang selalu aman diperut saya, tapi membuatnya yang encer-encer saja dan gulanya sedikit saja, rasa manisnya sekedar suam-suam.

P : Apakah orang sakit maag boleh makan sayur nangka ?

 
J : Sayur nangka, ataupun gudeg sebaiknya dihindari oleh orang-orang sakit maag, karena kecuali mengandung getah yang pekat, juga ampasnya lama dicerna didalam lambung, sehingga kerja lambung akan lebih berat dibanding konsumsi sayuran labu siam, labu kuning, bayam cabut.

P : Saya juga perutnya langsung sakit jika makan sayur oyong atau gambas.

J : Oyong atau gambas sebaiknya tidak dimakan oleh penderita maag, karena teksturnya kasar. Lihat saja bestru, sayuran serumpun dengan gambas, jika sudah tua dan mongering bisa dijadikan alat untuk mencuci piring saking kasarnya. Tidak jauh berbeda dengan oyong atau gambas, muda ataupun tua selalu bermasalah bagi lambung yang sedang sakit.

P : Saya juga perut langsung melilit jika makan sayur yang santan-santan, apalagi seperti sayur sambal goreng yang pedas.

 
J : Orang yang sakit maag, biasanya lambungnya sedang luka. Luka apalagi didalam, biasanya akan lebih lama sembuh jika terkena minyak atau lemak-lemak dan sesuatu yang sifatnya merangsang. Santan kan mengandung minyak, jadi jika lambung sedang bermasalah hindari makan sayur yang bersantan.

P : Mengapa dokter melarang saya agar tidak makan goreng-gorengan? Kemarin saya periksa diagnosenya saya sakit maag.

 
J : Goreng-gorengan mengandung 2 hal pantangan sakit maag, yaitu kasar dan mengandung minyak. Lambung yang sedang sakit tidak boleh terkena makanan yang kasar dan berminyak, sembuhnya jadi lama. Karena keduanya susah dicerna oleh lambung.

P : Saya juga tidak boleh makan tape. Mengapa ?

J : Tape mengandung alkohol meskipun alkohol alami. Alkohol selalu mengandung zat yang merangsang jadi tidak baik dikonsumsi orang sakit maag, karena akan memicu produksi asam lambung. Tape, nanas, durian, adalah jenis makanan yang mengandung zat yang merangsang.

P : Saya juga tidak boleh makan makanan yang terbuat dari ketan seperti lemper, juadah, uli, mengapa ?

J : Bahan makanan yang dari ketan lama dicerna di dalam lambung, karena ulet, sehingga tidak baik dikonsumsi oleh orang yang sakit maag.

P : Lambung saya akan terasa perih sekali jika makan sayur yang diberi bumbu dari tomat.

J : Orang yang sakit maag, berarti lambung sedang iritasi atau terluka, luka akan terasa perih atau sakit jika terkena asam. Tomat mengandung rasa asam yang cukup dominan sehingga orang yang sakit maag akan terasa sakit ketika mengkonsumsinya.

P : Apakah saya boleh mengkonsumsi permen jahe ?

 
J : jahe bersifat merangsang, sebaiknya jangan dikonsumsi dulu sebelum maag kita sembuh.

P : Lalu sebaiknya kami mengkonsumsi makanan yang bagaimana yang aman untuk lambung ?

J : Ini nih batasan makanan-makanan yang aman untuk lambung yang sedang bermasalah :
-    Yang tidak pedas.
-    Tidak asam.
-    Tidak mengandung minyak atau banyak lemak.
-    Tidak kasar.
-    Tidak merangsang.
-    Tidak bergetah liat.
-    Tidak mengandung kimia sintetis.
-    Tidak mengandung zat pewarna, pelembut dan perasa.
-    Tidak dingin. Yah begitulah !  
Salam Sehat Sejahtera,
NiniekSS

Kisah Iring-iringan Semut

Sudah berkali-kali aku melihat iring-iringan semut ada dimana-mana. Seringkali  mereka melewati tembok. Atau terkadang kulihat pada  pelepah daun kelapa yang jatuh diatas tanah, dikebun-kebun orang.  Biasanya aku hanya melihatnya sekilas tanpa punya keinginan untuk  menyimaknya dari dekat. Tapi kali ini entah kenapa tiba-tiba aku tertarik sekali untuk memperhatikannya dari dekat.
 
Ada iring-iringan semut yang kulihat merambat pada sebatang pohon mangga di depan rumahku yang ditanam suamiku beberapa tahun yang lalu. Mereka seolah berjalan tanpa beban, kompak  satu tujuan. Tidak seperti kita. Walaupun kita menjadi anggota dari suatu organisasi misalnya, meskipun tujuan organisasi adalah satu, namun benak kita dipenuhi berbagai kepentingan masing-masing. Manusia susah untuk kompak seperti semut. Entah kemana mereka hendak menuju aku tak tahu. Karena ketika kuturutkan kemana mereka berjalan ternyata tidak pernah kutemukan ujungnya. Tetapi yang jelas, iring-iringan itu menuju kesuatu tempat. Dan mereka  sangat kompak.
 
Kuperhatikan setiap semut bertemu dengan semut yang lain selalu menyempatkan untuk berhenti sejenak untuk saling menyapa,dan kemudian masing-masing melanjutkan perjalanan tetapi masih dalam satu iring-iringan.
 
Pernah kulihat ada salah satu semut yang mungkin tergesa-gesa sehingga tidak menyapa temannya ketika berjumpa, ia terus  laju berjalan. Kuperhatikan dengan seksama semut aneh yang tidak berhenti menyapa temannya itu. Dia berjalan dengan kecepatan yang melebihi  kecepatan iring-iringan seolah tidak peduli ketika ia menyalip teman-temannya yang lain. Tetapi subhanallah…tiba-tiba aku melihat, semut aneh itu tiba-tiba membalikkan tubuhnya  dan berjalan berbalik arah dari arah yang dituju oleh hiring-iringan. Ia berjalan cepat. Dan pada beberapa waktu kemudian ia berhenti lalu menyapa setiap semut-semut yang tadi belum disapanya. Setelah dianggapnya selesai menyapa teman-temannya, maka iapun berbalik arah kembali bergabung dengan arah iring-iringan semula.
 
Aku berdecak kagum pada semut aneh itu. Ternyata bukan hanya seekor  semut yang berperilaku demikian. Banyak semut yang melakukan hal yang sama dengan semut aneh itu. Apabila ia berjumpa dengan teman-temannya tidak menyapanya, maka ia akan berbalik arah dari iring-iringan, dan berusaha menemui teman-temannya yang tadi belum disapanya ketika berjumpa.
 
Subhanallah…Makhluk kecil, imut, yang apabila kita membunuhnya sering merasa tidak berdosa itu, ternyata mempunyai kebiasaan yang sangat mulia ! MENJAGA  SILATURAHIIM  dengan sesamanya.  Hal yang sangat dianjurkan oleh Rassul kita SAW agar tetap kita lazimkan..agar hidup kita berkah, dipanjangkan umur kita, dilancarkan rizki kita karena silaturahiim.
 
Aku malu kepada semut semut itu. Aku masih sering belum bisa menjaga silaturahiim. 

Astaghfirullah…Ampunilah aku  Ya Allah yang belum bisa menjaga silaturahiim.
 
Rasa malas terkadang masih lebih dominan daripada pengertian akan manfaat pentingnya silaturahmi. Berbagai alasan menjadi alibi untuk tidak melaksanakan silaturahmi. Yang badannya tidak enaklah, yang dananya tidak adalah, yang mendunglah, yang banyak urusanlah. Segala macam keadaan menjadi alasan. Itulah provokasi syaetan. Agar kita terbelenggu kedalam kebiasaan yang sangat merugi.
 
Mudah-mudahan kemuliaan semut menjadi penyemangat kita semua untuk rajin bersilaturahmi, saling mengunjungi dan saling bertegur sapa antar sesama kita.
 
Binatang yang tak berakal budi saja sangat menyayangi serta peduli kepada sesamanya, masak kita antara sesama tidak saling perhatian, bahkan saling menjatuhkan sesame teman. Patutkah?  Rosulullah SAW selalu mengajarkan kasih sayang antara kita dengan orang lain terutama kepada anggota keluarga dan sesame umat Islam. Bukankah itu ajaran yang penuh suri tauladan kebaikan dan mengandung manfaat yang penuh keberkahan?
 
Silaturahmi dengan niat baik, dengan cara yang baik, penuh kasih sayang dan sopan santun sebagaimana yang diajarkan oleh Rosulullah SAW itulah yang akan mendatangkan keberkahan, risky dan umur panjang.
Demikian, semoga bisa diambil hikmahnya.

Salam penuh kasih,
NiniekSS

Kucing Buduk

Suatu pagi, Aku hendak mencuci piring-piring bekas makan semalam yang belum sempat kucuci karena hujan lebat yang mengguyur bumi semalam. Hujan lebat disertai petir yang menyambar-nyambar menyebabkan aku tak sempat berpikir lain kecuali berdoa agar hujan segera reda, agar petir segera menghilang, dan memohon perlindungan dari murkanya alam.

Pekerjaan yang mustinya bisa diselesaikan tadi malam jadi tertunda karenanya. Merapikan baju-baju kering yang sudah dicuci siang harinya, mencuci piring, merapikan dapur, menulis semuanya tertunda.

Piring, gelas, sendok garpu, semua berserakan di tempat cucian piring diluar rumah. Rumah dimana kami sekeluarga tinggal ( aku, suami dan putriku satu-satunya yang baru kelas 1 SMA) adalah pinjaman kakak iparku yang baik hati. Aku sendiri belum punya rumah sendiri sampai kini.

Ada lintasan kepingin punya rumah sendiri sih, namun setiap kali keinginan itu melintas, lalu terlupakan lagi karena ada kebutuhan yang lebih penting. Kehidupan untuk sehari-hari buat sekeluarga itulah yang bisa kami jangkau.Itupun sudah sangat alhamdulillah.

Bagi kami, sehari-hari kami sehat, kami bisa makan seadanya, bisa beribadah dengan baik, bisa mengingat Allah senantiasa, putriku hari itu lancar sekolahnya, itu sudah lebih dari cukup.

Itu rahmat dan karunia Allah yang tiada tara bagiku.

Rumah yang kami tinggali mungkin satu-satunya rumah yang masih orisinil dari developer, karena belum pernah direnovasi karena belum ada dananya. Biarlah itu bukanlah hal yang mendesak.

Rumah disekitarku sudah mentereng-mentereng karena mereka si empunya rumah memang bekerja sangat keras untuk bisa membangun rumahnya masing-masing.

Sebagai tetangga aku bersyukur bisa ikut merasakan kebahagiaan mereka. Rumah mewah, mobil bagus dan wajah yang selalu cerah tak pernah tergores kesan pusing sepertiku he he...

Aku mulai hendak mencuci piring. Melihat banyaknya piring dan gelas yang hendak kucuci, Ya Allah..setan yang ada dalam diriku mulai mengeluh..

Namun tiba-tiba malaikat kebaikan segera menghadiriku, lalu aku bisa tersenyum.Ya Allah..melihat gelas-gelas dan piring-piring kotor itu aku tersenyum penuh syukur. Terima kasih Ya Allah selalu Engkau hadirkan kebaikan dan ladang pahala dirumahku. Engkau hadirkan tiap hari banyak tamu yang datang kerumahku. Mereka semua selalu merinduiku sekeluarga.

Meskipun yang dapat kuberikan kepada mereka sekedar minuman dan makanan ala kadarnya, namun aku bersyukur atas     karuniaMu ini. Apalagi bila aku dapat menyediakan makan disaat harusnya makan, Ya Allah betapa bahagianya aku setiap saat aku bisa melakukannya. Mereka kebanyakan datang kerumahku untuk memecahkan masalah mereka bersama-sama denganku.

Ketika anganku mengingat teman-temanku yang kemarin bertamu, tiba-tiba ada kucing buduk penuh kudis mendekati tempat cucian piring, mungkin ia haus atau lapar dan mau mencari sisa-sisa makanan yang belum sempat kubuang.

Tubuhnya penuh kudis.

Tiba-tiba aku ngeri sekali melihatnya. Aku jijik sekali melihatnya, dan ngeri melihatnya. Kusuruh pergi kucing-kucing buduk itu agar segera pergi dari tempat cucian piring. Benar. Kucing-kucing itu segera menyingkir tidak jauh dariku. Matanya memandang penuh kecewa kepadaku. Kutepis perasaan itu. Biarlah.

Segera aku menyelesaikan mencuci piring-piring kotor itu semuanya. Selesai sudah. Tak kuhiraukan kucing kucing buduk itu lagi. Aku masuk rumah dan segera menutup pintu belakang agar kucing itu tak masuk kedalam rumah.

Aku khawatir virus kucing itu akan menular pada kulit kami serumah. Tempat dimana aku mencuci piring ada diluar rumah, tepatnya dibelakang rumah kami.

Didekat sawah.

Dibelakang kami terhampar sawah berhektar-hektar. Merupakan keindahan tersendiri bagi kami. Kami bisa melihat segala sepak terjang para petani dalam mengolah sawah mereka. Kami bisa melihat keindahan panorama sawah saat musim tanam maupun musim panen tiba.

Aku sudah lupa pada kucing-kucing buduk itu. Ketika menjelang tidur malam, tiba-tiba seluruh badanku gatal bukan main. Kuingat-ingat penyebabnya. Seingatku,  tak ada satupun  yang kulakukan yang menyebabkan gatalku. Aku tidak memegang barang-barang yang kotor. Aku tidak makan makanan yang menyebabkan alergi. Juga aku tidak bersentuhan dengan kucing buduk tadi pagi.. Lalu apa?

Semalaman aku tak bisa tidur karena tersiksa oleh gatal yang sangat diseluruh badan. Ya Allah..Astaghfirullah...sampai beberapa hari gatal itu masih tetap kuderita meskipun aku sudah ke dokter dan minum obatnya.

Karena aku sudah tak tahan lagi dengan rasa gatal itu, dalam salah satu tahajjudku aku tersungkur memohon kepada Allah agar ditunjukkan penyebab rasa gatal itu, dan mohon ampun atas dosaku.

Tiba-tiba melintas di hadapanku kucing-kucing buduk itu. Ya Allah..Ya pasti itu penyebabnya, tak ada lagi. Namun bukan karena aku tertular oleh virus kucing-kucing itu, namun karena aku mengusir kucing-kucing yang sedang kehausan dan kelaparan dan meninggalkannya dalam keadaannya tanpa sedikitpun belas kasihan dariku.

Air mataku deras mengalir. Ya Allah ampunilah aku yang tidak punya belas kasihan dalam diriku kepada kucing-kucing buduk itu. Aku bermaksud untuk segera mencari kucing-kucing buduk itu dan meminta maaf padanya, karena aku telah melakukan tindakan keji tidak memberinya makan ketika ia lapar dan tidak memberinya minum ketika ia kehausan.

Kutunggu-tunggu sampai dua hari kemudian, alhamdulillah akhirnya kucing-kucing buduk itu muncul kembali.Dan masih tetap kudisan bahkan terlihat kian parah. Sudah setengah busuk korengnya. Rasa jijikku segera kutepis. "Mari sini wahai kucing-kucing malang, kasihan kamu, maafkan aku kemarin yang sia-sia kepadamu ya" kataku kepada kucing-kucing itu.

Kubiarkan ia mendekat ketempat cucian piring, sebuah ember besar yang kuletakkan dilantai. Sengaja kedalam air yang ada dalam ember itu sudah kumasukkan VCO (Virgin Coconut Oil) atau minyak kelapa murni, yang sudah terbukti sangat manjur untuk mengobati penyakit kulit. Aku berharap agar kucing-kucing itu menjadi sembuh kudisnya.

Lega sekali rasanya ketika kucing-kucing itu mendekat kepadaku, dan lalu meminum air VCO dalam ember itu dengan lahapnya. Lalu makan nasi yang sudah kusediakan disebelah ember itu. Alhamdulillah habis. Ya Allah...telah kutunaikan nuraniku atas bimbinganMu. Meminta maaf kepada kucing-kucing itu atas kesalahanku, dan memberi makan, minum dan mengobatinya dengan penuh kasih sayang karena Engkau.

Apa yang terjadi setelah itu sahabatku?

Sejak itu gatalku menjadi hilang seketika. Subhanallah. Maha Besar Engkau Ya Allah. Aku bersungkur dalam keajaiban dan kasih sayang yang diturunkanNya kepadaku melalui pelajaran kucing buduk.

Sejak saat itu aku lebih bisa menghargai segala makhluk hidup didunia ini. Bukan saja kepada orang, melainkan kepada hewan dan tanaman akupun menjadi mampu menyayanginya.

Sejak itu pula hidupku menjadi lebih berbahagia dan mempunyai arti. Menyayangi binatang dan tanaman. Ada sesuatu yang membahagiakan ketika aku bisa memperhatikan hewan yang sakit dengan mengobatinya.

Memberi kehangatan kepada kucing yang kedinginan dan memberinya makan untuk kucing-kucing liar yang kelaparan.

Ada keindahan yang menyentuh kalbu ketika aku menanam sayur-sayuran seperti cabe, tomat, kacang panjang, terong dan yang lain mulai berbuah, lalu membagikannya kepada para tetangga. Ya Allah..

Marilah kita mencari kebahagiaan dari apa yang terdekat yang mampu kita raih, dari hal-hal kecil yang mampu kita lakukan.

Semoga manfaat

Salam penuh kasih,

NiniekSS 

Ketika Aku Disambar Petir

Saat itu langit gelap, mendung tebal sekali. Jelas sekali hujan deras sebentar lagi turun. 

Aku gelisah bukan main karena Adin putriku satu-satunya belum pulang dari sekolah, di SMA. 

Ia ada kegiatan ekstra kulikuler, sehingga harusnya jam setengah dua siang sudah pulang, tapi ini sudah jam 5 sore belum juga sampai rumah.

Mas Toto, suamiku segera mengambil sepeda butut satu-satunya untuk menjemput Adin. Aku kasihan juga melihatnya mengayuh sepedanya. Sepeda tua yang sangat setia mendampingi kami sekeluarga dalam mengayuh kehidupan. Suaranya kreyat kreyot terdengar ditelinga.


Jarak dari rumah ke tempat dimana putriku dijemput tidak terlalu jauh sih, tidak ada satu kilometer. Cuma melewati persawahan.

Adin putriku berangkat dan pulang naik angkot (angkutan kota). Kami tak punya sepeda motor. Sudah kukatakan punyaku cuma sepeda butut satu-satunya. Itu sudah sangat Alhamdulillah Allah memberiku sebuah sepeda. 


Dengan sepeda tua itulah Adin diantar dan dijemput oleh Abahnya setiap hari dari rumah ke tempat mencegat angkot.

Gelisahku makin memuncak ketika petir dahsyat mulai  menyambar-nyambar diatas rumah.Kilatnya mengerikan. Kubaca segala macam ayat dan surat untuk mengusir segala kegelisahan. Kuserahkan hidup dan mati kami kepada Allah Yang Maha Berkehendak. Kuserahkan suamiku dan Adin putri kami yang sedang dijemputnya kepada kasih sayang Allah, semoga tidak ada apa-apa.


Aku sendirian dirumah. Kebetulan tamu terakhir baru saja pulang.  


Sepi yang teramat mencekam kualami.Dunia seperti mau kiamat rasanya. Masya Allah….Hujan bagai ditumpahkan dari langit. Cuaca teramat gelap. Suara petir menyambar-nyambar memekakkan telinga dan membuat ciut nyali. Aku bahkan lupa memikirkan diriku sendiri. Pikiranku hanya tertumpu kepada suami dan putriku Adin yang masih berada diluar rumah.

Aku sedang menjerang air ketika itu dengan kompor minyak tanah. Aku trauma memakai kompor gas, karena dulu tetangga pernah terbakar mukanya ketika kompor gasnya meledak. Sampai sekarangpun aku masih memakai kompor minyak tanah untuk memasak.


Kudengar bunyi air yang kujerang sudah mendidih. Aku bermaksud untuk mematikan kompor untuk menghemat minyak karena air sudah mendidih.Lalu memasukkan airnya ketermos air. 


Kuberanikan diriku beranjak kedapur dari ruang tamu dimana sebelumnya aku duduk. Hujan deras bercampur kilat belum juga reda justru makin menggila.

Astaghfirullaaah…

Alhamdulillah air sudah kutuang kedalam termos, dan kompor sudah langsung kumatikan..


Ketika aku bermaksud kembali keruang tamu, tiba-tiba suara petir menggelegar  dahsyat, memekakkan telinga,  diatas kepalaku. Sesaat kemudian aku tidak ingat apa-apa, tapi hanya sesaat saja. Aku seperti hilang kesadaran, tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi...


Aku masih tetap berdiri, tidak jatuh. Namun dua kakiku tak bisa digerakkan untuk melangkah. 

Bumi bergetar hebat. Di kedua kakiku seperti ada kekuatan raksasa yang menyedotku dari dalam tanah. Sehingga aku tak bisa melangkahkan kakiku untuk berjalan.


Sementara aku belum menyadari apa yang sedang terjadi aku melihat segala peralatan dapur yang ringan-ringan seperti panci, dandang untuk mengukus, wajan untuk menggoreng, semuanya berhamburan jatuh kelantai dari rak piring tempat dimana aku menaruh perkakas dapur itu, yang tidak jauh dari tempat dimana ketika itu aku sedang berdiri.


Aku istighfar berkali-kali, mengucapkan laa ilaha ilallah dengan ketakutan yang mencekam dan kepasrahan yang total. Ibarat saat itu aku harus “dipanggil pulang” oleh Allah aku sudah pasrah mengingat kejadiannya seperti itu. 


Seluruh tubuhku kesemutan hebat sampai terasa seperti mau kejang. Aku tak mampu lagi memikirkan suami dan putriku Adin yang belum sampai rumah. Saat itu aku hanya ingat diriku sendiri dan rasa ketakutan yang luar biasa kepada Allah.Ditambah lagi aku sedang sendirian tak ada teman. Bisa dibayangkan seperti apa panikku waktu itu. Tapi justru aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa pasrah.

Dalam kondisi seperti itu, kurasakan sedotan bumi pada kedua kakiku makin lama makin kendor. Juga rasa semutan hebat yang tadi kurasakan makin lama kian berkurang dan akhirnya hilang sama sekali.


Aku terkesima ketika kakiku bisa kulangkahkan kembali.Serta merta aku sujud syukur dalam rasa yang campur aduk,antara syukur,bingung,takut, takjub, subhanallah ternyata aku masih hidup ! dan tak kurang suatu apa.


Setelah sujud syukur aku mengambil segelas air putih untuk kuminum. Aku berjalan kembali keruang tamu dimana sebelum ke dapur aku tadi duduk. Aku merenungi kejadian hebat yang baru saja kualami, sambil menunggu suami dan putriku pulang.


Alhamdulillah terdengar kreyat kreyot suara sepeda suamiku, berarti mereka berdua sudah pulang. 


“Assalamu’alaikuum”…terdengar salam Adin dari depan pintu. 


Aku tak kuasa berdiri untuk membukakan pintu seperti biasanya.Kakiku sangat lemas untuk beranjak. Kulihat Adin dan suamiku basah kuyup. Kasihan sekali.Tapi Alhamdulillah mereka sudah kembali kerumah dengan selamat tidak kurang suatu apa.

Adin lalu mencium punggung tanganku seperti biasa setiap mau pergi dan kembali kerumah, hal itu selalu dilakukannya tak pernah lupa.


Aku sangat bersyukur mempunyai  putri yang salih..


”Umi kenapa?” tanyanya melihat aku lemas. Sebab tidak biasanya aku seperti ini. Setiap dia pulang dari sekolah aku selalu menyambutnya dengan memberondong  bertubi-tubi pertanyaan kepadanya. Gimana tadi sekolahnya? Ada ulangan tidak? Bisa kerjakan tidak? 


Kali ini aku tertunduk lemah dan lesu.


 “Tidak apa-apa Dik” jawabku asal saja.


”Sudah mandi sekalian sana!  ganti baju dan rambutnya dikeringkan biar tidak masuk angin” ujarku kemudian. 


“Ya Mi” jawab Adin.


Suamiku langsung kebelakang, ke dapur untuk meletakkan mantel dan payung yang basah kuyup. 


“Lho lha ini perkakas memasak kok berhamburan semua dilantai, ini kenapa Mi?” tanyanya dari arah dapur. Suamiku mendekatiku keruang tamu. Lalu kuceritakan segala kejadian yang baru saja kualami. 


“Ya Allaaaah”  Sahut Adin dan suamiku bersamaan.


”Kok bisa sih?” Lagi-lagi Adin dan suamiku bertanya yang sama, kompak sekali seperti diatur. 


“Alhamdulillah Umi tidak apa-apa ya Mi, alhamdulillaaah” kata Adin sambil menengadahkan kedua tangannya keatas bersyukur sekali kepada Allah atas keselamatanku masih diijinkan hidup walau tersambar petir !


Sampai sekarang aku tak habis pikir bila mengingat kejadian itu kembali. Bagaimana mungkin aku masih bisa hidup sesudah disambar petir.


Aku takjub pada kebesaran Allah dan kasih sayangNya. Subhanallah…Allahu Akbar. Terima kasih Ya Tuhanku atas Ridho yang Engkau berikan kepadaku, kepada kami sekeluarga.


Telah Engkau lindungi dan selamatkan aku dari musibah yang sangat mengerikan ini Ya Tuhanku. Masih Engkau ijinkan aku untuk hidup dan bertobat. Semoga dalam hidupku yang baru ini aku bisa lebih bersyukur dalam menghamba kepadaMu Ya Allah. 

Sampai sekarang ini, aku masih sangat trauma bila hujan lebat dan mendengar suara petir ! Astaghfirullah..

Semoga bisa diambil hikmahnya.

Salam kasih,
By niniekSS

Bertemu "Khidir" Yang Kedua

Pagi itu,

Seperti biasanya, sehabis shalat tahajjud aku tidur sebentar, lalu bangun lagi untuk shalat fajar sebelum subuh..

Mas Toto suamiku belum selesai dzikirnya. 

Alhamdulillah aku sudah selesai shalat subuh, ketika diluar kudengar ada yang assalamu’alaikum. Suara seorang laki-laki. Kujawab salamnya. Heran sepagi ini sudah ada tamu yang datang. Karena suaranya dari arah warung, kupikir ia seseorang yang mau membeli sesuatu di pagi buta di warungku.

Aku berjalan tergopoh-gopoh kearah warung.

Sebenarnya tak layak disebut sebuah warung, karena adanya hanya beberapa kilogram gula pasir, beberapa bungkus teh celup sariwangi, beberapa batang sabun mandi, dan semuanya hanya beberapa.

Daripada tak ada kegiatan, kebutuhan rumah tangga untuk sehari-hari itu aku tata di etalase bekas, dan aku letakkan di warung, yang terletak diruangan sebelah kiri rumah. 

Kebetulan rumah kontrakan kami di sebelahnya ada warungnya, ya sudah aku tata saja disana, kalau ada tetangga yang membutuhkannya, bisa kujual.

Tapi ya ada saja yang membeli. Aku tak berniat membuka warung karena tak punya modal, dan lagi aku tidak telaten usaha warung. Aku lebih suka melayani pelanggan jamuku, orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan.

“Assalamu’alaikum…”.Salam itu kembali terdengar.

”Wa’alaikumussalam…” balasku. Mungkin tadi balas salamku tak kedengaran oleh tamu itu. Kubuka pintu warung yang terbuat dari lembaran papan yang dijajar.

“Oh Bapak…kok pagi-pagi sudah ke warung pak, apa yang bisa saya bantu..?” Tanyaku kepada tamu itu. Seorang peminta-minta tua, lusuh memakai tongkat dan tanpa alas kaki. Mengenakan sarung kumal dan baju putih lengan panjang yang sudah lusuh pula. Sikapnya sangat santun dan kilatan matanya bagai pedang, namun amat teduh. Aku terkesima, tapi tak mampu menduga-duga siapakah gerangan bapak ini. Sepertinya bukan tetanggaku.

“Bu maafkan saya, pagi-pagi telah mengganggu…saya kehausan Bu, kalau boleh mau minta minum teh manis yang hangat, tenggorokan saya sangat kering Bu, tadi mau minta diwarung sana tidak diberi…” Katanya.

“Oh boleh Pak, silahkan, tidak apa-apa Pak, sebentar ya Pak saya buatkan..” Kataku ikhlas.

“Tapi silahkan masuk Pak, duduk dulu” kupersilahkan bapak tua itu masuk sebelum aku membuatkan minuman untuknya.

”Terima kasih Bu, saya diluar saja”katanya, sambil langsung duduk di bangku panjang yang sengaja ku letakkan di depan warung untuk duduk orang-orang yang pada belanja diwarungku.

Tak lama kemudian segelas teh manis panas sudah kuhidangkan.Sepertinya bapak tua itu sangat menikmati teh buatanku.

”Terima kasih sekali ya Bu tehnya, enak..” katanya memuji.

“Alhamdulillah Pak, sama-sama, saya juga terima kasih bapak mau minum teh saya.” jawabku.

Kulihat sebentar saja gelasnya sudah kosong, rupanya bapak tua itu benar-benar haus. Tapi disini ada yang sangat aneh ! Bapak itu minum teh panas sepertinya tidak merasa panasnya. Langsung ditenggaknya air teh panas itu seperti layaknya minum air dingin saja.

Dalam hati aku mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah, pagi-pagi buta sudah memberiku kesempatan untuk berbuat kebaikan kepada seseorang.

Tiba-tiba bapak tua itu menyodorkan gelas kosong itu kepadaku sambil ujarnya : “Bu, maaf, boleh minta lagi tehnya tidak? Saya masih haus Bu..”

“Oh boleh-boleh, sebentar ya pak, saya buatkan tehnya lagi” lalu kusodorkan teh yang ke dua. 

Eh bapak itu dengan santainya bilang :”Bu, maaf, apakah teh ini tidak ada temannya?”.

”Maksud Bapak?” tanyaku kemudian kurang mengerti maksudnya.

“Barangkali ibu punya sarapan Bu, saya lapar sekali..” 

“Wah maaf sekali Pak saya baru mau nanak nasi. Kalau bapak mau, ada tuh kue pia, tapi maaf sekali kalau nasi memang belum ada pak”jawabku jujur.
Aku merasa sangat kecewa tidak dapat memberi bapak itu nasi yang diminta.

 “Yah pia juga tidak apa-apa Bu, Alhamdulillah…” kata bapak itu kemudian.

Lalu kuambil kue pia yang tinggal sisa 3 biji yang ada di warung. Dilahapnya hingga habis oleh Bapak itu, malah masih minta tambah minum lagi, jadi habis tiga gelas.

Aku terheran-heran dengan bapak tua itu, yang begitu lahap menghabiskan tiga pia besar dan tiga gelas teh dalam sekejab mata ha ha...

“Bu, Alhamdulillah saya sudah kenyang, ini semua habisnya berapa Bu?”

Saya kaget ketika bapak tua itu bertanya bergitu. “Lho saya memberi  ikhlas kok pak, jadi tak usah bayar, malah saya bersyukur pagi-pagi bapak sudah memberi saya kesempatan beramal” balasku tulus.

“Alhamdulillah kalau begitu Bu, tapi kalau saya harus membayar, sayapun tak punya uang, saya hanya punya handuk ini satu-satunya kalau ibu mau..” berkata begitu bapak itu sambil melepas handuk kumuh yang dikalungkannya di lehernya dan diserahkannya kepadaku.

“Melihat handuk kumuh yang diberikannya kepadaku, aku menolaknya dengan halus. “Maaf pak, bukan saya menolak rizki, tapi bapak kan masih hendak meneruskan perjalanan, kalau handuk itu untuk saya, nanti kalau bapak membutuhkan dijalan bagaimana? Jadi sebaiknya handuk itu untuk bapak saja” kilahku.

“Baiklah kalau ibu tidak mau ya tidak apa-apa, lalu sebagai gantinya kalau ibu tidak mau handuk ini, ibu mau minta apa dari saya?” Tanyanya kemudian, namun bapak itu tidak kecewa karena saya menolak pemberiannya.

“Saya tidak minta apa-apa Pak, saya insya Allah ikhlas kok, kalau Bapak mau tolong doakan saya agar selamat dunia akherat saja sekeluarga, dan agar saya selalu mendapat ridhoNya..”

“Wah permintaan ibu luar biasa Bu..insya Allah saya doakan” selesai ia mengatakan itu tiba-tiba saja ia mengusap langit-langit mulutnya, dengan ibu jarinya lalu diusapkan pada sekeliling gelas bekas minumnya dan mulai berdoa dengan mendongakkan kepalanya keatas dan kedua tangannya menengadah keatas.

Doanya memakai bahasa Arab yang aku tidak tahu maknanya, namun banyak shalawatnya (karena aku mengenal beberapa shalawat, jadi aku tahu ketika bapak itu membaca shalawat.)

Yang membuatku terkesiap adalah ketika bapak itu hendak mengusap langit-langit mulutnya, yang lalu diusapkannya ke gelas bekas minumnya tadi, kulihat jempol ibu jari tangannya tidak bertulang ! (konon ini adalah salah satu ciri khas Nabi Khidir As).

Seketika aku jongkok mengamini doanya. Ada satu ucapannya yang hingga kini tak bisa kulupakan adalah : “Orang yang kalau didunianya ringan melakukan kebaikan ya besuk diakheratnya juga digampangkan oleh Allah segala urusannya”. Amiin Ya Robb.

Sebelumnya aku sudah menemukan beberapa keanehan-keanehan yang ada dalam diri bapak itu. Bapak itu mengatakan bahwa rumahnya adalah sebelah selatan desa Ngawu-awu. Padahal Ngawu-awu adalah desa paling selatan di kabupaten Purworejo kotaku. Dan sebelah selatannya sudah laut selatan. Kalau begitu tempat tinggalnya adalah di laut selatan.

Pagi-pagi buta adalah saat yang tidak lazim untuk bertamu.

Minta minum sampai tiga kali.

Berdoa dengan sebelumnya mengusapkan ibu jari tangannya kelangit-langit mulutnya.

Pandangan matanya sangat tajam bagaikan kilatan pedang.

Setelah lama mendoakanku, bapak itu minta pamit padaku, dan berkali-kali mengucapkan terima kasih kepadaku.

Hanya beberapa detik ia pamit, seolah seperti ditelan bumi, dicari kemana-mana tidak ketemu, padahal depan rumah adalah jalan raya dan lapang, jadi seseorang mau kemana bisa dilihat dari rumah.

Bapak itu menghilang tak berbekas. Subhanallah Allah Hu Akbar. Semua wallahu’alam…Semoga ini suatu kebenaran adanya.

Begitulah pertemuanku yang ke-2 dengan Nabi Khidir As.

Kelak beberapa bulan kemudian banyak hal yang terjadi dalam kehidupanku, aneh, dan jelas sekali ada kaitannya dengan kedatangan beliau. Yang semuanya jika dilogika dengan akal pikiran sehat sangat tidak masuk akal. Wallohua’lam bi showab.

Semoga bisa dipetik hikmahnya.

Salam kasih,
NiniekSS

Bertemu "Khidir" Yang Pertama 2

Met jumpa lagi sahabat-sahabat yang saya kasihi dimanapun Anda berada saat ini. Semoga masih senantiasa sehat dan bahagia ya? Amiin...

Tadi siang sampe dimana ya kisahku tentang Khidir yang saya sampaikan kepada anda?

Ufh..agak lupa ni..maklum udah nenek-nenek cu...Oh alhamdulillah sudah ingat lagi sekarang..

Tadi sampai ketika saya membayar becak untuk anak muda yang bareng dalam perjalanan bersama saya dari Lumajang sampai ke Jember ya?

Akhirnya kami berpisah. 

Kami naik becak masing-masing. Dia ke jurusan makam Mbah Kyai Shiddiq, dan saya mau pulang ke Pondok. Pikiran saya masih terus memikirkan pertemuan dengan anak muda yang sangat aneh itu..

Masih terngiang segala apa yang ia sampaikan kepada saya sepanjang perjalanan dari Lumajang tadi. Tentang yang dia katakan  bahwa saya sebelum umur 39 tahun besuk akan banyak didatangi orang yang meminta tolong, bahkan anak muda itupun tadi mengatakan kepada saya bahwa nanti sesampai pondok saya sudah harus menolong orang.

Belum habis keheranan saya terhadap anak muda itu, tiba-tiba saya dikejutkan suara memanggil-manggil : “mbak...mbak...”  Saya reflek menoleh mencari sumber suara yang memanggil-manggil dengan suara yang cukup keras itu. Karena becak yang saya tumpangi baru saja beranjak belum jauh.

Ternyata yang memanggil-manggil itu adalah tukang becak yang dinaiki anak muda yang berbaju putih-putih, dia melambai-lambaikan tangannya. Memberi isyarat agar kami mendekat kearahnya.Becak kamipun berbalik arah mendekati becak yang ditumpangi anak muda berbaju putih tadi.

Setelah dekat...tukang becak yang ditumpangi anak muda itupun bertanya kepadaku :  'Mbak...itu anak muda yang berbaju putih-putih itu siapa to?'

Saya jawab :'Lho memangnya kenapa pak?..' tanyaku penasaran, karena anak muda berbaju putih itu sudah tidak ada dalam becaknya. 

'Hilang tiba-tiba mbak' katanya.

'Lho hilang gimana pak?

''Ya tiba-tiba saja sudah tidak ada dibecak mbak..' 

Kami semua sangat kebingungan, saya katakan saja apa adanya kepada tukang becak yang ditumpangi oleh anak muda berbaju putih tadi, bahwa saya tidak tahu tentang anak muda tadi. 

Saya katakan bahwa kami hanya secara kebetulan satu perjalanan dari Lumajang sampai ke Jember tadi.

'Yah sudahlah tak usah dipikirkan, maaf ya pak ni sudah mau maghrib' kataku kepada tukang becak yang ditumpangi anak muda itu, seraya mengajak tukang becak yang saya tumpangi agar segera mengayuh becaknya mengantar saya pulang ke pondok.

Singkat kata sampailah saya ke pondok. Belum habis keheranan saya memikirkan tentang anak muda yang penuh teka-teki itu tiba-tiba dari arah pondok anak-anak berteriak menyambut kedatangan saya : 'mbak Nien...mbak Nien...' 

'Ada apa?' tanyaku tergopoh-gopoh melihat anak-anak menghampiri saya yang belum turun dari becak. 

'Itu mbak..anak-anak mbak...'

'Anak-anak kenapa?' tanyaku lagi. 

'Anak-anak pada kerasukan setan mbak..'Mendengar laporan anak-anak seperti itu saya sangat terkejut dan bingung.

'Lha ibu dimana? (maksudku ibu Nyai).

'Ibu sedang pergi mbak....'

Wah gawat pikirku.Apa yang mesti kuperbuat kalau begini. Ibu sedang tidak ada ditempat, mana saya sama sekali tidak tahu menahu bagaimana caranya mengusir setan dari tubuh manusia. Trus siapa yang harus saya hubungi karena disitu kami semua jarang kontak dengan laki-laki.

Waktu itu ada delapan anak yang kerasukan setan. Berkelojot-kelojot ditanah sambil mulutnya berteriak-teriak tak karuan, matanya melotot seperti orang yang penuh dosa sedang menghadapi sakaratul maut. 

Dengan setengah takut saya mendekati mereka. Tiba-tiba seperti ada kekuatan dan keberanian yang saya tidak mengerti darimana datangnya serta merta saya pukul tubuh salah satu anak yang kerasukan tadi dengan cukup keras sambil mulut saya berteriak : 'Pergi..ini rumah Alloh..ayo pergi..kalau kamu tidak mau pergi dari sini akan kuhancurkan kamu sekarang juga ! ayo pergi !!!..'

‘Subhanallah...’  tanpa saya sadari dan saya mengerti mengapa, tiba-tiba anak kerasukan yang saya pukul tadi langsung sadar...

'Allohu Akbar...Alhamdulillah..." teriak anak-anak rame gembira melihat temannya sudah sadar.

Seperti reflek, tangan saya langsung diseret sama seorang anak menuju kearah anak yang kerasukan yang lain. Karena mereka tidak berada disatu tempat, tetapi berserakan dimana-mana ditempat yang berbeda. 

Mereka ada didekat kamar masing-masing. Sayapun seperti mendapat ilmu dan pengalaman baru..Satu demi satu ketujuh anak kerasukan yang lain saya coba sembuhkan dengan cara yang sama dengan anak yang pertama kuusir setannya tadi. 

Alhamdulillah...Alloh Maha Besar...

Kedelapan anak tadi lalu bisa sadar semua. Akan tetapi anak yang terakhir saya usir setannya terpaksa harus dirawat kerumah sakit karena dia ternyata menderita lemah jantung.

Dengan lemah lunglai kembalilah saya menuju kekamar pondokan saya.Masih ada waktu untuk mandi sebelum sholat jamaah maghrib. Ibu Nyai belum pulang dari luar kota, sholatpun diimami mbak-mbak yang senior.

Selepas sholat maghrib semestinya ada pengajian rutin. Tetapi saya ijin untuk tidak ikut. Alasan saya capek karena baru saja dari luar kota. Mbak-mbak senior bisa memakluminya dan memberiku ijin tidak ikut ngaji.

Saya berbaring ditempat tidur saya. Tempat tidur kehormatan yang diberikan oleh ibu Nyai kepada saya entahlah atas dasar alasan apa mengapa ibu memperlakukan saya sangat spesial. 

Sejak awal mondok saya tidak diijinkannya untuk tidur dilantai bersama anak-anak yang lain dalam kamar secara rame-rame sebagaimana kamar-kamar pondok yang lain, satu kamar biasanya bisa dihuni sampai 8 sampai 10 orang.

Saya diberinya kamar spesial. Satu kamar hanya untuk saya sendiri.Tempat tidurnya dari besi berukir sederhana, ada kasurnya yang cukup nyaman untuk tidur dan beralas sprei batik warna merah hati yang terpasang waktu pertama kali saya datang. Saya ingat betul itu..

Kamar itu berada dibelakang aula cukup luas, untuk mengaji sekitar 150 orang. Disebelah depan untuk ruang perpustakaan yang tidak dibuka setiap hari, hanya kadang-kadang saja apabila ada anak yang memerlukan literatur untuk pelajarannya. 

Kesannya cukup membuat bulu kuduk berdiri..Pantas waktu pertama kali saya tidur disitu sendirian (satu rumah), paginya saya ditanya sama anak-anak :'Mbak Nien,kok pemberani banget ya? tadi malam bisa tidur ga mbak?..'

'Ya bisalah yauw..memangnya kenapa?' tanyaku kepada anak-anak.

'Gak papa kok mbak...' jawab mereka, ragu-ragu seperti menyembunyikan sesuatu.

'Ada hantunya apa?' tanyaku asal saja kepada mereka.

'Lho kok mbak Nien tahu?' tanya mereka penasaran.

'Tahu apanya, saya ga tahu apa-apa kok, dan semalam saya tidurnya malah nyenyak banget..spreinya dingin..wangi..sepi gak ada yang ngganggu..gimana mau gak bisa tidur?' saya nyerocos memberi penjelasan kepada anak-anak yang mengerumuni saya.

'Ah sudahlah gak usah dibahas sekarang, nanti kita ketinggalan jamaah subuh lagi.                                

Malam itu sepulang dari lumajang saya benar-benar tak bisa tidur..memikirkan anak muda yang saya temui siang tadi. Benar juga apa yang dia katakan. Katanya tadi siang, sepulang saya sampai kepondok saya sudah harus menolong orang. Benar sekali. Belum sampai masuk kamar saya, saya sudah harus menolong anak-anak yang kerasukan setan.

Urusan ini tidak tanggung-tanggung...

Biasanya urusan ngusir setan kan dilakukan oleh seorang Kyai, Ustad atau orang-orang yang memang sudah fasih baca Qur'an.Tetapi tadi, mengapa saya bisa melakukan ini semua.Padahal saya ngaji Qur'an saja Bismillah belumlah khatam.

Ada apa dengan ini semua? Kali ini tubuh saya benar-benar lemah lunglai tidak karuan. Rasanya seperti orang mau jatuh sakit. Setelah sholat isya' sendirian (karena mau melangkahkan kaki untuk menuju ke musholla besar badan terasa sudah tak kuat lagi).

Hari ini benar-benar banyak kejadian aneh yang tidak saya mengerti dan tidak saya sadari. Proses apakah ini?

Paginya saya benar-benar jatuh sakit. Badan panas dingin, mau muntah tak bisa keluar.Tak ada nafsu makan sama sekali. Saya sudah dikeroki sama anak-anak, juga dipijit ala kadarnya. 

Saya tidak minum obat dan tak pergi kedokter.Saya sangat alergi minum obat-obat kimia, jadi walaupun sakit sepanjang masih bisa saya tahan saya emoh kedokter, takut badan saya jadi tong sampah kimia !

Tiba-tiba ada anak pondok yang namanya Nunung..mendekat dan gantian memijit kaki saya. Enak sekali pijatannya. Sepertinya dia punya bakat besar jika mau mengembangkannya nanti, setidaknya untuk keluarga sendiri.Lama dia memijat ada satu jam..sudah berkali-kali kusuruh untuk berhenti,tapi tetap saja jari-jarinya memijit seluruh badan saya.

Tiba-tiba dia punya usul :'Mbak Nien, baiknya mbak Nien urut yang beneran aja mbak.., dibelakang pondok ini ada tukang pijat mbak, besok aku antar ya?
Entah mengapa saya cuma mengangguk menerima tawarannya, tanpa komentar apapun. 

Akhirnya keesokan harinya saya diantarnya kebelakang pondok untuk mencari tukang urut yang dia katakan kemarin.

Habis ashar kami berangkat dari pondok. 

Aneh ! kami sudah ketemu dengan empat tukang pijat..tapi tak satupun yang mau memijat saya..Ada yang beralasan lagi kurang enak badan, ada yang beralasan mau bepergian, dan ada yang terang-terangan bilang kalau tak berani memijat saya.

Saya sudah nyaris putus asa karena rasa badan sudah tidak karu-karuan, saya paksakan jalan kaki untuk mencari tukang urut, e ini sudah ketemu sampai 4 orang kok semuanya tak sanggup memijit saya dengan berbagai alasan.

Tapi Nunung terus memberi semangat kepada saya 'sabar ya mbak...semua ini ujian mbak..jangan kuatir..masih ada satu lagi yang belum kita kunjungi mbak' katanya menghiburku.

'Ah sudah pulang aja lah Nung..aku sudah gak kuat..'

'Tanggung mbak udah sampai sini. Oke begini aja mbak satu kali lagi kita cari ya mbak, nanti kalau yang ini ketemu juga gak mau pijat mbak Nien,ya udah kita pulang'

Akhirnya saya setuju. Kami berjalan lagi menyusuri gang demi gang untuk sampai kerumah tukang pijit yang mau kami kunjungi. 

Sampailah kami disuatu rumah. Sepi.Tak ada siapa-siapa.Tapi pintu depan terbuka lebar. Aneh.

Kami ucapkan salam berkali-kali. Bergantian antara saya dengan Nunung. Tapi tak ada sahutan seperti tak ada orang dirumah itu.

Tiba tiba kami mendengar suara erangan yang datangnya dari kamar depan, dekat dengan pintu utama rumah itu. Tanpa kami sadari kami memberanikan diri untuk memastikan sumber erangan tadi. 

Saya dengan Nunung menuju kekamar depan. Benar..disitu ada seorang ibu yang sedang terbaring sakit. 

Rupanya yang mengerang kesakitan itu adalah ibu tadi. Sebelum masuk kamar saya dan Nunung bersamaan mengucapkan salam lebih dahulu. Ibu itupun menjawab salam kami dengan lirih. Setelah itu ibu tadi mempersilahkan kami agar masuk kekamar.

Legalah perasaan kami, lalu kami masuk kedalam kamar karena sudah mendapat ijin dari tuan rumah.

Dengan hati-hati kutanya apanya yang sakit. Ibu itu mengatakan bahwa sudah lima hari ini dia terbaring tak berdaya dan tidak ada yang merawatnya. Ya Allah, kasihan sekali ibu ini...

Saya tanyakan ibu itu tinggal dengan siapa dirumah itu. Ibu itu mengatakan bahwa ia tinggal dengan anak laki-laki satu-satunya yang masih seumuran anak sma. Saya tanyakan kemana anaknya sekarang? Ibu itu bilang mungkin sedang ke belakang. 

Benar saja....

Dari arah belakang muncul anak laki-laki seumuran anak sma mendekat kearah kami. Kami mengangguk dan menyampaikan tujuan kami kesitu sebenarnya mau minta diurut oleh ibunya. 

Dia bilang : 'Maaf ibu sendiri sedang sakit mbak..mungkin kapan-kapan kalau ibu sudah sembuh'

Naluri menolong saya tiba-tiba muncul ketika melihat ibu yang kesakitan tadi tidak tega. 

'Ibu..apa ibu mau saya tolong sebisa saya' Saya mohon ijin padanya. Ibu itu mengangguk. walau belum tahu apa yang akan saya lakukan.

Coba bu tolong dibuka bajunya ya, saya kerok dulu supaya anginnya keluar..

Lalu saya kerok seluruh badannya. Ya Alloh..merah hitam warnanya, menandakan kalau ini masuk angin yang sudah sangat terlambat.

Terus saya minta tolong anak laki-lakinya agar memarut jahe, bawang merah, dicampur dengan minyak kelapa serta dicampur dengan minyak kayu putih kalau ada. 

Setelah selesai saya kerok, lalu saya urut sebisanya dengan minyak yang dicampur-campur tadi,  pelan pelan sambil saya berdoa semoga Alloh ijinkan ibu itu sembuh dari sakitnya karena kasih sayangNya semata.

Beberapa lama kemudian ibu itu kentut berkali-kali yang baunya minta ampun..

Tapi saya tidak tersinggung dengan bau kentutnya, bahkan saya sangat bersyukur bahwa Alloh sudah berikan tanda-tanda kesembuhan karena racun yang ada dalam perutnya sudah mulai bisa keluar lewat kentutnya.

Benar saja, tak lama berselang setelah berkali-kali kentut, ibu itupun mulai bisa meluruskan kaki, tidak seperti tadi ketika awal saya datang posisinya meringkuk, lutut sampai hampir menekuk keperutnya saking menahan sakit yang katanya luar biasa.

Saya minta air teh manis panas yang tidak kental kepada anaknya. Hal-hal seperti ini adalah penanganan darurat yang biasa saya lakukan jika harus menolong orang yang masuk angin. ( Dikerokin, diurut dengan minyak yang hangat, lalu diberi minuman teh manis yang hangat ).

Lalu saya suapkan kepada ibu itu sesendok demi sesendok sampai tetes yang terakhir.

Subhanallah...setelah segelas teh itu habis...tiba tiba ibu itu kepingin bangun. Saya bilang : 'jangan bu, ibu sebaiknya istirahat dulu'. Dan saya berpesan sebaiknya jangan makan nasi keras dulu, tapi usahakan makan bubur atau nasi lembek..

Saya tanyakan kepada anak laki-lakinya bisa tidak nanak nasi yang lembek? kalau tidak bisa biar untuk makan nanti saya buatkan dipondok.

Anak itu mengangguk.Saya sangat lega.

Tiba-tiba saya melihat ibu itu sudah bangun dan duduk dipinggir tempat tidur, meski masih terlihat lemas, tapi sudah tidak menahan sakit.
Dia lalu menangis, mengucap syukur alhamdulillah dan mengucapkan terima kasih yang sangat kepada kami berdua yang telah menolongnya dari ambang kematian katanya.

Karena waktu sudah sore maka kamipun pamitan dengan membawa segudang kelegaan dan rasa syukur yang sangat kepada Alloh karena telah diijinkanNya untuk menolong orang yang sangat membutuhkan...tanpa terasa saya malah jadi lupa dengan sakit yang saya rasakan sebelumnya. 

Aneh..Saya menjadi segar bugar seperti tidak terjadi apa-apa dengan diri saya seolah olah saya ini tidak sedang sakit.Demam sayapun sirna sudah.
Sampai dipondok anak-anak sudah menunggu..

'Enak ya mbak habis urut?'

'Dah sembuh ya mbak setelah diurut?'

'Alhamdulillah..."

Celoteh anak-anak dengan opininya sendiri-sendiri.

Tiba-tiba Nunung menjawab : 'Apa..wong mbak Nien itu tadi bukannya urut tapi malah ngurut dan nolong ibu dibelakang yang sudah sakaratul maut tahu ndak?'..Anak-anak yang berkerumun itu semua bengong..

Nah itu baru bagian awal dari kisah pertemuan saya yang pertama kali dengan orang ghoib yang pada akhirnya saya yakini sebagai Khidir As, Nabi yang diyakini masih hidup sampai kini oleh sebagian orang termasuk saya,dan diburu oleh orang-orang tertentu untuk bisa bertemu.

Berkah yang saya rasakan hingga kini adalah ya sejak saat itulah apa yang pernah disampaikan oleh beliau kepada saya benar adanya...

Sejak saya bertemu dengan beliau itu sampai sekarang saya harus selalu menolong orang. Padahal saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya punya keyakinan Lahaula wala quwwata ila bilahil 'aliyul 'adziim.

“ Semoga dapat diambil hikmahnya…”
By Niniek SS

Bertemu "Khidir" Yang Pertama 1

Met jumpa lagi sobat, semoga siang ini Anda masih tetep sehat wal'afiat bersama keluarga Anda, dan apabila ada yang sedang sakit saya doakan semoga lekas mendapat kesembuhan dari Alloh SWT,apabila Anda sedang dirundung musibah semoga Anda dapat menerimanya dengan sabar dan tawakkal,dan apabila Anda sedang dirundung sedih semoga Alloh menghibur Anda dengan segala kasih sayangNya. Amin Ya Robbal Alamin.   
Sahabat  yang  saya kasihi dimanapun Anda berada...
 
Ketika saya sedang  menyempurnakan konten dari blog saya www.solusi-sakit-maag.blogspot.com  ini, tiba-tiba saya ingin membagi pengalaman saya ketika saya bertemu dengan ‘sosok ghoib’ yang pada akhirnya saya yakini beliau adalah Nabi Khidir As, yang sering diperbincangkan orang, yang masih menjadi perdebatan pro dan kontra keberadaannya.
 
Keyakinan saya tentu saja berdasarkan riset yang panyang, bertahun-tahun melalui proses pemahaman keimanan dan metafisika yang saya peroleh dalam perjalanan waktu yang saya lalui selama ini.
 
Oh ya...Saya akan senang sekali apabila Anda sering berkunjung ke blog saya www.solusi-sakit-mag.blogspot.com  ini, Anda tidak akan rugi berkunjung kesini karena paling tidak insya Alloh Anda akan selalu 'mendapatkan' doa untuk segala kebaikan Anda setiap harinya..ya setiap hari..
 
Kuteruskan soal Nabi Khidir ya?

Tahun 1992 adalah masa yang paling tidak bisa saya lupakan dalam hidup saya ! karena waktu itu saya merasa didunia ini hanya ada saya dengan Alloh SWT.
 
Bagaimana bisa demikian? Waktu itu saya benar-benar TERBUANG ! Karena waktu itu saya HIJRAH dari agama Kristen kembali ke agama semula saya ISLAM yang agung..
 
Melalui pertolongan Cak Nun (Emha Ainun Najib) akhirnya saya berhasil mondok di Pesantren Putri Zaennab Shidiq Jember...setelah sebelumnya saya diberi sepucuk surat rekomendasi dari Cak Nun untuk menghadap Bapak Kyai Hassan Sahal di Pondok Pesantren Putri Gontor Ponorogo.(Maaf saya lupa deh namanya...)
 
Saya diantar oleh Beliau Pak Kyai Sahal dengan kendaraan kijangnya untuk meninjau 3 pondok pesantren putri yang beliau kelola waktu itu. Satu persatu saya amati dari masing-masing pondok putri yang kami datangi.
 
Saya bingung ketika Pak Kyai Sahal bertanya sepulang dari ketiga tempat itu : Mbak...sampeyan mau milih mondok dimana? Saya sangat bingung untuk menjawabnya karena dari ketiga pondok putri yang saya datangi itu ternyata saya tak mampu menangkap perbedaan maupun kelebihan satu atas yang lainnya.
 
Mana yang harus saya pilih? Apanya? karena ketiganya punya nuansa yang hampir sama saja ! Yah begitulah suasana pondok, dimana mana terkesan sama, kederhanaan dan ketidakteraturan..
 
Rupanya Pak Kyai Sahal yang arif itu mampu menangkap kebingunganku..Tiba-tiba beliau bertanya : “Mbak, sampeyan sudah bisa baca Al Qur'an belum?” Saya menjawab serta merta dengan penuh kejujuran : “Belum pak Kyai” (dengan bahasa jawa yang medhok dan dalam adab yang sangat sopan, saya memang sangat menghormati para ulama yang saya temui, saya sangat takut akan azab Alloh kalau saya sampai berlaku tidak sopan kepada para kekasihNya ).
 
Dengan jawaban saya yang jujur itu, diluar dugaan, sepertinya Pak Kyai sangat kecewa dengan saya karena belum bisa membaca Al Qur'an. Akhirnya sayapun disuruh kembali kepada Cak Nun, dengan pesan, agar belajar baca Al Qur'an dulu kepada Cak Nun nanti kalau sudah bisa membaca Al Qur'an supaya kembali lagi kepada beliau.Dan beliau berjanji insya Allah akan menerima saya sampai akhir hayat saya kelak. Bahagia sekali rasanya, mendengar kesanggupan beliau untung menampung hidup saya, mengingat saya sedang ‘terbuang’ dan hidup tak menentu…
 
Sayapun kembali menemui Cak Nun dan menyampaikan pesan Pak Kyai Sahal apa adanya. Waktu itu Cak Nun bertanya kepadaku begini : 'Sampeyan mau gak nek tak kirim keseluruh Indonesia?’ (maksudnya mungkin kemanapun daerah diseluruh Indonesia yang akan dipilih Cak Nun untuk mengirimku kesana). ‘Saya siap Cak !’ jawabku penuh semangat.
 
Lalu Cak Nun kembali menyuruhku untuk menemui seseorang di daerah Jember, Jawa Timur. Cak Nun membekali saya dengan sepucuk surat dan uang Rp.10.000,- waktu itu untuk transport naik bis sampai ke Jember...

Singkat kata akhirnya sampailah saya ke Jember, dan alhamdulillah berhasil menemui alamat yang ditunjukkan oleh Cak Nun. Dirumah sahabat Cak Nun ini saya ada kurang lebih sebulan, saya belum tahu apa yang harus saya perbuat disana.. Kebetulan sahabat Cak Nun ini orangnya sangat baik, tapi entahlah mengapa selalu menahanku setiap kali aku akan mencari informasi tentang Pondok Pesantren Putri yang kubutuhkan.
 
Akhirnya sayapun nekad. Tanpa sepengetahuannya saya keluar jalan-jalan, memang sengaja hari itu saya mau mencari info tentang pondok pesantren.
Alhamdulillah hari itu juga saya menemukan pondok yang saya cari, ialah Pondok Pesantren Putri Zaennab Shidiq dibilangan pasar Tanjung tempatnya.
Saya mondok disitu ada kurang lebih satu tahun lamanya. Banyak hal yang saya serap dan pelajari disana. (Lain kali saya akan bagikan suka duka berada di pondok pesantren Ya sobat? )
 
Oh ya...Suatu hari...Saya merencanakan akan pergi menemui orangtua dari teman mondok saya, dirumahnya, daerah lumajang.Untuk mengutip premi asuransi. Saya sudah berkunjung sebelumnya, orangtua teman saya tertarik untuk mengambil polis Asuransi melalui saya. ( Waktu itu saya mondok, namun mendapat ijin dari Ibu Nyai Pondok untuk sambil bekerja diluar pondok, saya waktu itu sebagai Agen Asuransi Bumi Putra Jember ).Nah waktupun telah kami tetapkan bersama, kapan pembayaran premi akan dilaksanakan.
 
Waktu yang telah kami tetapkan tiba. Tapi pada hari 'H'nya saya tak punya uang sepeserpun untuk bepergian. Wah dilematis sekali waktu itu. Saya paling tidak suka ingkar janji, tapi gimana dong mau pergi gak ada uang?
Alhamdulillah pagi-pagi sekali setelah turun jamaah sholat subuh, ibu Nyai tiba-tiba menghampiri saya, saya pikir saya punya salah apa, kenapa Ibu Nyai mau menghampiri saya? Gak tahunya saya ditanya : ‘Mbak Nien jadi mau ke lumajang gak?’ (dalam bahasa jawa krama inggil kepada saya).Wah saya juga bingung mau menjawab apa? kalau saya jawab 'jadi' dengan apa saya mau berangkat, uang saja tidak punya? Tapi kalau saya jawab 'tidak' apa alasan saya?
 
Hubungan saya dengan Ibu Nyai dekat sekali karena saya sering memijat ibu apabila ibu kurang enak badan..kata beliau pijatan saya enak sekali (eh narsis sedikit kan ga papa, emang terbukti kok belum sampai selesai setiap kali saya memijat, beliau selalu saja sudah ketiduran he..he..).Dalam kedekatanku ini kami sering saling curhat tentang masalah-masalah yang terjadi diseputar pondok.
 
Karena ditanya saya lama tidak menjawab, maka Ibu Nyai berkata : ‘Mbak,kalau mbak Nien mau pergi tidak punya uang, bisa pakai uang ibu dulu kok, jangan dibatalkan perginya, ini menyangkut janji dan soal rizky jadi baiknya mbak Nien berangkat saja’. Pucuk dicinta ulampun tiba.
 
Akhirnya dengan 'semangat 45' pun berangkatlah saya menuju ke Lumajang rumah teman saya. Sepanjang perjalanan hati saya berbunga-bunga membayangkan komisi yang akan saya terima nanti jika orang tua dari teman saya jadi membayar premi asuransi seperti yang dijanjikan dalam pertemuan sebelumnya.
 
Hampir tiga jam perjalanan dari Jember kerumah teman saya tak saya rasakan. Sesampai dirumah teman saya, saya disambut hangat oleh kedua orangtuanya. Sampailah waktu yang saya tunggu-tunggu. Bapak teman saya memanggil saya untuk membicarakan asuransi. Saya sudah tidak sabar untuk mendengarnya. Saya sudah tidak sabar menunggu Bapak teman saya mengambil uangnya dan menyerahkannya kepada saya sebagai pembayaran preminya.
 
Alangkah kecewanya saya ketika Bapak teman saya meminta maaf bahwa pembayaran preminya terpaksa ditunda karena beliau harus membayar kekurangan dana ONH (Ongkos Naik Haji).Awalnya Bapak teman saya mau berangkat sendiri, tetapi belakangan isterinya mau ikut serta sekalian, jadinya uang yang sedianya mau untuk membayar premi terpaksa ditunda.
 
Saya sangat kecewa sebenarnya, tetapi kekecewaan itu segera saya tepis jauh-jauh. Bukankah naik haji adalah tujuan yang sangat mulia, tujuan yang sangat dirindukan oleh setiap orang muslim, mampu maupun tidak tetap mempunyai kerinduan untuk bisa sampai ke Mekah bukan? Mengapa saya harus egois? harus kecewa? bukankah saya harus mendukungnya siapapun orangnya yang hendak berangkat?
 
Saya pulang dengan lemas. Namun dihadapan orangtua teman saya dan dimuka teman sayapun saya berusaha untuk menutupi kekecewaan saya. Dalam perjalanan pulang keadaannya 180 derajat dari sewaktu berangkat tadi.
Stop sebentar disini sobat....!!!
 
Belum lima menit saya naik angkot..waktu itu saya naik kendaraan L300..dan saya memilih duduk didepan walau sebetulnya dibelakang masih longgar tempat duduknya. Entahlah saya selalu memilih tempat didepan apabila naik kendaraan umum sampai sekarang ! Lha iyalah Yauw..karena kalau didepan kan bisa melihat pemandangan lebih leluasa. Ya kan?
 
Tiba-tiba ada anak muda yang nyetop (menghentikan kendaraan yang saya tumpangi )..Usianya tak lebih 25 tahun kira-kira. Dia memilih duduk disamping saya.. Aneh, sebelum membuka pintu kendaraan dia mengucapkan salam dulu..’Assalamu'alaikum...’ Saya balas salamnya ‘Waalaikumussallam...’ 
 
Pada pertama kali jumpa saya sudah merasa aneh dengan salamnya, karena tidak lazim selama ini, ada orang mau duduk disamping kita dalam kendaraan umum mengucapkan salam lebih dulu.
 
Kesan saya yang lain merasa aneh mengapa memilih tempat disebelah saya, bukan dibelakang? Bukankah dibelakang masih banyak tempat yang masih kosong? Apakah dia sama dengan saya sukanya duduk disebelah depan?
 
Ah pusing amat mikirin dia. Nafsi-nafsi...he..he..
Kesan saya terhadap anak muda itu, kumuh dekil, baunya sangat amis, oh ternyata setelah saya perhatikan mau amis itu berasal dari eksim dikedua punggung tangannya yang membusuk bernanah. Luka itu melingkar sebesar tutup gelas kedua-duanya. Saya mau muntah rasanya...
 
Tiba-tiba saya ingat bahwa Alloh menilai manusia bukan dari tampilan fisiknya, tetapi Alloh melihat dari taqwanya. Astghfirullahaladziim...saya segera istighfar dan sungguh-sungguh mohon ampun kepada Alloh SWT. atas kekhilafan saya ini.
 
Tiba-tiba anak muda ini berkata : 'Mbak sampeyan ini cik kasihan benar..sepanjang hidup sampeyan selalu menderita, tak pernah seneng...tapi tak apalah..nanti sampai di Jember sampeyan gampang kalau mau cari uang banyak. Bahkan sampeyan sebelum umur 39 tahun sudah harus menolong orang. Sampeyan nanti bakal didatangi banyak orang, bahkan sampeyan sepulang ke pondok nanti sudah harus menolong orang' katanya.
 
Saya menjawab ngeyel semaunya : ' Wealah..sampeyan ini baru aja kenal dengan saya kok sudah meramal yang bukan-bukan to mas? memangnya sampeyan ini tukang ramal ya?’ (walau dalam hati saya jujur aja sangat takjub atas semua apa yang disampaikan kepada saya, karena semuanya benar,tak ada satupun yang salah).
 
‘Benar mbak. Semua yang saya sampaikan kepada sampeyan adalah sebuah kebenaran..jadi percayalah sama saya..’ katanya kepada saya.
 
Oh ya saya lalu bertanya kepadanya :'Mas, sampeyan rumahnya mana? apa ditempat  tadi yang sampeyan nyetop kendaraan ini ya?’ Saya penasaran. Dia menjawab :'Oh bukan.Saya akrab dengan semua penghuni lautan mbak..Saya bertanya lagi makin penasaran :'Oh..sampeyan nelayan ya?" Dia tersenyum dan menjawab lagi : 'Bukan mbak...saya ini mengenal seluruh penghuni lautan satu persatu dan saya akrab dengan semuanya...'
 
Ah saya pusing mendengarkan uraiannya. Saya waktu itu belum mengetahui bahwa Khidir adalah seorang nabi yang akrab dengan seluruh penghuni lautan karena memang hidup beliau adalah konon di tepi laut.
 
Saya lalu bilang :'O sampeyan ini manusia dari planet mars apa? kok aneh-aneh saja yang sampeyan katakan.'Tidak mbak..saya manusia biasa, tapi saya suka menolong orang yang menderita seperti sampeyan ini' katanya kepada saya.
 
Dia lalu mengatakan kepada saya bahwa didunia ini ada ilmu cahaya...ilmu jalan lurus...dan ilmu tentang air....dan kemudian mengajarkannya kepadaku di sepanjang perjalanan bersamanya.
 
Dia bilang lagi...Sampeyan akan bisa menguasai ilmu-ilmu ini, asal sampeyan tetap bisa mempertahankan keimanan yang sampeyan punyai sekarang ini, dan sekali-kali janganlah kita meninggalkan sholat…!!! pesannya.
 
Dia menyampaikan nasehatnya itu dengan penuh penekanan ketika mengatakan kata ‘sholat’. Bulu kuduk saya berdiri ketika menulis ini ingat akan peristiwa itu.
Lanjut Ya Sobat…?
 
Tiba-tiba terdengar suara kenek :'Arisan...arisan!..' Maksudnya dia meminta ongkos. Langsung saya berikan uang kepada kenek itu sambil bilang :'Dua mas'..Kenek itu bertanya :'dua dengan siapa mbak?' Saya menjawab :'Ya dengan masnya ini to yang duduk disamping saya ini, sambil tangan saya menunjuk kearah anak muda yang ada disamping saya.
 
Kenek itu seperti bengong, dan saya hanya harus membayar untuk satu orang. Anak muda itu tidak ditarik bayaran, alias gratis. Lalu anak muda itu bertanya kepada saya : 'Mbak sampeyan itu mbayarin siapa?' Saya bilang : 'Ya mbayarin sampeyan itu to? kasihan, sepertinya tidak bawa uang ya? saya menjawabnya sambil bercanda. Anak muda itu berkata kembali :'Mbak..mbak..saya ini mau ke Mekah sehari tujuh kali gak bakal saya ditarik bayaran.' Rupanya anak muda itu tidak terlihat oleh siapapun kecuali yang dia kehendaki.Wallohua’lam.
 
Setelah itu sayapun mulai berhati-hati dan menempatkan diri.Sayapun mulai bertanya-tanya tentang siapakah sebenarnya anak muda itu?
 
Dari rumah teman saya sampai ke Jember naik kendaraannya berganti empat kali. Sampai ke terminal Tawang Alun Jember anak muda itu terus membuntuti saya, sampai saya gak enak sendiri punya maksud apa sebenarnya anak muda ini terhadap diri saya.
 
Ketika berada diterminal Tawang Alun, anak muda itu turun dari kendaraan yang kami tumpangi, saya mengikuti dibelakangnya untuk turun juga. Dia bilang : 'Mbak..tunggu saya disini ya? sampeyan jangan kemana-mana. tolong tunggulah saya disini sebentar, saya mau kekamar kecil, sebentar saja'
 
Saya seperti kena hipnotis waktu itu, seolah tak berdaya untuk menolak permintaannya.Ketika dia pergi menuju kekamar kecil, sayapun duduk dikursi tempat tunggu para penumpang bus. Mata saya mengikuti kearah perginya anak muda itu. Dia saya lihat memang masuk kesalah satu kamar kecil yang ada disitu. Mata saya sekejabpun tidak lepas dari kamar kecil itu.
 
Tiba-tiba ada seorang pemuda yang berpakaian putih-putih keluar dari kamar kecil dimana anak muda tadi masuk. Dan pemuda yang berpakaian putih-putih itupun langkahnya jelas menghampiri saya, wajahnya bersinar cemerlang, dari arah beberapa meter sudah tercium wangi aroma dirinya..Wangi yang belum pernah kukenali sebelumnya..dan sepertinya wangi yang begitu asing didunia.
Saya berdiri gemetar menyambut kehadirannya. Wajahnya memang mirip dengan anak muda kumal yang sepanjang Lumajang Jember bersama satu kendaraan dengan saya tadi.Tapi nanah dikedua punggung tangannya sudah tidak ada, menghilang kemanakah gerangan?
 
Dia seperti memahami keterpanaan saya..Dia langsung mengajak saya untuk naik angkot yang menuju kejurusan pondok pesantren saya..Kali ini suasananya sudah lain. Saya tidak berani berkata-kata apapun. Ketika sampai dipertigaan jalan yang menuju ke tempat pondok pesantren saya, saya memberinya isyarah agar turun, karena telah sampai. 
 
Dia mengatakan bahwa tujuannya hendak ziarah kemakam Kyai Shidiq, Ulama 
Sepuh Jember yang sangat kesohor.Sayapun memanggil dua becak, maksudnya satu untuk saya naiki,dan satunya lagi untuk mengantar anak muda itu ke makam Kyai Shidiq.Karena yang memanggil becak itu saya, maka saya bayar becak yang dia tumpangi.
 
Waktu itu pak becaknya meminta ongkos 300 perak. Saya masih ingat betul waktu itu uang saya 500 an, ketika kembalian yang 200 itu saya terima, dimintanya sama anak muda itu sembari berkata ;'Mbak, saya minta ikhlasnya kembalian ini ya? ini bukan untuk saya tapi untuk sampean.Agar saya bisa selalu mendoakan sampeyan sampai kapanpun dan dimanapun sampeyan berada’.
 
Oke saya putus sampai disini dulu ya sobat? cerita saya belum usai nih tunggu lanjutannya besuk ya? Lebih seruu lho...

By Niniek SS
Back To Top